Ibupedia

Pusar Bayi Berdarah Setelah Puput, Bahayakah?

Pusar Bayi Berdarah Setelah Puput, Bahayakah?
Pusar Bayi Berdarah Setelah Puput, Bahayakah?

Saat si kecil sudah puput tali pusar merupakan momen yang paling ditunggu oleh tiap Ibu. Sebab, setelah puput kita tak perlu lagi repot-repot membersihkan pusar bayi karena sudah tidak memerlukan perawatan khusus lagi.

Selain itu, setelah pusar bayi puput biasanya Ibu juga bisa lebih leluasa mengajak si kecil tummy time tanpa adanya ganjalan dari tali pusarnya. Bayi memiliki waktu yang berbeda-beda untuk puput pusar, namun biasanya pusar bayi puput di usia 10-14 hari.

Biasanya pusarnya akan puput sendiri jika sudah kering. Namun, nggak semua orang tua bisa mengalami puput pusat bayi dengan mulus ya Bu. Sebab, pada beberapa orang tua yang harus mengalami pusar bayi berdarah.

Tentunya hal ini membuat sebagian orang tua merasa khawatir, terlebih bagi orang tua baru. Lalu kenapa pusar bayi berdarah setelah puput? Apakah hal ini tergolong normal dan umum dialami? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini ya Bu!

Kenapa pusar bayi berdarah setelah puput?


Sebenarnya pusar bayi berdarah setelah puput merupakan hal yang normal terjadi ya Bu. Hanya saja hal ini dapat membuat panik bagi sebagian orang tua.

Melansir Medical News Today kenapa pusar bayi berdarah setelah puput bisa disebabkan karena tali pusar yang sudah mengering dan terlepas dari pusarnya. Pendarahan itu akan terlihat di titik tempat tali pusar tersebut puput atau terlepas.

Bahkan pusar bayi berdarah setelah puput bisa menimbulkan nanah dan bau yang tidak sedap. Hal ini jelas semakin menambah orang tua menjadi khawatir.

Tak perlu panik ya Bu, sebab pusar bayi bernanah biasanya terjadi akibat pusar yang luka puputnya belum kering, tetapi dibiarkan lembap sehingga terinfeksi jamur. Untuk itu, meski si kecil sudah puput pusar, tetap harus diperhatikan dengan baik terutama soal kebersihannya selama beberapa hari ke depan.

Lalu bagaimana jika pusar bayi berdarah agak banyak dan cenderung tidak kunjung berhenti? Tentu saja hal ini dapat menimbulkan infeksi. Tapi biasanya infeksi tersebut tentu diikuti dengan gejala sebagai berikut:

  • Bayi rewel dan tampak tak nyaman disentuh area pusarnya;
  • Kulit pusar terasa lebih hangat dibanding area di tubuh lainnya;
  • Kulit di sekitar pusar tampak memerah;
  • Muncul nanah dan berbau tak sedap; dan
  • Dapat disertai dengan demam.

Saat pusar bayi berdarah dan menimbulkan infeksi, maka hal ini tidak bisa diobati dengan cara rumahan lagi. Melainkan Ibu perlu membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pusar bayi berdarah, bisakah dicegah?


Pusar bayi berdarah setelah puput jika tidak ditangani dengan benar maka dapat menimbulkan infeksi. Padahal pusar bayi berdarah setelah puput bisa dicegah lho!

Salah satu cara yang penting dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan bagian pusar bayi dengan benar. Berikut adalah langkahnya:

1. Menjaga kulit sekitar pusar tetap kering

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) agar tali pusar tidak infeksi setelah puput, penting untuk menjaga tali pusar tetap kering agar tidak basah dan lembab. Kondisi lembab dapat memicu pertumbuhan kuman yang menyebabkan infeksi.

2. Jangan membersihkan dengan sabun

Beberapa hari setelah bayi lahir sebaiknya jangan membersihkan tali pusar bayi dengan sabun ya Bu. Sebaliknya tetap jaga tali pusar tetap kering agar lebih cepat puput. Biarkan tali pusar terbuka tanpa ditutup dengan kain kasa atau apapun.

3. Usahakan jangan tertutup popok

Mengingat letaknya yang cukup dekat, pusar bayi rentan tergesek popok. Untuk itu, sebelum memakainan popok bayi usahakan agar tali pusatnya tidak tertutup. Tujuan agar tidak terkena atau tercemar air seni dan tinja untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusar.

4. Jaga tali pusar agar tidak basah 

Saat memandikan bayi, usahakan agar tali pusar tidak basah. Hindari menggunakan minyak atau jejamuan yang bertujuan untuk membuat tali pusar bayi cepat kering, sebab hal ini hanya akan membuat tali pusar basah dan lembab.

Cara menangani pusar bayi berdarah


Tali pusar bayi berdarah memang bisa membuat orang tua menjadi khawatir. Terutama bagi orang tua baru. Tapi jangan panik ya Bu, sebab selalu ada cara dalam menangani pusar bayi berdarah.

Melansir Healthline ketika tali pusar bayi berdarah, orang tua bisa melakukan perawatan dengan membersihkan area sekitar tali pusar dengan kain bersih berbahan lembut. Bisa juga memberikan sedikit tekanan pada tali pusar untuk memperlambat dan menghentikan pendarahan.

Pastikan popok bayi tidak bergesek dengan tali pusarnya ya Bu, agar pendarahan tidak semakin parah. Hindari membersihkan dengan alkohol, betadine ataupun antiseptik lain yang hanya membuat tali pusar menjadi lembab.

Jika dalam 2-3 hari pusar bayi berdarah tak kunjung sembuh dan makin mengeluarkan bau tidak sedap, segera konsultasikan ke dokter agar dapat ditangani dengan baik. Tali pusar bayi berdarah sejatinya tidak akan membahayakan bayi.

Namun hal ini tentu sangat membuatnya merasa tidak nyaman dan rewel. Jadi, alangkah lebih baik hal ini ditangani langsung dengan ahlinya ya Bu!

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram