Ibupedia

Hindari 10 Hal Ini Setelah Operasi Caesar

Hindari 10 Hal Ini Setelah Operasi Caesar
Hindari 10 Hal Ini Setelah Operasi Caesar

Ibu pasti sudah paham sekali bahwa pada proses c-section atau yang lebih dikenal dengan operasi caesar, dokter kandungan akan melakukan pembedahan pada bagian perut (abdomen), membuka rahim, mengeluarkan janin dan menjahit kembali lapisan-lapisan pada perut.

Jadi wajar sekali jika kita menjalani persalinan caesar, kita butuh waktu lebih lama, sekitar dua sampai tiga bulan, agar luka-luka tersebut pulih. Nah, selama dalam masa pemulihan pasca operasi caesar tersebut, Ibu mesti benar-benar menjaga kesehatan yaa.

Pastikan Ibu mematuhi dan mengikuti arahan dokter kandungan dengan baik, mengingat operasi caesar adalah operasi besar. Simak yuk beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan setelah operasi caesar.

Apa Saja yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Operasi Caesar?

  1. Segera Mandi

    Memang, setelah kita melahirkan, kita akan kedatangan banyak tamu dan keluarga untuk mengucapkan selamat atau membawakan hadiah untuk kehadiran si kecil, mungkin, Ibu bakal merasa ‘tidak enak’, jika tidak mandi sebelum bertemu dengan mereka. Namun, Bu, mandi setelah operasi caesar itu ada aturannya, loh.

    Jangan segera mandi, sampai diizinkan oleh dokter, ya, Bu. Biasanya, Ibu baru boleh mandi dua puluh empat jam setelahnya, atau, tergantung dari kondisi luka jahitan Ibu. Ibu bisa mandi dengan air hangat, dan Ibu perlu tanyakan juga ke dokter, apakah air boleh mengenai luka Ibu atau tidak.

    Ketika membersihkan luka, lakukan dengan lembut dan perlahan, jangan digosok dan biasanya Ibu tidak perlu menggunakan sabun. Alternatifnya, Ibu bisa tanyakan ke perawat atau dokter apakah boleh untuk menggunakan waslap basah saat membersihkan bagian luka.

  2. Jangan Melakukan Hubungan Intim 

    Ibu dilarang melakukan kegiatan seks selama beberapa waktu, lamanya tergantung dari proses penyembuhan, yaitu sekitar beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. 

    Seks setelah melahirkan adalah salah satu pertanyaan paling sering ditanyakan oleh banyak pasangan. Rata-rata, pasangan boleh melakukan kegiatan seks kembali setelah enam minggu setelah persalinan. Biasanya, seks paska melahirkan akan terasa lebih kurang nyaman dan mengkhawatirkan, terutama bagi ibu-ibu yang melahirkan secara normal, mengingat banyaknya jaringan yang robek ketika proses melahirkan. 

    Amat disarankan untuk pasangan melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum kembali berhubungan intim. Jika kita berhubungan intim sebelum waktu yang dianjurkan oleh dokter, ini bisa saja mengganggu proses penyembuhan luka, membuat risiko terjadi infeksi makin besar, berisiko memicu pembekuan darah atau luka kembali robek. Intinya, sebisa mungkin tunda hubungan intim sesuai saran dokter untuk menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi pada bekas luka.

    Ada beberapa hal yang mungkin bakal Ibu rasakan terkait seks paska melahirkan, di antaranya, vagina terasa kering, yang disebabkan oleh hormon. Jika tetap memaksakan berhubungan, maka bisa menyebabkan nyeri, untuk mengatasinya, Ibu bisa menggunakan lubricant. 

    Ibu juga mungkin akan merasa tidak bergairah yang biasanya disebabkan karena kelelahan dalam merawat bayi dan akibat perubahan hormon selama proses menyusui. Ya, proses menyusui ternyata dapat menurunkan hormon estrogen, yang bisa menyebabkan libido ikut menurun lho.

  3. Bergerak ‘Semaunya’

    Maksudnya, selama belum diperbolehkan dokter kandungan, Ibu mesti beristirahat dulu di tempat tidur. Biasanya setelah persalinan caesar, akan ada alat pemantau kesehatan dan kateter yang akan dipasang.

    Setelah peralatan ini dilepas, barulah Ibu bisa sedikit lebih bebas bergerak. Bisa untuk membersihkan badan, dan membiasakan diri untuk berjalan. Jangan melewatkan kesempatan ini ya Bu karena sangat bermanfaat untuk mencegah pembekuan darah (blood clotting) dan menurunkan risiko infeksi. 

    Selain itu, Ibu juga akan diajari untuk berolahraga ringan, seperti olah pernapasan dan menggerakkan kaki di tempat tidur dan gerakan lain untuk membangun kembali otot-otot Ibu. Perlu diingat, di awal ini, Ibu perlu berhati-hati ketika bangun dari tempat tidur dan berjalan, karena biasanya akan merasakan pusing atau sesak napas.

  4. Mengabaikan Pola Makan Sehat

    Dalam beberapa hari pertama setelah menjalani persalinan caesar, Ibu mesti memperhatikan makanan yang Ibu konsumsi.

    Ibu dapat menghindari makanan yang bisa memicu sembelit atau konstipasi. Sembelit, bisa menyebabkan usus Ibu menegang dan membuat Ibu merasa nyeri ketika buang air besar. Sistem pencernaan Ibu membutuhkan waktu untuk berfungsi secara normal kembali lho.

    Apa contoh makanan yang bisa menyebabkan sembelit? Salah satunya adalah Pisang. Memang betul, kita biasanya makan pisang untuk mencegah sembelit, kan? Tapi pisang yang belum matang sempurna, ternyata justru membuat kita sembelit. 

    Jadi, pilih pisang yang sudah matang betul, yaitu yang warnanya kuning dan ada sedikit bintik hitam. Biji-bijian dan produk olahannya, seperti nasi putih dan roti putih. Selain itu, hindari juga makan makanan yang digoreng dan fast food.

    Ibu juga perlu menghindari makanan yang mengandung gas. Adapun contoh makanan yang bisa bikin perut terasa tidak nyaman, misalnya kacang-kacangan, sayuran seperti brokoli, kol, asparagus, minuman manis (soft drink), olahan susu dan makanan yang berlemak atau berminyak.

  5. Jangan Lakukan Aktivitas yang Terlalu Berat

    Untuk sementara waktu, Ibu dilarang untuk melakukan pekerjaan rumah yang terlalu berat, termasuk tidak naik turun tangga. Hal lain yang nggak diperbolehkan adalah membungkuk dan mengangkat sesuatu yang beratnya melebihi berat badan bayi karena ini bisa saja akan mengganggu otot-otot yang baru luka.

    Menggendong bayi sangat diperbolehkan, tapi jika Ibu merasakan nyeri, sebaiknya gunakan cara lain untuk membangun bonding dengan bayi. Bila perlu, mintalah bantuan suami atau keluarga untuk mengangkat bayi dan meletakkannya ke dalam dekapan Ibu.

  6. Jangan Sampai Jatuh Sakit

    Ya, siapa juga, sih, yang mau sakit? Apalagi dalam keadaan memiliki luka besar begini. Kenapa sih nggak boleh sampai sakit? Karena ternyata sakit yang paling ringan seperti flu saja dapat membuat Ibu ‘menderita’ lho. Saat bersin dan batuk, luka Ibu akan terasa sangat nyeri.

    Untuk menghindarinya, sebaiknya jangan berada di dekat orang yang sedang sakit, atau menjauhi alergen. Ada lagi nih Bu yang perlu dihindari sementara waktu setelah persalinan caesar, yaitu tertawa terbahak-bahak. Hihi..

  7. Mengutak-atik Luka

    Duh, mendengarnya saja sudah bikin merinding, ya, Bu. Tapi jangan salah, banyak juga, nih, ibu yang tangannya ‘gatal’ dan suka mengutak-atik luka. Luka sayatan bahkan sebaiknya tidak disentuh dulu, apalagi dikorek-korek. 

    Hal ini bisa membuat luka pasca caesar kita mengalami infeksi lho. Tanda-tanda infeksi pada luka, misalnya perut terasa nyeri, kemerahan atau bengkak di sekitar area luka, dan demam.

    Untuk menghindari infeksi, Ibu bisa meminum obat yang diresepkan oleh dokter secara rutin ya. Selain itu, selalu bersihkan luka dan ganti perbannya juga dengan teratur. Jangan remehkan kebersihan, ya, Bu, karena jika terjadi infeksi, maka bisa menyebar hingga ke lapisan luka yang lebih dalam.

    Sebelum bekas luka caesar mengering, sebaiknya jangan menggunakan lotion atau krim dulu, jangan memakai pakaian ketat dan jangan memegang-megang luka tersebut. Supaya Ibu tetap nyaman dan mudah berganti pakaian, Ibu bisa menggunakan kimono tidur atau daster dengan kancing depan agar mudah menyusui..

    Jika memungkinkan, periksakan kembali bekas luka pasca operasi caesar satu minggu setelah melahirkan, hingga dua minggu setelahnya.

  8. Berolahraga Sebelum Diizinkan

    Siapa, sih, yang nggak ingin berat badannya segera kembali normal atau bentuk tubuhnya kembali ke bentuk sebelum hamil? Nah, kalau mau segera langsing kembali, lebih baik dengan menerapkan pola makan yang sehat.

    Sehat, bukan berarti melakukan pembatasan tertentu, ya, Bu. Selagi belum pulih, Ibu tidak disarankan melakukan olahraga tertentu, terutama yang ada hubungannya dengan area perut. Setelah Ibu merasa nyaman, silakan berkonsultasi dengan dokter, apa olahraga yang sesuai untuk Ibu.

    Ada beberapa pertimbangan untuk berolahraga kembali setelah operasi caesar, di antaranya, melihat berat badan sebelum kehamilan, kegiatan selama mengandung, komplikasi yang mungkin terjadi pasca melahirkan dan apa yang dialami selagi proses melahirkan.
     Jika Ibu terbiasa berolahraga sebelum dan selagi mengandung, maka Ibu bisa memulai olahraga kembali secepatnya, pastinya, setelah luka Ibu sembuh dan dinyatakan aman oleh dokter. Sebaliknya, jika Ibu sebelumnya jarang berolahraga, maka Ibu perlu menunggu waktu lebih lama.

    Pastinya, gerakan senam dimulai dengan yang paling ringan dulu, dan dengan durasi yang singkat. Misalnya, Ibu bisa melakukan senam kegel, low impact yoga atau sekadar jalan santai sambil membawa bayi di stroller-nya. Ibu juga bisa berenang karena ini merupakan salah satu jenis olahraga yang baik untuk membantu mengurangi berat badan dan low impact. Namun Ibu mesti memastikan luka Ibu sudah benar-benar sembuh, terutama luka operasi caesar. 

    Setelah melahirkan, otot, tulang dan tubuh Ibu dalam posisi yang lemah dan bisa jadi tidak terkoordinasi dengan baik. Maka dari itu, jika melakukan gerakan olahraga yang salah, bisa-bisa Ibu terjatuh dan cedera. Sebaiknya, Ibu menghindari jenis olahraga dan gerakan yang high impact dan yang terkait dengan area perut. 

  9. Berpikiran Negatif

    Orang bilang, ‘stres adalah awal dari segala penyakit’, mungkin kalimat tersebut ada benarnya, Bu. Ada banyak bentuk dari berpikiran negatif dalam masa ini, misalnya, Ibu merasa mengapa luka sayatan paska operasi, lambat sembuh atau Ibu merasa tubuh Ibu lambat pulih.

    Pikiran negatif lainnya yang sering menghantui adalah penyesalan kenapa tidak bisa melahirkan secara normal atau tanpa melalui operasi dan merasa kesakitan saat mesti mengasuh bayi.  Tenangkan diri ya Bu, selalu ingat dan yakinkan diri sendiri, apapun cara persalinannya, Ibu tetaplah ibu terbaik untuk si kecil.

  10. Mengabaikan Rasa Sakit

    Jika Ibu merasa kesakitan, boleh, kok, meminum obat-obatan, asalkan sesuai dengan anjuran dokter, apalagi jika Ibu memberikan ASI pada bayi. Selain itu, rasa nyeri yang muncul juga sesekali mesti dicek, karena dikhawatirkan itu muncul akibat infeksi atau hal lainnya pada bekas luka operasi.

Hal yang Bisa Ibu Lakukan untuk Membantu Pemulihan Setelah Caesar

Lalu apa saja nih hal-hal yang sebaiknya kita lakukan untuk membantu pemulihan pasca persalinan caesar? Simak yuk penjelasannya.

  1. Perbanyak Istirahat

    Ibu yang baru melahirkan sangat disarankan untuk beristirahat dan tidur sesering mungkin. Selain untuk mengembalikan stamina, istirahat yang baik juga membantu memulihkan luka. 

    Usahakan juga untuk ikut tidur selagi bayi tidur ya Bu. Jika perlu, minta bantuan seseorang untuk menjaga bayi jika Ibu benar-benar butuh istirahat.

  2. Mengutamakan Asupan Bernutrisi 

    Nutrisi yang baik amat diperlukan dalam masa pemulihan setelah operasi caesar, dan nutrisi ini bakal memberi Ibu energi. Untuk membuat Ibu terbiasa, maka mulailah pola makan sehat semenjak Ibu mengandung. Contohnya, memperbanyak asupan protein, vitamin c dan zat besi.

    Protein berperan dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan jaringan baru lho. Vitamin c juga penting untuk mencegah infeksi dan zat besi dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh dan baik untuk hemoglobin. Saat melahirkan, tubuh Ibu kehilangan zat besi bersamaan dengan keluarnya darah. Itulah kenapa kita juga memerlukan cukup zat besi.

    Contoh sumber protein yang bisa dikonsumsi, misalnya daging unggas dan ikan, telur, olahan kedelai (susu kedelai atau tahu dan tempe), contoh lainnya adalah telur. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin C, Ibu bisa memperbanyak buah-buahan jenis sitrus seperti jeruk atau lemon. Pilihan lainnya adalah kiwi, melon oranye (cantaloupe) atau stroberi. Untuk pilihan yang lebih terjangkau, contohnya buah pepaya atau jambu biji merah.

    Sedangkan contoh sumber makanan yang kaya akan zat besi adalah bayam dan sayuran hijau lainnya. Untuk sumber protein dari hewan, misalnya hati, telur, ikan dan unggas. Sumber protein dari hewan ini lebih mudah dicerna oleh tubuh. Sedangkan untuk kebutuhan karbohidrat, Ibu bisa mengganti nasi biasa dengan beras merah.

  3. Jalan Santai

    Yuk, Bu, ajak si Kecil jalan-jalan di sekitar rumah, atau untuk sekadar menikmati ‘me time’. Ingat, kan, Ibu belum boleh melakukan olahraga? Nah, jalan-jalan santai ini baik, loh, untuk memulihkan kesehatan Ibu. 

    Selain agar tidak terjadi pembekuan darah atau kaki bengkak, jalan-jalan santai juga bermanfaat untuk menyegarkan pikiran.

  4. Atur Tata Letak Kebutuhan Sehari-hari

    Misalnya, kumpulkan kebutuhan pembalut, pakaian dan obat-obatan (perawatan luka) di satu tempat yang mudah Ibu jangkau. Minta bantuan untuk menyiapkan air minum atau makanan di dekat tempat istirahat Ibu.

  5. Jaga Daya Tahan Tubuh Anak yang Lahir Caesar

    Tahukah Ibu, ternyata tantangan pasca persalinan caesar tidak hanya dirasakan oleh Ibu, tapi juga si kecil. Anak yang dilahirkan melalui proses persalinan caesar tidak terpapar mikrobiota floral yang terdapat pada jalan lahir vagina.

    Nah, kurangnya paparan mikrobiota floral tersebut dapat membuat kekebalan tubuh si kecil jadi lebih rentan. Itulah kenapa peran ASI sangat penting menjaga kekebalan tubuh si kecil.

    Ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan si kecil. Jika mengalami kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi pada konselor laktasi ya buat membantu proses awal menyusui. Pemberian ASI berperan penting lho untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota pada tubuh si kecil sehingga daya tahan tubuhnya meningkat.

    Namun, setelah anak disapih di usia lebih dari 1 tahun, bagaimana kita bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya? Tentu saja, kita harus mengusahakannya dengan memberikan nutrisi lewat makanan dan minuman yang kita siapkan untuk si kecil.

    Memberikan dukungan ekstra untuk meningkatkan imun tubuhnya pun juga penting dengan memberikan Nutrilon Royal Prosyneo 3.

Nutrilon Royal Prosyneo Beri Dukungan Ekstra untuk Anak

Proses persalinan caesar memang membuat si kecil tidak mendapatkan paparan bakteri baik di jalur lahir sehingga imunitas anak lebih rentan. Namun, seperti yang disebutkan tadi, Ibu bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan memberikan ASI.

Kandungan probiotik yang ada di ASI membantu menyeimbangkan kembali bakteri baik pada tubuh si kecil. Keseimbangan ini juga harus selalu dijaga lho meski si kecil sudah tidak lagi mendapatkan ASI. Ibu bisa memberikan nutrisi tepat yang mengandung prebiotik dan probiotik. Nutrilon prosyneo mengandung prebiotik dan probiotik untuk beri dukungan ekstra untuk si Kecil

Nutrilon Royal Prosyneo 3 mengandung prebiotik dan probiotik untuk beri dukungan ekstra untuk si Kecil. Kandungan SYNEO Engine di dalamnya dapat mengoptimalkan daya tahan tubuh anak. SYNEO engine sendiri adalah kombinasi spesial dari FOSGOS B.breve. 

Selain itu, Nutrilon Royal Prosyneo 3 juga mengandung protein terhidrolisa parsial yang lebih mudah dicerna oleh si kecil. Kandungan vitamin C dan E di dalamnya juga mendukung fungsi daya tahan tubuh si kecil.

Tak lupa, diperkaya juga dengan Omega 3 dan 6 yang mendukung daya pikir si kecil. Dengan formula 13  vitamin dan 14 mineral, Nutrilon Royal Prosyneo siap mengoptimalkan pertumbuhan si kecil.

Ibu tak perlu ragu lagi, didukung pengalaman selama 40 tahun penelitian di bidang imunitas, Nutrilon Royal Prosyneo 3 bisa menjadi pilihan tepat Ibu untuk beri dukungan ekstra ke si kecil.

Yuk, tunggu apalagi, #SiapBeriDukunganEkstra untuk daya tahan tubuh si Kecil dengan mengandalkan Nutrilon Royal Prosyneo 3. Ibu bisa membeli Nutrilon Royal Prosyneo 3 di sini atau dapatkan free sampling Nutrilon Royal Prosyneo 3 di sini.

(Editor: Atalya)

Follow Ibupedia Instagram