Kenali Cara Membaca Hasil USG Untuk Tahu Kondisi Bayi
Selama kehamilan, USG jadi alat paling penting untuk memeriksa pertumbuhan, perkembangan, posisi, dan gerakan bayi. USG juga memberi kesempatan orang tua untuk melihat bayi mereka. Tak ada salahnya Anda memahami cara membaca hasil USG dan istilah lain yang berkaitan dengan USG yang akan Anda jalani pada 9 bulan kehamilan ini.
Cara Kerja USG Dan Keamanannya
USG aman dilakukan selama hamil. Tidak seperti penyinaran dengan sinar X, tidak ada radiasi yang masuk ke tubuh melalui USG. USG mengirim frekuensi gelombang suara yang tinggi (bukan radiasi berbahaya) melalui perut ke rahim. Pantulan suara pada bayi diterjemahkan komputer melalui gambar pada layar.
Gambar ini menunjukkan posisi dan gerakan bayi. Pada gambar, jaringan keras seperti tulang muncul sebagai area berwarna putih, dan jaringan lembut muncul dalam warna abu. Cairan seperti cairan ketuban tidak memantulkan suara, sehingga berwarna hitam. Warna yang kontras antara putih, abu, dan hitam membuat dokter bisa menerjemahkan gambar.
USG telah digunakan dalam kehamilan selama lebih dari 40 tahun tanpa efek samping. Meski begitu, harus ada alasan medis yang jelas untuk menjalani USG, dan paparan pada USG harus dibatasi seminimal mungkin.
Jenis USG Kehamilan
Ada dua jenis USG untuk memeriksa kehamilan:
USG transvaginal (TVS)
Dilakukan sebelum usia kehamilan 10 minggu.
USG transvaginal memberi gambaran lebih jelas tentang bayi, terutama di kehamilan tahap sangat awal.
TVS dilakukan melalui vagina.
Bila akan menjalani TVS, Anda perlu mengosongkan kandung kemih lebih dulu. Kandung kemih yang penuh bisa membuat bayi tidak terlihat jelas.
Anda melepas pakaian mulai dari pinggang ke bawah agar alat bisa mudah dimasukkan ke vagina. Perawat biasanya akan menutup kaki Anda dengan selimut selama pemeriksaan.
USG Transabdominal
Bisa dilakukan setelah kehamilan 10 minggu dan seterusnya.
Selama pemeriksaan dokter menggunakan jel dingin pada perut. Ia lalu menggerakkan alat yang dipegang tangan pada kulit untuk mendapat gambar bayi.
Bila menjalani USG transabdominal, kandung kemih harus penuh, jadi minum banyak air sebelum pemeriksaan. Kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim lebih tinggi agar USG mendapat gambar bayi lebih baik.
Kenakan baju longgar atas-bawah agar Anda tidak perlu melepas pakaian.
Apakah USG Terasa Sakit?
USG transabdominal tidak terasa sakit karena dilakukan di atas perut. Banyak wanita mengira USG transvaginal akan terasa sakit dan meyakiti bayi. Tapi tidak demikian bila Anda rileks, yang membuat otot juga rileks sehingga alat bisa masuk lebih mudah. Alat yang digunakan berada di vagina, tidak ke serviks dan tidak kontak dengan rahim tempat janin berada sehingga ia tetap aman.
Kapan USG Dilakukan?
Ini bisa bervariasi pada tiap orang. Anda bisa jalani 4 sampai 5 kali USG bila kehamilan berisiko rendah. Anda membutuhkan lebih banyak USG bila:
Anda berusia lebih dari 35 tahun.
Anda hamil bayi kembar.
Anda mengalami kondisi medis seperti kista atau tumor, yang bisa menyebabkan komplikasi.
Cara Membaca Hasil USG
Berikut ini beberapa hal yang membantu Anda mengetahui cara membaca hasil USG:
Teks pada hasil USG. Kebanyakan gambar USG memiliki teks di bagian atas, dan biasanya ini berhubungan dengan Anda, bayi, dan rumah sakit. Isi teks bisa bervariasi pada tiap rumah sakit, tapi biasanya berisi nama Anda, tanggal lahir, dan nomor referensi rumah sakit. Ada juga keterangan tentang mesin USG dan pengaturannya.
Mengidentifikasi rahim. Anda bisa mengidentifikasi rahim dengan menemukan garis berwarna putih atau abu muda di sekitar pinggir gambar USG. Di bagian dalam area ini, warnanya hitam, yang menandakan cairan ketuban. Yang perlu diingat, pinggir rahim tidak mencakup keseluruhan gambar. Dokter memosisikan alat di tengah gambar bayi Anda. Anda mungkin hanya melihat garis putih atau abu pada satu sisi gambar saja.
Cara membaca hasil USG berikutnya adalah dengan mengidentifikasi bayi. Bayi juga akan terlihat berwarna abu atau keputihan dan berada di dalam cairan ketuban (area gelap di dalam rahim). Lihat area dalam cairan ketuban untuk menemukan gambaran bayi Anda. Detail yang Anda lihat di gambar akan bergantung pada tahap kehamilan. Misalnya, pada kehamilan usia 8 minggu, janin akan terlihat seperti kacang rebus, pada kehamilan 12 minggu Anda hanya bisa menemukan kepala bayi, sedang di kehamilan 20 minggu, Anda bisa melihat tulang belakang, mata, kaki, dan jantung bayi.
Mengidentifikasi jenis kelamin bayi. Sekitar minggu 18 sampai 20, Anda bisa menjalani USG untuk memeriksa perkembangan bayi, mengidentifikasi masalah, dan mungkin menentukan jenis kelaminnya. Ingat ya Bun, tidak selalu memungkinkan menentukan jenis kelamin bayi. Untuk menentukan jenis kelamin bayi, cara membaca hasil USG dilakukan dengan mencari bagian penis atau 3 garis yang mewakili labia. Metode untuk menentukan jenis kelamin bayi ini tidak 100 persen akurat. Efek visual bisa membuat gambar penis tidak terlihat jelas pada hasil USG.
Menggunakan USG 3 atau 4 dimensi. Bila ingin melihat bayi lebih rinci, Anda bisa meminta dokter melakukan USG 3 dimensi. USG 3 dimensi bisa menunjukkan fitur wajah bayi bahkan mendeteksi cacat tertentu seperti celah bibir dan langit-langit. USG 4 dimensi menggunakan pencitraan yang sama dengan USG 3 dimensi, tapi USG 4 dimensi memiliki rekaman video singkat bayi di dalam rahim. Bila ingin menjalani USG 3 atau 4 dimensi, waktu terbaik melakukannya antara kehamilan usia 26 sampai 30 minggu. Tapi USG ini akan membutuhkan biaya cukup mahal.
Tujuan Pemeriksaan USG Pada Tiap Trimester Kehamilan
Pemeriksaan USG jadi momen menegangkan sekaligus menyenangkan bagi calon orangtua. Tapi apa saja tujuan pemeriksaan USG di tiap trimester kehamilan?
USG di trimester pertama
Para ahli merekomendasikan menjalani USG pertama ketika Anda hamil 6 minggu. USG transvaginal paling dianjurkan pada tahap ini. Meski Anda tidak membutuhkan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan, menjalani USG di minggu awal kehamilan bertujuan:Mendengar detak jantung bayi yang jadi tanda kehamilan sedang terjadi. Jantung biasanya mulai berdetak pada usia kehamilan sekitar 6 minggu.
Memeriksa apakah bayi di posisi yang benar di dalam rahim.
Menentukan penyebab bercak atau pendarahan yang Anda alami.
Menentukan tanggal perkiraan kelahiran yang akurat. Bila siklus menstruasi tidak teratur atau Anda tidak ingat hari pertama menstrurasi terakhir, USG bisa memberi tahu dengan pasti berapa usia kehamilan Anda.
Menunjukkan berapa jumlah bayi yang Anda kandung.
Dokter juga akan mengukur Crown-rump length (CRL), yakni jarak antar atas embrio dan bokong. CRL bisa diukur di usia kehamilan antara 7 hingga 13 minggu dan memberi perkiraan akurat usia kehamilan.
USG di trimester kedua
USG pada tahap ini disebut juga anomaly scandan bertujuan:Memastikan organ internal bayi berkembang baik.
Menunjukkan pertumbuhan bayi.
Memperkirakan jumlah cairan ketuban.
Mendeteksi masalah kesehatan tertentu atau cacat pada bayi.
Memeriksa posisi plasenta.
Cacat pada dinding perut, dimana usus dan liver menonjol (exomphalos).
Bagian atas kepala yang tidak terbentuk (anencephaly).
Lubang pada otot yang memisahkan dada dan perut.
Cacat sumsum tulang belakang (spina bifida).
Masalah ginjal.
Cairan berlebih di dalam otak.
Masalah kromosom abnormal.
USG di trimester ketiga
Pemeriksaan USG di trimester ketiga untuk melihat:Kondisi bayi. Kondisi bayi secara umum diukur dengan biophysical profile. Bayi yang sehat sering menggerakkan lengan dan kaki, membuka dan menutup tangan, menggerakkan jari, bibir serta lidah, dan melakukan gerakan bernafas.
Posisi plasenta. Plasenta yang terlalu dekat ke serviks dikenal dengan plasenta previa. Bila terdiagnosa plasenta previa, Anda perlu menjalani operasi caesar.
Memeriksa posisi dan berat badan bayi. Posisi tidak jadi masalah hingga usia kehamilan 37 minggu. Bila dokter mengira posisi bayi sungsang (posisi kepala di atas, bokong di bawah), Anda perlu menjalani USG untuk memastikannya. Kebanyakan bayi sungsang dilahirkan melalui operasi caesar.
Memeriksa posisi tali pusar.
Mengukur jumlah cairan ketuban. Cairan ketuban berlebih atau menurun bisa diketahui melalui USG. Kedua kondisi ini memiliki efek buruk pada janin.
Anda bisa menjalani USG tambahan di trimester ketiga bila Anda hamil bayi kembar.
USG Pada Kehamilan Bayi Kembar
Bila Anda hamil bayi kembar, dokter akan menawarkan USG tiga kali lebih sering dibanding pada kehamilan tunggal. Pemeriksaan tambahan yang Anda terima ketika mengandung bayi kembar antara lain chorionicity scan pada waktu yang sama dengan USG biasa, atau Anda diminta datang kembali beberapa hari setelahnya. USG ini untuk memeriksa apakah janin berbagi satu plasenta atau masing-masing memiliki satu plasenta.
Pemeriksaan USG di trimester ketiga pada kehamilan kembar juga untuk memeriksa apakah bayi tumbuh normal. Kembar yang berbagi plasenta akan diperiksa tiap 2 minggu mulai kehamilan 16 minggu. Bayi kembar yang memiliki plasenta masing-masiang akan diperiksa tiap 4 minggu mulai usia kehamilan 20 minggu. Anda bisa menjalani pemeriksaan lebih sering bila terjadi komplikasi.
USG untuk bayi kembar lebih sulit dibanding USG bayi tunggal, karena satu bayi berada di belakang yang lain. Ini berarti dokter kemungkinan tidak bisa melihat bayi dengan lebih jelas. Bila kepala salah satu bayi turun ke panggul, dokter tidak bisa mengukur apapun. USG juga butuh waktu lebih lama dibanding pada kehamilan tunggal, biasanya dua kali lebih lama.
Ketika menjalani USG, jangan berbaring terlalu datar, karena berat berlebih bayi menekan pembuluh darah yang bisa membuat Anda tidak nyaman. Posisikan tubuh setengah duduk atau sedikit miring ke satu sisi.
Dokter bisa meminta Anda mengganti posisi beberapa kali selama USG. Ini agar ia bisa mendapat semua gambar dan ukuran yang dibutuhkan untuk memeriksa kemajuan bayi.
Selalu ada perbedaan pada ukuran bayi kembar, baik identik atau tidak, dan ini normal. Hanya saja, akan bermasalah ketika satu bayi lebih dari 25 persen lebih besar dari bayi lainnya, atau tumbuh lebih cepat.
Selain memeriksa pertumbuhan dan cairan di sekitar bayi, dokter juga memeriksa umbilical arteries pada bayi dengan menggunakan alat Doppler. Ini dilakukan selama pemeriksaan rutin dari minggu 24 dan setelahnya. Tujuannya untuk mengukur aliran darah dari plasenta ke tali pusar dan ke bayi, serta memastikan apakah bayi mendapat oksigen dan makanan yang cukup.
Meski sepertinya banyak pemeriksaan USG yang perlu dijalani, tidak ada risiko bahaya pada Anda maupun bayi. USG aman dan jadi cara efektif untuk memeriksa pertumbuhan bayi.
Sekitar 15 persen pemeriksaan USG perlu diulangi karena berbagai sebab. Kebanyakan masalah yang membutuhkan pengulangan USG tidak bersifat serius. Penyebab paling umum karena dokter tidak melihat apapun yang seharusnya bisa ia lihat. Ini karena bayi tidak berbaring di posisi yang tepat, atau Anda sedikit kelebihan berat. Bila dokter menemukan atau mencurigai masalah tertentu, Anda akan segera diberi tahu.
Setelah mengetahui cara membaca hasil USG dan dari hasilnya menunjukkan masalah serius, Anda akan mendapat dukungan untuk membuat keputusan. Masalah yang serius meski jarang terjadi, kadang membuat beberapa keluarga dihadapkan pada keputusan paling sulit antara melanjutkan atau menghentikan kehamilan. Masalah lain bisa menunjukkan bayi membutuhkan pembedahan atau perawatan setelah lahir, atau pembedahan ketika ia masih berada di rahim.
Mitos Seputar USG Selama Kehamilan
Banyak wanita hamil dihadapkan pada informasi yang tidak akurat tentang USG. Ini membuat calon ibu cemas apakah USG baik untuk dirinya maupun calon bayi. Berikut beberapa mitos tentang USG selama kehamilan:
USG menggunakan radiasi. Ini sangat tidak benar, sinar X menggunakan radiasi tapi USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang memantul dan menampilkan struktur internal tubuh bayi.
USG tidak baik untuk bayi. Sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan USG berbahaya untuk bayi. USG jadi pilihan yang bisa Anda lakukan kapan saja, tapi bila Anda khawatir tentang efek jangka panjang USG, Anda bisa mengurangi jumlah USG yang dijalani sepanjang kehamilan.
Anda bisa yakin 100 persen tentang jenis kelamin bayi dari USG. Bahkan setelah 20 minggu, akurasi USG dalam menentukan jenis kelamin bayi sekitar 97 persen. Ini berarti 3 pasang orang tua mengira mereka memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu tapi akhirnya bayi lahir dengan jenis kelamin berbeda. Akurasi tes sangat berhubungan dengan posisi bayi dan tampilan gambar.
USG bersifat invasif. USG transabdominal tidak invasif karena dilakukan di bagian luar perut. Tapi pada beberapa kasus, dokter perlu melakukan USG transvaginal untuk mendapat gambaran bayi dengan lebih baik dari posisi berbeda, serta untuk memeriksa bukaan serviks pada persalinan sebelum waktu. Pada kasus ini, alat USG dimasukkan ke saluran vagina. Meski Anda merasa sedikit tidak nyaman, biasanya tidak menyebabkan rasa sakit apapun.
USG 3 dimensi menggunakan gelombang suara lebih kuat dibanding USG 2 dimensi. Sebenarnya, USG 3 dimensi hanya versi mahal dari USG 2 dimensi. Keduanya menggunakan frekuensi gelombang suara yang sama tapi digunakan untuk menciptakan gambar ganda yang komputer terjemahkan menjadi tampilan 3 dimensi.
(Ismawati)