Nyeri Peranakan, Gejala Turun Berok Pada Wanita Usai Melahirkan
Ibu, pernahkah kamu mendengar istilah turun berok? Yes! Turun berok sebenarnya merupakan gangguan kesehatan yang umum dialami oleh wanita. Dalam penjelasan medis, turun berok lebih dikenal dengan turun peranakan.
Turun berok atau prolaps uteri adalah, kondisi ketika rahim turun hingga menonjol keluar vagina. Gejala turun berok pada wanita, umumnya berupa rasa nyeri di area peranakan.
Gejala turun berok pada wanita, biasanya diakibatkan oleh otot yang melemah di sekitar panggul. Sehingga otot tak lagi mampu menyangga rahim.
Ibumin sempat merasakan gejala turun berok pada wanita ini, usai melahirkan anak kedua. Rasa nyeri yang dialami kurang lebih mirip seperti gejala haid, bahkan lebih parah dan bikin Ibumin jadi nggak nyaman saat berhubungan intim akibat rasa sakitnya.
Nah, ternyata nggak hanya Ibumin, siapapun juga bisa mengalami gejala turun berok pada wanita usai melahirkan. Jadi, kenali dulu yuk mengenai gangguan kesehatan ini lebih mendalam.
Apa itu turun berok?
Gejala turun berok pada wanita, nyatanya bisa dialami oleh siapa saja, lho! Tak peduli usia maupun seberapa sering ia melahirkan. Tapi kali ini, Ibumin mau fokus membahas mengenai turun berok yang terjadi pada wanita setelah melahirkan.
Jadi, mengutip Mayo Clinic prolaps uteri atau turun peranakan terjadi ketika otot dan ligamen dasar panggul meregang dan melemah. Sehingga tidak lagi bisa menahan beban yang cukup untuk rahim.
Akibatnya, rahim tergelincir ke dalam atau menonjol keluar dari vagina. Meski bisa menyerang segala usia, namun para peneliti mengungkapkan bahwa turun berok paling sering menyerang orang-orang setelah menopause atau yang pernah melahirkan melalui proses pervaginam atau normal.
Faktor lain yang bisa jadi penyebab turun berok pada wanita adalah:
- Wanita yang sering mengangkat beban berat
- Wanita yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali
- Berat bayi saat lahir lebih dari 4 kilogram
- Melahirkan melalui proses pervaginam
- Pernah ada riwayat komplikasi/operasi besar di daerah panggul
- Kadar hormon esterogen menurun setelah masa menopause
- Wanita yang mengalami obsesitas
- Sering mengalami sembelit
- Ada riwayat tumor panggul
- Wanita perokok aktif yang kerap sering mengalami batuk kronis.
Gejala turun berok pada wanita
Sebelum mengenali gejala turun berok pada wanita, biasanya dokter akan melakukan klasifikasi terlebih dahulu sesuai dengan posisi rahim, dari tahap ringan hingga yang paling parah. Mengutip Cleveland Clinic beberapa tahap gejala turun berok pada wanita diantaranya adalah:
- Tahap I: Rahim turun ke bagian atas vagina
- Tahap II: Rahim jatuh ke bagian bawah vagina
- Tahap III: Rahim menonjol dari vagina
- Tahap IV: Seluruh rahim terlepas dari vagina.
Gejala turun berok pada wanita yang seringkali terjadi:
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nggak nyaman bergerak dan berjalan
- Sering mengalami sembelit
- Rasa penuh dan tertekan di panggul
- Nyeri di panggul, perut, dan punggung bagian bawah. Rasanya mirip seperti gejala haid
- Keluarnya cairan berupa darah dari lubang vagina
- Jaringan rahim menonjol ke vagina
- Kesulitan buang air kecil
- Sering mengalami gangguan terkait saluran kemih seperti ISK atau infeksi saluran kemih.
Gejala turun berok pada wanita, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan membuat kita jadi tidak nyaman bergerak.
Pada kasus yang sangat ringan mungkin tidak memerlukan perawatan atau tidak menyebabkan ketidaknyamanan berlebih. Namun, kasus yang parah dapat membuat sulit buang air kecil atau buang air besar secara normal.
Gejala turun berok pada wanita, biasanya merupakan masalah kualitas hidup, dan cukup berkaitan dengan usia dan seberapa sering melahirkan. Akan tetapi, gejala turun berok pada wanita ini bisa diatasi dengan bantuan medis.
Cara mencegah turun berok
Apakah gejala turun berok pada wanita bisa dicegah? Tenang, Bu hal ini tentu bisa dicegah kok. Meski begitu, mengutip dari John Hopkins Medicine nggak ada cara pasti untuk mencegah gejala turun berok pada wanita.
Namun, beberapa cara berikut mungkin bisa menjadi cara mencegah turun berok yang dapat Ibu lakukan:
- Menurunkan berat badan, jika Ibu mengalami kelebihan berat badan
- Diet kaya serat dan cairan untuk mencegah sembelit dan mengejan berlebihan
- Hindari angkat beban berat
- Berhenti merokok
- Segera berobat ke dokter jika mengalami gejala batuk kronis. Sebab, batuk kronis dapat memberi tekanan ekstra pada organ panggul
- Rutin latihan senam kegel untuk memperkuat otot dasar panggul. Tindakan ini juga dapat membantu, jika Ibu sudah terdiagnosa mengalami gejala turun berok pada wanita sebelumnya.
Nah, salah satu pesan dari Ibumin yang nggak boleh diabaikan jika curiga mengalami gejala turun berok pada wanita adalah, wajib memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika ada gejala lain yang mengganggu aktivitas.
Sebab, pada kasus yang lebih parah, gejala turun berok pada wanita mungkin memerlukan tindakan pembedahan, guna memperbaiki posisi rahim. Bahkan, tak jarang juga memerlukan tindakan histerektomi atau operasi pengangkatan rahim.