Lebih Baik Menyusui Langsung atau Dipompa? Hal Ini Jauh Lebih Penting Diperhatikan Ibu Menyusui!
"Kasihan deh anaknya nggak dapet ASI eksklusif soalnya Ibunya sibuk kerja!"
"Duh, pantesan anaknya nggak gendut-gendut, Ibunya aja jarang menyusui!"
Cibiran di atas cukup akrab di telinga para Ibu bekerja atau mereka yang punya masalah kesehatan khusus sehingga tidak bisa memberikan ASI eksklusif sepanjang waktu. Risih memang, saat tumbuh kembang anak dikomentari oleh orang lain yang tidak paham tentang kendala yang Ibu hadapi. Seakan-akan tolak ukur menjadi Ibu seutuhnya ditentukan oleh proses menyusui langsung.
Padahal pola pengasuhan anak mulai bergeser seiring banyaknya perempuan yang harus lihai membagi waktu antara bekerja dan mengurus anak. Apalagi masih banyak kantor yang belum mengakomodasi kebutuhan ibu menyusui dengan menyediakan tempat penitipan anak dan nursery room. Mau tidak mau, Ibu harus memerah ASI dan menyimpannya di dalam botol untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil.
Belum lagi kalau Ibu mengalami trauma menyusui yang menyebabkan proses pelekatan jadi sulit, tentu memerah atau memompa ASI jadi alternatif agar kondisi psikologis Ibu terjaga.Pemberian ASI eksklusif memang sangat dianjurkan, manfaatnya tak perlu diragukan baik untuk anak maupun Ibu. Namun glorifikasi soal pemberian ASI eksklusif secara langsung di lain pihak juga menambah beban mental bagi para Ibu menyusui yang memilih alternatif pompa ASI.
Padahal perdebatan tentang lebih baik menyusui langsung atau dipompa bukanlah hal krusial, selama si kecil mendapatkan nutrisi yang diperlukan oleh tubuhnya. Yuk, cari tahu plus minus ASI langsung vs ASI perah berikut agar makin mantap menjalani proses menyusui!
Perbedaan ASI Langsung dan ASI Perah
Menyusui eksklusif adalah proses pemberian ASI kepada bayi sejak lahir hingga usia enam bulan, tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lain, baik itu menyusui langsung atau ASI perah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar seorang ibu bisa menyusui eksklusif selama enam bulan penuh atau bahkan hingga 2 tahun untuk mendapatkan manfaat terbaik dari ASI. Lantas, apakah ada perbedaan nutrisi antara ASI langsung vs ASI perah (ASIP)?
1. Kandungan antibodi pada ASIP rawan turun
Sebenarnya, nutrisi ASIP tergantung pada pengaruh suhu dan media penyimpanan. ASIP fresh tanpa melalui pembekuan dan penghangatan suhu, masih memiliki kandungan yang relatif sama. Namun, kualitas ASI terutama kandungan IgA (immunoglobulin A) rawan turun hingga 40% saat dibekukan di freezer dan dihangatkan kembali.
Antibodi ini sangat penting bagi bayi terutama di bulan-bulan pertama kehidupannya, mengingat organ-organ di tubuhnya yang masih belum berkembang sempurna. Kandungan antibodi pada ASI berfungsi melindungi bayi agar tidak mudah sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi.
Meskipun tidak mempengaruhi protein antimikrobanya, ASI yang dibekukan setelah diperah bisa memecah sel imun dan lipid. Selain itu, pencairan dengan memanaskan ASI tidak disarankan karena menurunkan secara drastis unsur zat anti-infeksi pada ASI.
Bahayanya, banyak Ibu yang menyimpan ASI dalam freezer hingga berbulan-bulan lalu memanaskannya dalam suhu tinggi. Sebaiknya, meski memilih memompa ASI, tetap berikan ASI dalam kondisi fresh ya, Bu.
2. ASI langsung bantu jaga berat badan anak
Saat Ibu menyusui langsung, otomatis anak juga akan belajar tentang insting “makan”. Bayi diberikan kendali untuk berhenti menyusu saat merasa kenyang. Sedangkan, pemberian ASI lewat botol cenderung mendorong bayi menghabiskan isinya.
Hal ini diperkuat oleh riset Li R dkk tentang peningkatan resiko obesitas pada bayi yang diberi makan melalui botol. Bayi yang minum ASIP dalam botol rata-rata mengkonsumsi 71-89 gram lebih banyak dibanding bayi yang disusui langsung.
3. ASI langsung memperkuat bonding dan mengurangi resiko depresi pada Ibu
Ibu yang menyusui anaknya secara langsung memiliki keseimbangan hormon pasca persalinan lebih baik sehingga kondisi mental juga lebih terjaga. Proses menyusui langsung memberikan rasa nyaman pada anak dan menguatkan bonding karena si kecil bisa merasakan kehangatan kulit Ibu sembari berinteraksi. Ibu juga akan merasa lebih rileks dan aman saat mendekap erat anak.
Meski begitu, pemberian ASIP melalui botol sebaiknya tetap menghadirkan interaksi hangat pada anak. Misalnya dengan menatap mata si kecil, mengusap tubuhnya, dan mengajaknya berbicara. Jika Ibu sedang sibuk, biarkan Ayah atau kerabat lainnya yang menggantikan posisi itu sejenak.
Tanda Anak Sudah Tercukupi Kebutuhan ASI
Tanda-tanda produksi ASI sudah mencukupi kebutuhan bayi dapat dilihat dengan mengukur berat badan, panjang, dan lingkar kepala bayi setiap bulan. Jika ada kenaikan stabil, berarti ASI-nya cukup. Mau itu ASI langsung atau ASI perah, yang penting kebutuhan si kecil tercukupi dengan kandungan nutrisi yang berkualitas. Tapi, jangan cemas kalau berat badan anak turun asal tidak lebih dari 10 persen.
Bagaimanapun juga, menyusui itu adalah proses. Ada kalanya stres, perubahan konsumsi makanan dan gaya hidup Ibu membuat kualitas dan produksi ASI turun. Ibu harus pintar-pintar menjaga nutrisi tubuhnya sendiri agar makanan yang dibagikan ke anak juga baik.
ASI merupakan zat hidup yang mengandung hormon dan mikroba baik untuk membantu anak menjadi lebih sehat. Bukan hanya terdiri dari makro dan mikro nutrien saja, tapi juga zat-zat hidup lainnya yang membuat anak terlindungi dari infeksi, tumbuh cerdas, dan tidak mudah sakit. Daripada pusing memilih ASI langsung vs ASI perah, lebih baik fokus menjaga asupan harian Ibu agar kuantitas dan kualitas air susu mampu mencukupi kebutuhan si kecil.
Konsumsi Suplemen Bantu Melancarkan Produksi ASI
Proses menyusui akan jauh lebih mudah dengan dukungan orang terkasih serta komitmen Ibu untuk memenuhi nutrisi tubuh secara teratur. Salah satunya, dengan pemberian vitamin Ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Pilihlah suplemen untuk Ibu menyusui yang terbuat dari bahan-bahan herbal dan aman digunakan, misalnya Lactamor yang memang diformulasikan khusus untuk Ibu menyusui.
Suplemen ini mengandung bahan herbal dari ekstrak biji fenugreek, ekstrak biji daun katuk dan dilengkapi dengan vitamin B12. Fenugreek tergolong keluarga kacang-kacangan dan berkhasiat sebagai galactagogue atau zat yang dipercaya dapat membantu merangsang dan meningkatkan produksi ASI.
Lactamor juga terbuat dari daun katuk yang mengandung steroid dan polifenol yang mempengaruhi hormon menyusui dalam tubuh. Menurut hasil studi dari Media Litbang Kesehatan, daun katuk bisa meningkatkan kadar prolaktin atau hormon pembentuk sel-sel produksi ASI hingga 50,7 persen lebih banyak lho, Bu.
Tak heran jika daun katuk sudah sejak lama dipercaya untuk melancarkan ASI yang mampet. Manfaat konsumsi suplemen Lactamor pun semakin komplit karena diperkaya oleh Vitamin B12 yang amat penting untuk pembentukan protein, sel darah, dan jaringan.
Tergolong obat bebas, Lactamor dapat diperoleh di toko terdekat dan digunakan tanpa menggunakan resep dokter. Ibu juga bisa mendapatkan Lactamor dengan klik link ini ya.Untuk detail produk, yuk cek IG @lactamor_id. Ada banyak info menarik juga lho seputar ASI!
Dear para pejuang menyusui, jangan biarkan omongan orang mendikte apa yang harus kamu lakukan selama proses menyusui ya. Menyusui memang proses yang tidak mudah, ada banyak suka duka. Mulai dari masalah pelekatan, trauma menyusui, produksi ASI yang kadang seret, hingga kejar target berat badan si kecil.
Bisa memberi ASI langsung adalah berkah tersendiri, tapi bukan berarti pemberian ASIP dalam botol adalah suatu kekalahan. Yang penting, Ibu terus berupaya semaksimal mungkin agar kualitas dan kuantitas ASI tetap terjaga dengan asupan bergizi dan suplemen menyusui yang aman dan bernutrisi!
Editor: Dorothea