Normal, 10 Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan Ini Wajar, Kok!
Banyaknya perubahan tubuh setelah melahirkan membuat para Ibu merasa dirinya tak lagi sempurna. Yuk, Ibumin peluk dulu!
Tahukah Ibu bahwa perubahan tubuh setelah melahirkan sebenarnya adalah sebuah kebanggaan bagi diri? Bagaimana tidak? Seorang malaikat kecil baru saja terlahir dari rahim Ibu dengan sehat dan selamat.
Ini adalah hal spesial yang tidak semua orang bisa melakukannya. Hanya Ibu yang dipercaya untuk bisa hamil dan melahirkan buah hati yang sudah bikin jatuh cinta sejak bertemu pertama kali.
Fokuslah pada pemulihan tubuh setelah melahirkan dan hindari membandingkan bentuk tubuh sebelum dan sesudah melahirkan. Karena seperti halnya saat hamil, tubuh juga butuh penyesuaian saat sudah melahirkan.
Apa saja perubahan tubuh Ibu setelah melahirkan yang wajar terjadi dan akan segera membaik?
Perubahan tubuh setelah melahirkan
1. Hormon masih naik turun
Ketika hamil, hormon estrogen dan progesteron jumlahnya sangat tinggi dan menguasai tubuh Ibu. Hanya dalam waktu 24 jam, yaitu saat melahirkan, hormon yang sangat tinggi itu berubah drastis menjadi sangat rendah.
Kedua hormon itu digantikan dengan oksitosin dan prolaktin yang bertugas memproduksi dan mengeluarkan ASI dari payudara. Perubahan mendadak inilah yang kemudian membuat Ibu jadi rentan cemas, tiba-tiba mood bisa berubah, sering ingin menangis tanpa sebab, sering sedih, mudah panik tentang bayi, dan serba sensitif.
Dalam 1-2 minggu setelah kelahiran ini, masanya Ibu mengalami baby blues. Namun, jika hal ini bertahan lebih dari 2 minggu dan sering ada keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bayi, maka baby blues sudah berubah menjadi postpartum depression, atau depresi paska persalinan.
Nggak cuma oksitosin dan prolaktin, rupanya hormon tiroid yang membantu mengatur panas tubuh, metabolisme dan fungsi organ juga ikut terpengaruh setelah melahirkan. Kurang lebih sebanyak, 5-10% Ibu baru melahirkan mengalami peradangan tiroid paska persalinan dengan gejala cemas, insomnia, jantung berdetak cepat, kelelahan, berat badan turun drastis atau justru naik, sembelit, kulit kering dan depresi.
2. Pengaruh pada otak Ibu
Bagaimana dengan otak? Melansir dari laman Today’s Parent, sebuah studi di New Zealand menunjukkan hasil pindai otak Ibu yang baru melahirkan dan beberapa bulan setelahnya. Hasilnya cukup mengejutkan, lho.
Ada bagian abu-abu yang berkembang lebih banyak dari sebelumnya. Area ini berkontribusi pada perilaku insting seorang Ibu, pengungkapan cinta yang sangat kuat, keinginan untuk melindungi, kekhawatiran pada bayi dan refleks merespon tangisan bayi. Wah, sungguh luar biasa Tuhan menciptakan tubuh seorang Ibu!
3. Masalah persendian dan bengkak di beberapa bagian tubuh
Masih karena pengaruh hormon, selama hamil tubuh memproduksi hormon relaksin yang membuat sendi jadi kendur. Dibutuhkan 5 bulan setelah melahirkan untuk bisa normal kembali.
Nggak jarang Ibu merasa tidak kuat melakukan hal yang biasa dilakukan sebelum hamil. Untuk itu ibu baru melahirkan disarankan untuk menghindari pekerjaan berat.
Pergelangan kaki bengkak juga hampir selalu dialami Ibu baru melahirkan. Bisa juga terjadi di beberapa bagian tubuh lainnya. Ini normal kok, Bu. Perubahan tubuh setelah melahirkan yang satu ini disebabkan karena tubuh masih berusaha membuang sisa cairan yang banyak selama kehamilan.
Nggak bisa instan, tentunya, ya. Ini akan hilang dalam waktu 1 minggu. Namun ada juga Ibu yang membutuhkan waktu lebih lama.
4. Tubuh kekurangan vitamin dan mineral
Pernah mendengar istilah ‘turun mesin’? istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut Ibu-Ibu yang sudah melahirkan. Gejalanya adalah badan lebih mudah lelah dan merasa tidak sekuat dulu sebelum hamil.
Ini bukan tanpa alasan, lho! Saat hamil, bayi menyerap vitamin dan mineral dari tubuh Ibu untuk tumbuh dan berkembang. Jika tidak diimbangi dengan asupan vitamin dan mineral yang cukup, Ibu berisiko kehilangan massa tulang dan mengalami anemia.
Perubahan tubuh setelah melahirkan ini bisa diatasi dengan mengonsumsi asupan vitamin dan mineral dari sumber makanan dan suplementasi. Bahkan, jika Ibu menyusui, peranannya sangat penting untuk menjaga nutrisi Ibu tetap stabil dalam memproduksi ASI.
5. Otot dasar panggul lemah dan nyeri pada vagina/perut bawah
Ibu hamil dan melahirkan biasanya mengeluhkan otot dasar panggul yang tidak sekuat dulu. Otot-otot ini digunakan untuk menyangga bayi selama kehamilan dan berperan dalam kontraksi saat melahirkan. Tidak heran kalau usai melahirkan, otot dasar panggul terasa tak sekuat sebelumnya.
Bagi yang melahirkan normal, robekan perineum mungkin saja terjadi. Jahitan dari bekas robekan memerlukan waktu untuk pulih. Sehingga di beberapa waktu masih terasa nyeri.
Sedangkan pada Ibu yang melahirkan caesar, nyeri dialami di area perut bawah bekas sayatan. Tak jarang ini juga terasa nyeri sampai ke area vagina. Sekitar area bekas sayatan juga terasa mati rasa. Tapi tenang saja, perubahan tubuh setelah melahirkan ini wajar terjadi.
6. Masa nifas dan siklus mens
Perubahan tubuh setelah melahirkan berikutnya adalah masa nifas dan siklus mens. Ibu akan mengeluarkan darah seperti saat menstruasi namun dengan durasi yang lebih lama.
Melansir dari Baby Centre, masa nifas ini akan berlangsung sekitar 6 minggu dengan warna merah, lalu kecoklatan dan terakhir kekuningan. 10 hari pertama akan terasa seperti mens di hari-hari awal. Tapi berikutnya akan normal.
Siklus mens juga akan mengalami perubahan dari sebelum hamil. Jika Ibu menyusui, maka biasanya mens baru akan kembali 6 bulan atau lebih.
Namun jika tidak, siklus mens biasanya akan berlangsung normal setelah nifas. Setiap orang memiliki timelinenya sendiri, ada yang berjarak 1 bulan dari nifas, ada juga yang 14 hari, bahkan ada yang menyambung langsung dari nifas.
7. Perut sering kram
Seperti mengalami kontraksi lagi, perut akan sering merasa kram setelah melahirkan. Perubahan tubuh saat melahirkan ini terjadi di rahim. Hormon oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI juga bekerja di rahim dalam menimbulkan kontraksi, untuk mengeluarkan sisa darah usai melahirkan.
Inilah mengapa perut jadi terasa kram usai melahirkan. Ibu bisa meletakkan handuk hangat agar lebih nyaman, Jika merasa sakit yang tak tertahankan, Ibu bisa minum paracetamol atau ibuprofen yang aman dikonsumsi saat menyusui.
8. Payudara bengkak dan membesar
Perubahan tubuh setelah melahirkan berikutnya yang terjadi adalah payudara yang membesar. Hal ini alami terjadi karena payudara tengah memproduksi ASI untuk bayi.
Aliran darah dan air susu membuat payudara tampak lebih besar bahkan melebihi saat sedang hamil. Produksi awal ASI adalah kolostrum. Cairan putih kekuningan yang kental dan sangat baik untuk melapisi usus bayi yang belum berkembang sempurna.
Dalam waktu 3-4 hari, payudara akan sering bengkak dan tersumbat, karena ASI transisi sedang menyesuaikan diri dengan kebutuhan bayi. Semakin sering disusukan, akan membantu pengeluaran ASI dari payudara lebih lancar.
Begitu sudah mulai terbaca banyaknya kebutuhan bayi minum, maka ASI akan menjadi ASI matur atau ASI matang. Seiring berjalannya waktu, payudara akan kembali ke ukuran normalnya.
9. Rambut dan kulit yang berubah
Masa kehamilan dengan hormon estrogen dan progesteron yang menguasai membuat kulit tampak lebih baik dan rambut kuat. Tapi setelah melahirkan, perubahan hormon ini malah membuat rambut super rontok dan kulit seperti lebih banyak masalah.
Idealnya, setiap hari rambut manusia akan rontok beberapa helai. Sedangkan saat hamil, nyaris tidak ada rambut yang rontok. Ini membuat kondisi setelah melahirkan akan merontokkkan rambut yang seharusnya rontok selama hamil.
Karena biasanya jumlahnya lebih banyak, para Ibu seringkali justru panik. Ibu bisa menggunakan produk rambut dan kulit lagi yang aman untuk ibu menyusui untuk mengatasi masalah rambut dan kulit ini.
10. Stretch mark & kenaikan berat badan
Perubahan tubuh setelah melahirkan yang seringkali bikin Ibu baru merasa minder adalah stretch mark dan berat badan yang belum kembali seperti semula. Ada juga masalah keloid yang muncul pada bekas operasi, untuk Ibu yang melahirkan caesar.
Tenang saja, Bu! Stretch mark dan keloid bisa disamarkan dengan krim atau minyak khusus yang banyak dijual di pasaran. Meski tidak bisa hilang 100% tapi stretch mark bisa disamarkan.
Sedangkan tentang berat badan, biasanya di awal kelahiran berat badan masih sulit turun karena cairan dalam tubuh Ibu perlahan keluar dan membutuhkan waktu. Bila Ibu menyusui, ini akan membantu Ibu menurunkan berat badan. Namun jikalau tidak turun ke berat semula, Ibu tetaplah Ibu yang baik, dunia pertama anak-anaknya.
Semua perubahan tubuh setelah melahirkan ini adalah tanda cinta dari si kecil untuk Ibu. Jangan biarkan ini mengganggu dan mengalihkan Ibu dari memberikan cinta yang besar untuk si kecil.
Mencintai diri sendiri lebih dulu adalah hal yang baik sebelum kita memberikan cinta yang berlimpah untuk bayi yang baru saja kita lahirkan. Setiap Ibu berharga, apapun kondisinya.
Editor: Aprilia