Hal Penting Tentang Feses Pertama Bayi atau Mekonium Yang Harus Anda Tahu
Beberapa hari setelah lahir bayi melepaskan feses pertama yang disebut mekonium. Teksturnya pekat dengan warna hijau atau hitam. Mekonium merupakan kotoran yang diproduksi di usus bayi selama kehamilan.
Kadang bayi melepas mekonium sebelum atau selama persalinan. Bila ketuban ibu pecah dan mekonium ikut keluar, ini bisa menyebabkan dokter lebih waspada tentang kondisi bayi. Mekonium juga bisa keluar segera setelah lahir, meski bayi belum disusui. Pada kebanyakan bayi, mekonium akan keluar setelah mereka mulai menyusu. Kolostrum yang padat nutrisi memiliki efek laksatif dan membantu bayi melepas feses pertamanya.
Bayi biasanya menelan cairan ketuban sejak usia kehamilan 14 minggu. Cairan ketuban penting untuk perkembangan janin, mengandung lendir, rambut bayi (lanugo), sel usus, empedu, dan air. Cairan ketuban keluar melewati usus kecil bayi yang menyerap air. Kotoran yang tertinggal dilepaskan ke usus besar. Kotoran ini mulai menumpuk, membentuk kandungan yang disebut mekonium.
Ketika bayi sudah cukup umur untuk lahir, mekonium mengisi hampir semua usus bayi. Di beberapa hari pertama setelah lahir, payudara ibu memproduksi kolostrum. Kolostrum memiliki banyak manfaat positif dan memiliki efek laksatif alami, membantu mengeluarkan mekonium dari tubuh bayi. Biasanya ini terjadi dalam 12 jam pertama setelah lahir pada bayi yang cukup umur. Ada kemungkinan gangguan usus bila mekonium tidak keluar dalam 48 jam setelah lahir.
Mekonium sebelum bayi lahir
Bila bayi melepas mekonium sebelum lahir, cairan ketuban terlihat berwarna kehijauan. Bayi juga tertutup oleh mekonium, terutama bila ada banyak vernix (lapisan lilin pada kulit). Bayi kemudian menelan mekonium, tapi ini tidak akan mengakibatkan bahaya. Bayi melepas mekonium sebelum lahir bisa karena sistem pencernaan mereka telah matang. Ada kemungkinan lebih besar bayi melepas mekonium sebelum lahir bila semakin lama mereka melewati tanggal perkiraan lahir. Ini juga bisa disebabkan oleh tekanan tiba-tiba pada tali pusar atau kepala.
Kekurangan oksigen bisa menyebabkan otot sphincter menjadi rileks, membuat mekonium terdorong keluar. Sering kali kepala bayi tertekan di momen akhir kelahiran sehingga akan ada sedikit mekonium keluar ketika tubuhnya terlahir. Air ketuban yang terkena mekonium terjadi pada sekitar 20 persen kelahiran penuh waktu.
Bahaya mekonium
Ketuban yang pecah dan bercampur mekonium tentu membuat khawatir ya Bun. Bila warna air ketuban kehijauan, biasanya ini menjadi indikasi mekonium baru saja terlepas. Warna kecoklatan atau kuning mengindikasikan mekonium terlepas lebih awal. Kecemasan utama pada ketuban yang bercampur mekonium adalah kemungkinan adanya mekonium di paru-paru bayi. Ini dikenal dengan sindrom aspirasi mekonium (meconium aspiration syndrome/MAS).
Sindrom Aspirasi Mekonium
Salah satu masalah mekonium yang mempengaruhi kesehatan bayi adalah aspirasi mekonium. MAS bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah persalinan dan kelahiran ketika bayi menghirup campuran mekonium dan cairan ketuban. Mekonium yang terhirup bisa sebagian atau seluruhnya menghambat jalan udara bayi. Mekonium menjadi terjebak di jalan udara ketika bayi menghembuskan nafas. Mekonium mengiritasi jalan udara bayi dan membuatnya sulit bernafas.
MAS bisa mempengaruhi nafas bayi, termasuk iritan kimia pada jaringan paru-paru, gangguan jalan udara karena sumbat mekonium, infeksi, dan inaktivasi surfaktan oleh mekonium (surfaktan adalah unsur alami yang membantu paru-paru melebar dengan tepat).
Keparahan MAS bergantung pada jumlah mekonium yang bayi hirup serta kondisi seperti infeksi dalam rahim atau postmaturity (bayi melewati tanggal perkiraan kelahiran atau usia kandungan lebih dari 40 minggu). Umumnya, semakin banyak mekonium dihirup bayi, akan semakin serius kondisinya. Meski 6 hingga 25 persen bayi baru lahir memiliki cairan ketuban yang bercampur mekonium, hanya sekitar 11 persen yang mengalami MAS.
Penyebab MAS
Sebelum bayi lahir, cairan biasanya hanya bergerak masuk dan keluar melalui trakea (bagian atas jalan udara). Mekonium bisa terhirup ke paru-paru bila bayi terengah-engah ketika masih di rahim atau selama nafas awal setelah lahir. Ini biasanya terjadi karena masalah seperti infeksi atau tekanan tali pusar yang membuat bayi sulit mendapat cukup oksigen sebelum lahir.
MAS sering kali berhubungan dengan stres janin. Ini bisa disebabkan oleh masalah pada rahim seperti infeksi atau kesulitan selama kelahiran. Bayi yang stres bisa mengalami hypoxia (penurunan oksigen) yang mengakibatkan aktivitas usus bayi meningkat dan menyebabkan relaksasi pada anal sphincter (katup otot yang mengontrol aliran feses keluar dari anus). Relaksasi ini lalu menggerakkan mekonium ke cairan ketuban yang menyelimuti bayi.
Tapi mekonium selama persalinan dan kelahiran tidak selalu terkait dengan stres janin. Kadang, bayi yang tidak stres selama persalinan melepas mekonium sebelum lahir. Meski begitu, bayi yang menghirup mekonium bisa mengalami MAS.
Faktor risiko lain untuk MAS mencakup:
Usia kandungan melewati tanggal perkiraan lahir
Proses kelahiran yang panjang dan sulit
Komplikasi tali pusar
Ibu yang perokok berat atau memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit pernafasan kronis, atau kardiovaskuler
Pertumbuhan intraurine yang buruk.
Tanda dan gejala MAS
Sebelum atau saat lahir, dokter kemungkinan akan memonitor gejala MAS:
Detak jantung rendah pada bayi sebelum lahir
Mekonium atau lapisan atau noda hijau gelap di cairan ketuban
Masalah dengan pernafasan, termasuk bernafas cepat (tachypnea), kesulitan bernafas, atau suspensi nafas
Perubahan warna kulit bayi, baik biru atau hijau
Postmaturity (tanda kalau bayi melewati perkiraan lahir, seperti kuku yang panjang)
Nilai Apgar rendah.
Bila bayi dicurigai menelan mekonium, penanganan akan mulai dilakukan selama kelahiran. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, dokter akan memasukkan alat laryngoscope ke trakea untuk mengangkat mekonium. Dokter juga akan mendengarkan paru-paru bayi untuk memeriksa suara yang umum pada MAS.
Dokter mungkin memerintahkan tes seperti tes darah yang membantu menentukan apakah bayi mendapat cukup oksigen dan sinar X yang bisa menunjukkan garis pada paru-paru yang biasa ditemukan pada bayi dengan MAS.
Penanganan MAS
Bila bayi baru lahir menelan mekonium tapi aktif dan memiliki detak jantung kuat (>100 bpm), tim dokter bisa mengawasi gejala MAS bayi seperti peningkatan tingkat respirasi, dengkuran atau cyanosis yang biasa muncul dalam 24 jam pertama.
Pada bayi baru lahir yang menghirup mekonium dan tidak sangat aktif, memiliki detak jantung lebih rendah (<100 bpm), yang dilakukan dokter adalah membersihkan jalan udara untuk menurunkan jumlah mekonium yang bayi hirup. Ini dilakukan dengan menggunakan selang endotracheal (selang plastik yang ditempatkan di saluran nafas bayi melalui mulut atau hidung) dan melakukan penghisapan ketika selang perlahan diangkat. Dokter akan terus mencoba membersihkan jalan udara hingga tidak ada lagi mekonium di cairan yang terhisap selang.
Kebanyakan bayi dengan MAS membaik dalam beberapa hari atau minggu, bergantung keparahan aspirasi. Meski nafas cepat bayi bisa berlanjut selama berhari-hari setelah lahir, biasanya tidak terjadi kerusakan paru-paru permanen. Tapi beberapa penelitian menyatakan bayi yang lahir dengan MAS memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit jalan udara reaktif (seperti asma yang mempersempit jalan udara dan bisa menyebabkan nafas berbunyi, batuk, serta nafas pendek).
(Ismawati)