Ibupedia

Memahami Pola Tidur Bayi

Memahami Pola Tidur Bayi
Memahami Pola Tidur Bayi

Memahami pola tidur bayi itu penting. Ini tidak hanya bicara tentang kapan bayi tertidur, tapi juga seberapa sering ia tidur, berapa lama ia terjaga, dan panjang serta frekuensi tidur di siang hari. Kenapa ini penting? Well, dengan mengetahui pola tidur anak, Bunda jadi bisa paham jadwal tidurnya dan bisa mengidentifikasi masalah tidur pada anak dan mencari solusinya sebelum itu jadi kebiasaan buruk. Misalnya, Bunda jadi bisa langsung cari solusi jika anak Anda sering terbangun di malam hari atau punya waktu tidur yang tidak konsisten.

Untuk membuat catatan mengenai tidur bayi pada siang dan malam hari, Bunda bisa memulainya dengan menulis waktu Anda menidurkan bayi dan waktu ia terbangun. Juga sertai alasan ia terbangun, apakah karena lapar, perlu diganti popoknya, atau ada sebab lain.

Mencatat kebiasaan tidur bayi akan membuat Anda tahu apakah ia tidur dengan jumlah jam yang disarankan untuk usianya, dan bisa membantu Anda dan dokter membuat rencana untuk mencegah hal buruk sebelum menjadi kebiasaan. Tidur yang suka terganggu juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan tertentu, misalnya refluks. Sama halnya dengan menyusui, mencatat waktu tidur bayi juga akan membuat Anda menciptakan rutinitas yang sesuai dengan kebutuhannya.

Berapa Lama Bayi Perlu Tidur?

Bayi membutuhkan tidur lebih banyak dari Anda. Dalam 24 jam, rata-rata waktu tidur bayi adalah 16 jam. Pada usia 3 bulan, bayi akan memerlukan tidur selama 15 jam dalam waktu 24 jam. Bayi tidak akan tidur selama waktu itu dalam satu waktu, bahkan pada malam hari. Di bulan-bulan pertama, ia perlu bangun setiap dua jam sekali untuk menyusu. Mulai lahir hingga usia 3 bulan, bayi akan tidur dalam siklus tidur-bangun sepanjang hari, dan rentang waktunya biasanya lebih lama pada malam hari.

Panjang siklus tidur ini bergantung pada bayi Anda. Ia mungkin akan tidur selama dua jam lalu bangun, dan tertidur lagi selama dua jam sepanjang siang. Sedangkan saat malam, ia bisa tidur 4 hingga 6 jam tanpa terbangun. Beberapa bayi bisa tidur sepanjang malam saat umurnya masih hitungan minggu, tapi kalau anak Bunda belum bisa melakukan hal tersebut jangan kuatir, karena beberapa anak lainnya baru bisa tidur sepanjang malam tanpa terbangun-bangun saat usianya mencapai 1 tahun atau lebih.

Ketika bayi bertambah besar, ia secara perlahan bisa terjaga untuk waktu lebih lama. Saat usia dua tahun, balita akan tidur selama 13 jam dalam periode 24 jam, dengan hanya satu kali tidur siang, biasanya sekitar 1,5 jam. Anak kembar identik biasanya memiliki pola tidur yang mirip, tapi lain halnya dengan anak kembar non identik, mereka punya pola tidur yang tidak terlalu sama. Pola tidur juga dipengaruhi oleh keturunan lho Bun, tapi tenang, kalau si kecil mempunyai pola tidur yang buruk, terapkan rutinitas waktu tidur agar anak punya kebiasaan tidur yang baik.

Siklus Tidur Bayi

Seperti Anda, bayi juga mengalami siklus tidur, mulai dari rasa kantuk hingga tertidur, lalu tidur diikuti oleh tidur mimpi (REM – Rapid Eye Movement). Ia akan melalui fase tidur dalam (deep sleep) dan tidur ringan sebelum terlelap lagi.

Antara fase tidur ringan dan tidur dalam ada tahap yang disebut tidur diam (NREM). Pada anak yang lebih besar, mimpi buruk dan kebiasaan tidur sambil berjalan sering terjadi pada fase tidur diam. Fase tidur diam dan tanpa mimpi ini juga dialami bayi baru lahir, tapi durasinya lebih pendek dibanding orang dewasa. Bayi dan orang dewasa melewati siklus tidur ini sekitar 5 kali dalam semalam. Siklus tidur bayi baru lahir antara 50 menit hingga satu jam lamanya. Ini akan meningkat saat ia berusia 3 bulan hingga dewasa menjadi 1,5 jam.

Bayi mengalami lebih banyak mimpi dibanding Anda. Bayi prematur menghabiskan sekitar 80 persen tidurnya pada fase tidur REM. Pada bayi normal, 50 persen tidurnya ada di fase REM. Sedangkan fase REM orang dewasa hanya 20 persen dari total tidur. Jadi Anda bermimpi antara 1 hingga 2 jam dalam semalam, sedangkan bayi bermimpi hingga 8 jam. Pada usia satu tahun, fase REM akan berkurang menjadi sepertiga dari siklus tidurnya.

Bayi mengalami tidur REM juga lho Bun ketika ia di dalam rahim, biasanya terjadi saat usia kehamilan berumur 6-7 bulan. Selama tidur REM, mata bayi bergerak cepat ke depan dan belakang di bawah kelopak matanya, tapi tubuhnya tetap diam. Ia akan sesekali mengalami kejang, dan nafas jadi tidak teratur.

Pada fase tidur diam, bayi akan bernafas dalam dan teratur, kadang dengan tarikan nafas panjang. Ia akan berbaring diam, tapi menggerakkan lengan atau kaki dan gerakan menghisap dengan mulutnya. Gerakan tiba-tiba ini normal. Setelah satu bulan, fase REM akan perlahan berlanjut dan gerakan tiba-tiba seperti sedang kaget  tersebut akan hilang.

Berapa Lama Bayi Harus Tidur Siang?

Antara usia 3 bulan hingga satu tahun bayi akan perlahan tidur lebih lama pada malam hari dan lebih sebentar di siang hari. Pada usia 3 bulan ia mungkin akan tidur dua kali lebih lama pada malam hari. Waktu tidur siang menjadi lebih sebentar saat anak Bunda berusia 6 bulan. Pada usia ini, kebanyakan bayi tidur 11 jam pada malam hari, dan dua kali tidur siang dengan durasi sekitar 1,5 jam per tidur. Pada usia 12 bulan, bayi akan tidur antara 12 hingga 14 jam atau lebih dari 14 jam dalam sehari. Ini termasuk dua kali tidur siang. Di usia 18 bulan, tidur siang akan makin berkurang menjadi satu kali dalam sehari.

Mengatur tidur siang bayi adalah kunci untuk mengembangkan kebiasaan tidur yang baik. Jika bayi tidur siang terlambat, tidurnya di malam hari akan terganggu. Kalau Bunda mengurus si kecil sendiri tanpa pengasuh, Anda mungkin akan kelelahan menjelang siang datang. Itu tandanya, ini menjadi waktu ideal untuk bayi tidur siang

Rutinitas Sebelum Bayi Tidur

Kebanyakan bayi mampu tidur sepanjang malam mulai dari usia 6 bulan, tapi tidak perlu kuatir kalau buah hati Anda belum melakukannya. Siklus tidur-terjaga sama pada bayi dan orang dewasa. Ritme menyusui, suhu tubuh, dan pelepasan hormon mempengaruhi siklus alami biologis bayi. Bayi tertidur ketika tingkat hormon adrenal dan suhu tubuh menurun, dan terjaga ketika hormon tersebut naik kembali. Sulit untuk tidur ketika suhu tubuh dan tingkat hormon tinggi, dan juga sulit terbangun jika tingkat keduanya rendah.

Rutinitas akan membantu mengatur pola makan dan tidur. Bayi dengan usia lebih dari 3 bulan perlu belajar menutup sistem pencernaan pada malam hari dan terbangun untuk sarapan di waktu yang sama tiap hari. Jadi mulai pisahkan tidur dan menyusui pada umur bayi sekitar 3 bulan. Jika Anda menyusui, coba beri bayi sesi menyusu terakhir saat malam tiba, atau saat menjelang tidur.

Bila bayi terbiasa menyusu dan tertidur di gendongan Anda, dengan lembut bangunkan ia sebelum membaringkannya di tempat tidur. Atau ketika melihat bayi mulai tertidur ketika menyusu, akhiri sesi menyusui dan bangunkan ia lebih dulu sebelum membaringkannya di tempat tidur. Bisa juga Bunda menjadikan sesi menyusui terakhir sebagai awal rutinitas waktu tidurnya. Bila Anda selalu berada di sisinya ketika ia tertidur, bayi mulai mengasosiasikan Anda dengan tidur. Itu artinya ia akan menginginkan Anda tiap kali terbangun dari tidurnya di malam hari, yakni sekitar 5 kali. Nah, akan repot bila kebiasaan itu terbangun. Jadi, mulailah untuk membiasakan si kecil tidur tanpa Anda. Agar ia bisa belajar untuk tertidur sendiri saat ia terbangun di malam hari.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram