Ibupedia

Mengatasi Kesedihan Pasca Keguguran atau Kematian Anak

Mengatasi Kesedihan Pasca Keguguran atau Kematian Anak
Mengatasi Kesedihan Pasca Keguguran atau Kematian Anak

Kehilangan harapan memiliki momongan pastilah merupakan hal yang menyakitkan bagi para orang tua, terutama calon Ibu. Baik itu keguguran atau kematian bayi pasca persalinan, pasti rasa kehilangan begitu berat dirasakan oleh wanita yang ditimpa musibah tersebut.

Tak terkecuali peristiwa yang dialami oleh Christine Duenas berikut ini. Kehamilan Duenas sudah memasuki waktu 39 minggu lebih 3 hari dan telah bersiap-siap melakukan persalinan ketika peristiwa naas ini terjadi. Olive Lucy, nama anak perempuan yang telah ia rencanakan jauh hari sebelumnya, dinyatakan meninggal oleh dokter bahkan sebelum ia sempat menarik nafas untuk kali pertama. Duenas sadar bahwa kematian Lucy selamanya akan mempengaruhi hidupnya.

Saat Lucy seharusnya merayakan ulang tahun pertamanya, Duenas membawa bunga ke pemakaman anak perempuannya tersebut. Beserta sang suami, Watson Kawecki, selesai melayat mereka kemudian pergi makan malam dengan para sahabat, makan cupcake dan menyalakan lilin. Sejak saat itu, setiap tahunnya, Duenas merayakan ulang tahun Lucy dengan cara yang sama. Tentunya hal tersebut merupakan masa yang sulit, namun dengan cara menghargai serta mengingat keberadaan Lucy, maka Duenas merasakan ada suatu keterikatan emosional antara orang tua dan anak. Perlahan-lahan, ia pun dapat mengontrol perasaan kehilangannya.

Bahkan, seringkali Duenas menanti-nanti ulang tahun Lucy seakan-akan hal tersebut lebih dari sekedar acara melayat. Ia panik ketika cupcake ulang tahun putrinya tidak tersedia atau saat ia datang terlambat ke pemakaman. Di sisa hari ulang tahun Lucy, Duenas akan menghabiskannya dengan membaca isi jurnal yang memuat pengalaman hidupnya setaun ke belakang.

Meski begitu, ada orang tua yang memilih cepat-cepat melupakan anaknya agar ia tak lagi sedih dan berkubang dalam rasa kehilangan. Setiap Ibu pasti memiliki caranya sendiri agar bisa berdamai dengan kenyataan dan Duenas memilih hidup bersama kenangan bersama Lucy dari tahun ke tahun.

Kini, setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Pregnancy and Infant Loss Remembrance Day, yakni hari yang didedikasikan untuk mengenang para bayi yang gugur dalam kandungan atau meninggal sesaat setelah dilahirkan. Para peserta menyalakan lilin pada jam 7 malam dan membiarkannya terbakar hingga sekurang-kurangnya satu jam. Karena perbedaan zona waktu, jika dilihat dari luar angkasa, maka hasilnya seperti ombak cahaya yang terbentang mengelilingi bumi.

Tanggal 15 Oktober juga menjadi sebuah peringatan bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan para orang tua yang berduka sekaligus membangkitkan kepedulian serta empati pada mereka yang mengalami keguguran atau kehilangan calon buah hati. Penyelenggara event ini mengungangkap bahwa tujuan utama menyalakan lilin dalam keheningan adalah untuk memberikan kesempatan bagi para orang tua untuk bersama-sama saling memahami dan berdamai dengan rasa kehilangan. Bukan mengatasi apalagi melupakan sang buah hati yang tak sempat lahir ke dunia, melainkan mencoba hidup bersama kenyataan tersebut dengan lapang dada.

Mengapa mengingat itu penting?

"Mencari cara untuk mengingat sang buah hati perlahan-lahan membantu orang-orang untuk menerima rasa kehilangan tersebut. Tak hanya membantu Anda mengingat, namun juga merelakan,"ujar Helge Osterhold, seorang terapis pernikahan dan keluarga yang juga melayani masalah berkabung di Rumah Sakit Anak Benioff. San Fransisco.

Berkabung dapat menjadi hal yang sulit untuk dilakukan oleh orang tua, mengingat mereka hanya memiliki sedikit memori bersama calon buah hati. Bukan pengalaman atau memori yang membuat orang tua sedih, melainkan rasa kehilangan akan harapan, ekspektasi serta mimpi-mimpi yang sudah terlanjur dibangun di kemudian hari. Alhasil orang tua merasa kecewa, kebingungan, namun sekaligus juga sadar bahwa mereka tak berdaya.Tentunya support dari kerabat dan sahabat terdekat akan membanjir saat keguguran atau kematian anak terjadi, namun hal tersebut biasanya berlangsung sebentar saja.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang di luar keluarga inti akan mulai sibuk dengan dunianya sendiri. Para orang tua diharapkan untuk cepat move on, merelakan si kecil yang tak sempat hadir di dunia, dan melanjutkan hidup seperti biasa. Padahal, hal tersebut tentu bukan perkara mudah.

Meski cuma 4 bulan, Ibu tetap akan selamanya merasakan bagaimana ada janin di perut yang sangat ditunggu-tunggu kelahirannya. Osterhold mengingatkan para orang tua untuk terus membicarakan bayi mereka agar kenangan tersebut terus ada dan selamanya tidak akan pernah dilupakan.

Abadikan kenangan tentang si kecil 

Watson Kawecky, ayah Lucy, khusus mengenakan pin di kaos atau kantong majunya setiap hari untuk mengingat putri perempuannya tersebut. Selain itu, ada juga orang tua yang memilih mengabadikan inisial nama anaknya melalui tato tubuh atau menggambar ilustrasi wajah sang anak.

Sekedar menorehkan inisial nama anak di sebuah batu di halaman rumah juga dapat menjadi penanda kehadiran sang calon buah hati. Apapun caranya, orang tua diharapkan mampu hidup bersama kenangan anaknya dan berangsur-angsur kehilanga rasa sedih dan bersalah mereka.

Membantu orang tua lain mengatasi kehilangan yang sama

Ketika ada tetangga atau teman yang mengalami kesedihan serupa, jadilah yang pertama maju untuk menghiburnya! Berikan ia dukungan moril, bunga, dan pesan tulus tentang bagaimana cara berdamai dengan rasa kehilangan tersebut.

Orang tua yang baru saja kehilangan anaknya akan merasa lebih simpatik pada orang-orang juga pernah mengalami pengalaman yang sama. Rangkul dan tenangkan ia pelan-pelan, serta jangan buru-buru menyuruhnya untuk ikhlas atau move on. Tekankan bahwa ikhlas memerlukan proses yang panjang, tidak apa-apa kalau dia ingin menangisi kehilangan yang ia alami.

Menangis, marah, kecewa itu wajar. Merelakan adalah proses yang cukup sulit, jadi tidak ada satu pun orang yang berhak untuk memaksa orang lain untuk cepat-cepat move on.

Cara-cara untuk mengenang si kecil

  • Merayakan ulang tahun. Tak perlu rutin pergi ke pemakamannya atau meniup liln kue tart jika hal-hal tersebut dirasa berlebihan atau malah terlalu menyakitkan. Cukup lakukan hal-hal sederhana seperti menerbangkan balon, menulis surat, atau bersedekah di hari ulang tahun sang calon buah hati.

  • Menulis di blog atau website. Menulis adalah salah satu rekreasi hati yang paling ampuh. Berbagilah cerita pada dunia mengenai si kecil yang tak sempat lahir ke dunia. Denas juga menulis cerita perihal Lucy di blog pribadinya. Ia menujabarkan pengalaman kehilangannya, memajang foto di rumah sakit, serta membuat daftar lagu-lagu apa saja yang mengingatkan ia pada Lucy. Menulis tidak hanya akan membuat orang tua merasa lebih baik, namun juga para pembaca. Barangkali ada pembaca yang mengalami hal serupa merasa jauh lebih baik setelah mengetahui ada orang yang memahami kesedihan mereka.

  • Menyimpan barang kenangan si kecil. Tak semua orang tua sanggup melihat atau bahkan menyimpan foto anaknya, foto USG, atau sekedar barang-barang peninggalan yang tak sempat ia pakai seperti baju dan sepatu. Padahal, memegang barang-barang tersebut bisa jadi malah menenangkan hati.

  • Menanam bunga

  • Membuat liontin dengan inisial nama calon buah hati

  • Membuat donasi amal atas nama si kecil

  • Melepaskan kupu-kupu, balon, atau burung sebagai simbol kerelaan

  • Membuat daftar lagu khusus

  • Membuat puisi atau cerita pendek terkait rasa kehilangan

  • Membuat kerajinan tangan baik untuk koleksi pribadi maupun untuk dibagi ke sesama

  • Menyalakan lilin pada tanggal 15 Oktober

(Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram