Penggunaan Selimut Bayi Yang Tidak Tepat, Bisa Mengancam Nyawa Si Kecil!
Beberapa tahun lalu sempat viral mengenai kasus bayi di Washington, Amerika Serikat yang meninggal akibat lilitan selimut bayi. Kejadian ini dialami oleh seorang Ibu bernama Jordan DeRosier.
Bayi lelakinya, bernama Sloan yang saat itu berusia 7 bulan ditemukan meninggal dunia dengan selimut melilit kepalanya. Kala itu Sloan tidur berbaring dengan selimut yang dibuat oleh nenek buyutnya.
Alih-alih membuat Sloan lebih hangat saat tidur, Jordan menambah selimut lain untuk menutupi bagian kepala Sloan agar lebih hangat. Namun, nahas kondisi ini justru membuat malapetaka besar bagi Jordan.
Belajar dari kejadian ini sebenarnya, seberapa bahayakah memberikan selimut bayi saat ia sedang tertidur di kasur bayi? Usia berapakah bayi sudah siap tidur menggunakan selimut?
Alasan mengapa penggunaan selimut bayi berbahaya
Secara keseluruhan, sebenarnya nggak ada yang salah pada selimut bayi yang diberikan guna mengatasi bayi kedinginan. Hanya saja, penggunaannya harus dalam pengawasan orang tua.
Kebanyakan kejadian, kasus selimut bayi yang menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome atau SIDS), terjadi akibat kelalaian orang tua saat menyelimuti bayi. Mengutip dari WebMD selimut bayi sendiri sangat tidak direkomendasikan digunakan pada bayi berusia di bawah 12 bulan.
Nggak hanya selimut bayi, American Academy of Pediatrics juga mengungkapkan, benda apapun yang kira-kira dapat menutupi wajah si kecil, sebaiknya jangan diberikan atau bahkan diletakkan dekat kasur bayi. Misalnya saja seperti boneka, bantal atau guling yang ukurannya lebih besar dari tubuh bayi.
Pada usia di ini, reflek tubuh bayi terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya belum benar-benar sempurna. Sehingga, jika dikutip dari Parents Rachel Moon, M.D., dokter spesialis anak dari Children's National Medical Center in Washington, D.C mengungkapkan bahwa, dengan kata lain bayi bisa secara tidak sengaja menekan hidung dan mulutnya ke dalam selimut bayi ketika tidur.
Sehingga, dapat menyebabkan bayi mati lemas dan SIDS. Apalagi, masih belum kuat untuk menggerakkan kepala dan lehernya, terutama jika ada sesuatu yang menghalangi pernapasannya.
Lakukan ini sebagai langkah pencegahan
Belakangan ini, AAP juga merekomendasikan cara membuat bayi tidur lebih tenang dengan menerapkan metode ABC, yang merupakan singkatan dari Alone on their Back in a Crib. Mengutip dari John Hopkins Medicine berikut adalah penerapan ABC sleep yang bisa Ibu lakukan, untuk mencegah kematian bayi mendadak akibat penggunaan selimut bayi:
- Alone: Usahakan agar anak tidur sendirian. Di negara-negara Barat, anak-anak sudah dibiasakan tidur sendirian di kamarnya sejak hari pertama lahir. Karena bayi tidur sendirian, AAP meminta agar orang tua menjauhkan segala macam benda yang berpotensi membahayakan bayi, termasuk selimut bayi
- On their Back: Posisi tidur terbaik untuk bayi baru lahir adalah telentang. Tidur dengan posisi miring atau tengkurap dapat menimbulkan risiko mati lemas. Terutama jika bayi belum bisa menggerakkan kepalanya
- In a Crib: Pastikan kasur bayi memiliki permukaan yang datar dan tidak bergelombang atau terlalu empuk. Jangan letakkan bayi di ayunan baik saat tidur malam ataupun siang.
Hal yang wajib dicatat adalah, meskipun para ahli menyarankan agar bayi tidur di tempat tidurnya sendiri, namun ahli tetap menyarankan opsi lain agar bayi tetap tidur satu kamar bersama orang tua. Meskipun ia akan dipisahkan tempat tidurnya, setidaknya di 6-12 bulan pertama.
Kapan sebaiknya selimut bayi digunakan?
Sebenarnya AAP belum menemukan penelitian mengenai berapa usia yang tepat, untuk selimut bayi bisa digunakan pada si kecil. Namun, mengutip What to Expect para ahli menyarankan agar orang tua perlu menunda memberikan selimut bayi ketika tidur, setidaknya sampai ia berusia 18 bulan. Setelah usia 18 bulan, selimut tipis dan selimut kecil khusus dapat digunakan dan bahkan dapat membantu menghangatkan bayi.
Jika si kecil terlihat kedinginan dan sekiranya butuh diberikan selimut bayi, pastikan orang tua selalu memeriksa kondisinya selama tidur. Artinya orang tua harus tetap memerhatikan si kecil, agar tidak terlilit selimut saat tidur.
Hal lain yang bisa Ibu lakukan untuk memastikan si kecil tetap hangat tanpa menggunakan selimut adalah, menggunakan swaddle blanket berbentuk seperti kantong atau baju tidur one-piece yang dilengkapi dengan kancing, resleting, untuk menutupi kaki si kecil.
Namun perlu diingat bahwa, jika rumah atau kamar bayi sudah sangat hangat, ia mungkin tidak memerlukan perlindungan tambahan ini. Atur suhu ruangan ber-AC di kamar, antara 23-25 derajat Celcius.
Nah, setelah mengetahui bahwa penggunaan selimut bayi yang tidak tepat bisa mengundang petaka buat si kecil, mulai sekarang ada baiknya Ibu lebih waspada lagi memberikan selimut di tubuh mungilnya ya! Supaya kejadian yang tidak diinginkan ini tidak terjadi pada siapapun, terutama si kecil.