Ibupedia

Jangan Mengajak Bayi Pergi ke 9 Tempat Ini

Jangan Mengajak Bayi Pergi ke 9 Tempat Ini
Jangan Mengajak Bayi Pergi ke 9 Tempat Ini

Bayi baru lahir sepertinya mudah dibawa-bawa ya Bun? Cukup dudukkan ia di car seat atau bawa di gendongan dan Ibu siap untuk bepergian, bukan? Tidak semudah itu ternyata. Bernegosiasi bahkan untuk hal paling simple, bersama bayi baru lahir yang rewel saat digendong bisa meningkatkan stres ibu. Tapi Ibu kadang harus pergi sama bayi baru lahir, misalnya ketika Ibu harus mengantar kakak ke sekolah, berbelanja bahan makanan, atau saat si kecil perlu dibawa ke dokter anak.

Kapan boleh mengajak bayi baru lahir keluar rumah?

Banyak orang tua merasa cemas ketika harus membawa bayi baru lahir keluar rumah. Bahkan pada beberapa budaya, ibu dan bayi baru lahir harus tetap berada di rumah selama satu bulan atau lebih. Tapi Bun, tidak ada alasan medis yang melarang membawa bayi baru lahir yang sehat keluar rumah.

Udara segar dan perubahan suasana bagus untuk orang segala usia, termasuk bayi baru lahir. Paparan ke orang lain yang bisa menyebabkan bayi baru lahir sakit.

Untuk menghindari bayi baru lahir terpapar bakteri, batasi waktu yang Ibu habiskan di keramaian. Pastikan siapa saja yang ingin menyentuh atau menggendong bayi baru lahir lebih dulu mencuci tangan. Dan hindari siapa pun yang sedang sakit.

Ketika bayi baru lahir bertambah besar, ia akan tertarik dengan apa saja di luar sana, termasuk pemandangan, suara, dan bau. Coba ajak bayi baru lahir bepergian ketika ia tenang. Setelah menyusu dan mengganti popok jadi waktu yang tepat. Ia akan berada di mood yang baik dan cukup rileks bahkan tertidur ketika Ibu mengajaknya keluar rumah.

Bila mengajak bayi baru lahir keluar rumah lebih dari satu jam, pastikan Ibu siap. Sediakan tas bayi baru lahir atau diaper bag beserta keperluannya, termasuk pakaian ganti dan perlengkapan menyusui bila dibutuhkan.

Pakaikan bayi baru lahir pakaian yang tepat bila Ibu akan berada di luar ruangan. Bila cuaca dingin, pastikan menutup kepala, kaki, dan tangannya. Pakaikan lapisan pakaian di jumlah yang sama seperti yang dikenakan orang dewasa, meski Ibu akan menambahkan selimut atau jaket. Dan lindungi bayi baru lahir dari sinar matahari dengan baju tidak tebal serta pelindung sinar matahari.

Waspadai suhu yang ekstrim. Bergantung pada usia bayi baru lahir dan suhu di area Ibu, 20 derajat F (-6 derajat C) bisa terlalu dingin dan 90 derajat F (32 derajat C) bisa terlalu panas untuk bayi baru lahir saat berada di luar ruangan.

Apakah harus menunggu hingga 40 hari sebelum mengajak bayi baru lahir keluar rumah?

Pendapat tentang bayi baru lahir tetap berada di rumah selama beberapa minggu setelah lahir tidak benar. Selama bayi baru lahir di kondisi sehat, mendapat udara segar baik untuk ibu dan bayi baru lahir bila Ibu berhati-hati.

Selain memastikan bayi baru lahir memakai pakaian yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, pastikan juga Ibu menghindari paparan sinar matahari secara langsung. Kulit newborn bisa mudah terbakar dan kerusakan kulit bayi baru lahir bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Ibu bisa gunakan payung untuk melindunginya dari paparan sinar matahari. Dan meski tidak ada yang bisa mencegah bayi baru lahir sakit, coba hindari tempat dengan banyak orang yang menderita sakit.

Tempat yang aman dikunjungi bayi baru lahir

Bersama bayi baru lahir, dunia Ibu terasa jauh lebih kecil, terbatas pada jalan-jalan dengan stroller dan mengunjungi dokter anak. Mungkinkah pergi sama bayi baru lahir ke toko buku atau mengajaknya ke tempat ibadah? Bagaimana bila ia berisik? Bagaimana bila Ibu harus menyusuinya atau mengganti popoknya?

Mungkin sebelumnya Ibu hanya bepergian seorang diri dan si bayi baru lahir bersama ayah di rumah, tapi sebagai permulaan, Ibu bisa pergi sama bayi baru lahir ke tempat-tempat berikut ini:

  1. Supermarket

    Mulailah dengan berbelanja dalam jumlah sedikit bersama bayi baru lahir. Daripada berada di supermarket selama 1 jam lamanya, cukup beli susu, telur, dan jus. Perlahan rasa percaya diri Ibu akan meningkat dan bayi baru lahir terbiasa dengan rutinitas ini. Nantinya, Ibu bisa berbelanja di waktu yang lebih lama, prioritaskan barang yang penting lebih dulu untuk berjaga jika bayi baru lahir mulai rewel dan Ibu harus segera pulang.

    Pagi hari di hari kerja jadi waktu terbaik untuk pergi sama bayi baru lahir ke supermarket karena kemungkinan bayi baru lahir tenang dan supermarket juga tidak ramai oleh pengunjung seperti saat jam pulang kantor atau akhir pekan. Susui bayi baru lahir sebelum masuk ke supermarket, idealnya saat Ibu berada di area parkir.

  2. Restoran

    Makan di restoran bersama teman lama bukan jadi halangan bagi ibu dan bayi baru lahir kecilnya. Ibu bisa beritahukan sebelumnya kalau Ibu akan membawa si bayi baru lahir. Beritahukan juga kalau Ibu mungkin perlu menyusuinya sebelum Ibu makan atau pulang lebih dulu bila bayi baru lahir rewel.

    Tidak semua restoran dan kafe ramah bagi bayi baru lahir. Ibu perlu cari tempat makan yang lapang. Ibu bisa dudukkan bayi baru lahir di meja atau di sebelah Ibu ketika Ibu makan.

    Jangan tunggu hingga jam 1 siang untuk makan siang bersama di restoran, karena tempat makan pasti ramai. Ibu bisa janjian bertemu teman di jam 11.30, ini waktu yang tepat karena bayi baru lahir sudah tidur siang. Atau Ibu bisa ke restoran untuk sarapan bersama.

  3. Tempat ibadah

    Menjadi ibu dari bayi baru lahir bukan berarti melupakan kehidupan spiritual Ibu. Meski di tempat ibadah tidak tersedia ruang menyusui, Ibu masih bisa pergi sama bayi baru lahir untuk beribadah.

    • Tiba sedikit terlambat. Kali ini Ibu tidak perlu datang awal karena Ibu bisa stres ketika berusaha membuat bayi baru lahir tenang selama 15 menit. Datanglah ketika ibadah dimulai.

    • Duduk di sebelah ibu lain, setidaknya ia bisa memaklumi ketika bayi baru lahir Ibu rewel. Atau Ibu bisa duduk di dekat keluarga dengan anak lebih besar. Bayi baru lahir biasanya senang dengan anak yang lebih besar, dan anak yang lebih besar juga senang dengan bayi baru lahir. Pilihan lain, duduk di dekat pintu keluar agar Ibu bisa keluar dengan cepat.

    • Jangan lupa membawa tas berisi keperluan bayi baru lahir seperti baju ganti dan mainan yang tidak berisik.

    • Ibu juga perlu perhatikan ketenangan orang lain yang ada di tempat ibadah, tapi jangan terlalu ambil pusing bila ada orang yang menganggap bayi baru lahir tidak boleh datang ke tempat ibadah.

  4. Ke dokter

    Jangan batalkan jadwal pemeriksaan pasca melahirkan karena tidak ada pengasuh di rumah, kebanyakan dokter tidak keberatan bila Ibu datang bersama bayi baru lahir. Beberapa hal yang perlu Ibu ingat:

    • Tiba lebih awal. Terutama bila ini pertama kali Ibu pergi sama bayi baru lahir. Datanglah lebih awal untuk berjaga bila Ibu harus mengganti popok atau si bayi baru lahir muntah. Bila Ibu tidak mengalami hal ini, setidaknya Ibu bisa rileks dan duduk menunggu panggilan antrian sambil mendekap bayi baru lahir yang tidur pulas.

    • Bila memungkinkan, ajak teman. Tetap siapkan tas kebutuhan bayi baru lahir. Ada teman atau kerabat di ruang tunggu yang menjaga bawaan Ibu akan terasa sangat membantu, terutama ketika Ibu harus menimbang berat bayi baru lahir sambil menggendongnya.

    • Bila bayi baru lahir menyusu cukup lama, Ibu bisa siapkan ASI perah di dalam botol. Bila bayi baru lahir rewel saat Ibu diperiksa, perawat bisa membantu memberikan ASIP botol.

Jangan bawa bayi baru lahir ke tempat ini

Bayi baru lahir tidak hanya masih rentan terhadap cedera dan perubahan suhu, ia juga masih mengembangkan sistem kekebalan tubuh. Karenanya, ada tempat-tempat tertentu yang tidak aman untuknya. Kebanyakan dokter menyarankan membawa bayi baru lahir ke tempat di mana ia bisa menikmati udara segar dan terstimulasi oleh pemandangan dan suara baru. Pergi sama bayi baru lahir juga bagus untuk menjalin kedekatan dengannya.

Bila Ibu ingin tahu tempat mana saja yang tidak tepat untuk bayi baru lahir, berikut ini beberapa di antaranya:

  1. Rumah sakit

    Ibu perlu mengunjungi kerabat yang dirawat di rumah sakit? Jangan pergi sama bayi baru lahir ya, Bun. Setelah ia keluar dari rumah sakit setelah dilahirkan, tidak ada alasan untuk membawanya ke rumah sakit kecuali ia sendiri yang sakit.

    Ibu mungkin mengira ini tidak berbahaya karena rumah sakit selalu dalam kondisi bersih. Tapi ada satu alasan utama kenapa tidak dianjurkan membawa bayi baru lahir ke rumah sakit, karena rumah sakit berisi orang sakit. Ibu tidak tahu penyakit apa yang diderita oleh orang yang Ibu temui di lorong atau ruang tunggu rumah sakit. Orang dewasa mungkin tidak terjangkit penyakit dengan duduk di samping orang yang sakit, tapi sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir belum bisa melawannya.

    Sebagai aturan umum, bila Ibu perlu mengunjungi rumah sakit, siapkan pengasuh untuk mengurus bayi baru lahir selama Ibu di sana. Ketika tiba di rumah, pastikan Ibu mandi untuk membersihkan sisa kuman yang masih menempel di tubuh Ibu.

  2. Konser musik

    Konser musik biasanya sangat berisik dan ramai. Dan keramaian berarti paparan terhadap banyak penyakit.

    Konser juga cenderung bising, yang tidak bagus bila Ibu ingin menghindari tangisan bayi baru lahir. Ibu juga perlu menghormati pengunjung konser lain yang ingin menikmati musik tanpa bayi baru lahir Ibu yang mengalihkan perhatian mereka.

    Meski bila bayi baru lahir suka dengan kebisingan dan tetap tenang, konser biasanya berisi orang-orang yang tidak menyadari kalau Ibu menggendong newborn. Ini berpotensi bahaya bila mereka menabrak Ibu dan bayi baru lahir. Lagi pula, konser musik yang ramai berarti tidak ada banyak ruang untuk leluasa bergerak. Selain itu, biasanya orang-orang merokok di lokasi konser. Asap rokok jadi hal yang harus dihindari karena banyaknya risiko kesehatan.

  3. Salon kecantikan

    Bukan ide yang baik pergi sama bayi baru lahir ke salon. Lagi pula, di salon Ibu perlu duduk tenang untuk waktu yang cukup lama, yang akan terasa tidak nyaman bila ada si kecil yang membutuhkan perhatian Ibu tiap menit. Ibu tentu tidak bisa menyusui bayi baru lahir atau mengganti popoknya ketika kuku Ibu masih basah. Bayi baru lahir belum mengerti bila Ibu menyusuinya berarti akan merusak kuku yang baru saja dicat.

    Meski bila bayi baru lahir bisa tenang, salon kecantikan biasanya berisi bahan kimia berbahaya. Meski Ibu tidak akan terpapar uap, Ibu tidak bisa mencegah orang untuk mengeringkan rambut, misalnya. Ibu tentu tidak mau bayi baru lahir menghirup uap bahan kimia.

  4. Bioskop

    Bioskop tempat yang bising. Tempat ini tidak cocok terutama bila Ibu berharap bayi baru lahir akan tertidur sepanjang film diputar. Ibu mungkin harus keluar ruangan beberapa kali. Jadi Ibu tidak akan bisa menikmati menonton film. Belum lagi pandangan orang-orang yang tidak senang ketika Ibu harus mondar-mandir. Ibu perlu menghormati orang yang ingin menikmati film. Selain itu, orang yang ada di bioskop bisa saja punya penyakit menular yang membuat bayi baru lahir Ibu berisiko terjangkit.

    Untungnya, sekarang ada Netflix yang memungkinkan Ibu menonton film dengan aman dan nyaman di rumah. Bila Ibu perlu alasan lain untuk menonton film di rumah, coba pikirkan, bioskop tidak punya tombol “pause” yang bisa Ibu gunakan ketika menonton film di rumah.

  5. Acara Pernikahan

    Anak yang lebih besar sudah bisa diajak ke acara pernikahan, tapi tidak untuk newborn. Ia bisa mengganggu acara sakral dengan tangisannya. Meski teman atau kerabat tidak keberatan, bisa sulit menenangkan bayi baru lahir di tengah banyak orang yang sedang khusyuk mengikuti acara akad nikah.

    Mungkin ini tidak masalah bila acara yang Ibu hadiri berskala kecil, terutama bila Ibu bisa keluar ruangan membawa bayi baru lahir ketika ia rewel. Tapi bila Ibu menghadiri pernikahan besar, akan lebih baik meninggalkannya di rumah bersama pengasuh. Selain itu, pergi sama bayi baru lahir ke acara pernikahan berarti ia akan terpapar banyak kuman. Akan ada banyak orang yang ingin menyentuh bayi baru lahir Ibu.

  6. Pemakaman

    Pemakaman jadi tempat di mana bayi baru lahir bisa terpapar kuman. Yang paling baik menunggu hingga sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir berkembang sebelum membawanya ke tempat semacam ini. Yang paling baik adalah menyiapkan pengasuh atau meminta teman untuk menjaga si kecil saat Ibu harus datang ke pemakaman.

  7. Kumpul keluarga

    Tentu, kita yakin tiap orang senang bertemu anggota keluarga baru. Tapi bila memungkinkan, tunda kumpul keluarga selama beberapa bulan, atau jangan pergi sama sekali.

    Meski kumpul keluarga bertujuan baik, acara ini juga jadi sumber kuman. Bila ada anggota keluarga yang tidak memvaksin anaknya, ini jadi ancaman untuk kesehatan bayi baru lahir Ibu. Anak ini bisa membawa penyakit yang umum pada anak kecil tapi berbahaya bagi newborn. Meski bila bayi baru lahir suda diimunisasi, ia belum bisa sepenuhnya mengembangkan sistem kekebalan tubuh.

    Bila Ibu harus pergi ke acara kumpul keluarga, minta tiap orang mencuci tangan sebelum menyentuh bayi baru lahir. Jelaskan kalau sistem kekebalan tubuh si kecil masih lemah sehingga perlu berhati-hati.

  8. Sekolah Kakaknya

    Bila Ibu menjemput anak yang lebih besar di sekolah, jangan masuk ke sekolah bersama bayi baru lahir. Anak kecil menyukai bayi baru lahir dan mereka tentu ingin menyentuhnya lalu kemungkinan menularkan kuman. Akan lebih baik Ibu memanggil si kakak untuk keluar dari gedung sekolah, bukan dengan masuk bersama bayi baru lahir ke dalam sekolah.

    Bila Ibu sendiri yang melanjutkan sekolah, beritahu teman sekelas untuk tidak menyentuh bayi baru lahir tanpa mencuci tangan. Tapi, bayi baru lahir yang menangis selama pelajaran bisa terasa mengganggu. Bila Ibu membawa pengasuh, beritahu ke pengajar lebih dulu dan pilih duduk di dekat pintu agar Ibu bisa cepat keluar bila dibutuhkan.

  9. Perjalanan jauh

    Perjalanan jauh dengan pesawat terbang atau kereta bisa jadi tidak bagus untuk bayi baru lahir. Perjalanan jauh membuat Ibu bertemu keramaian dan banyak orang tak dikenal. Akan terasa lebih sulit bila tiba-tiba bayi baru lahir perlu diganti popoknya di tengah turbulensi dan Ibu harus tetap duduk. Bila bepergian menggunakan pesawat terbang, Ibu perlu sering menyusui bayi baru lahir karena kurangnya kelembapan di kabin berarti ia bisa mudah dehidrasi.

Bila bayi baru lahir memang harus bepergian bersama Ibu, pastikan Ibu benar-benar siap. Pastikan Ibu membawa semua kebutuhan bayi baru lahir selama perjalanan mulai dari botol susu hingga popok. Juga pastikan Ibu mendapat izin dari dokter yang menyatakan aman untuk pergi sama bayi baru lahir. Jika tidak, akan lebih baik untuk menunggu beberapa bulan.

(Ismawati, Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram