Sering Ditanyakan, Ganti Popok Bayi Harus Berapa Kali, Sih?
New Parents masih suka kebingungan, nih, perihal berapa kali seharusnya bayi ganti popok dalam sehari, ganti popok bayi berapa jam sekali, serta ganti popok bayi harus menunggu penuh atau tidak? Bahkan nggak jarang juga yang belum memahami bagaiamana cara ganti popok yang baik dan benar.
Wah, cukup banyak ya pertanyaan tentang ganti popok ini. Nggak heran, sebagai orang tua baru Parents wajar mengalami dilema-dilema ini. Pada akhirnya nanti semua akan jadi ahli dalam mengganti popok bayi. Yuk, bahas lebih banyak tentang ganti popok bayi!
Popok dan ruam popok
Popok merupakan salah satu kebutuhan bayi yang cukup membantu orang tua dalam urusan toilet. Karena bayi dan anak-anak di bawah 3 tahun belum bisa buang air kecil atau besar di toilet, tentunya mereka akan buang air begitu saja. Popok berperan dalam menampung air seni dan feses sehingga orang tua tidak perlu berkali-kali membawa bayi atau anak ke toilet.
Namun, ada pula risiko yang mengikuti. Penggunaan popok yang menampung urin dan feses di luar batas dapat berdampak pada kulit bayi dan risiko-risiko infeksi organ kelamin serta kandung kemih.
Iritasi yang mengikuti penggunaan popok kotor disebut Diaper dermatitis. Diaper dermatitis merupakan salah satu irritant contact dermatitis atau dermatitis kontak iritan yang paling umum terjadi, apalagi 20% kunjungan ke dokter anak adalah masalah diaper dermatitis.
Dermatitis kontak iritan sendiri merupakan masalah kulit yang disebabkan karena kulit mengalami fase basah lalu kering secara berulang karena air liur, air seni, feses, sabun atau tisu basah. Sehingga besar kemungkinan diaper dermatitis didapatkan bayi dan anak yang terlalu lama menggunakan popok kotor.
Beberapa penelitian yang disebutkan dalam jurnal terbitan tahun 2019 menyebutkan bahwa, pemicu diaper dermatitis bisa saja banyak faktor, namun seringnya kulit berkontak dengan urin dan feses menjadi pemicu awal iritasi kulit ini. Kelembapan ini memungkinkan gesekan kulit dengan popok merusak jaringan kulit.
Ditambah lagi, adanya proses katalisasi urea dalam feses dan urea dalam urin yang menyebabkan pH kulit naik dan potensi diaper dermatitis makin besar. Mengganti popok bayi dan anak secara rutin disebut sebagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah ruam popok terjadi.
Penggunaan popok sekali pakai disarankan yang berbahan lembut, sirkulasi udara di area genital baik dan daya serap cairan tinggi. Popok kain juga disarankan untuk mencegah ruam popok terjadi. Tapi bukan berarti popok kain tidak perlu diganti sesering popok sekali pakai, ya.
Mengapa sering ganti popok itu penting?
Dengan adanya risiko-risiko yang mengikuti di balik penggunaan popok, sering ganti popok sangat dianjurkan. Selain mencegah ruam, langkah ini juga diambil untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bayi.
Risiko infeksi kandung kemih dan peradangan di area genital mengintai bila popok bayi jarang diganti, utamanya jika sudah buang air besar. Dr. Ari Brown dalam laman Parents menyebutkan bahwa feses dapat menyebabkan iritasi bahkan infeksi kandung kemih, terutama pada bayi perempuan.
Rutin ganti popok dan mgnhitung frekuensinya dapat dijadikan patokan apakah bayi sudah cukup minum dan makan, demikian dijelaskan dr. Olga Urban dalam Flo. Popok basah dan rutin diganti mengindikasikan bayi cukup terhidrasi dan asupannya cukup.
Ganti popok bayi baru lahir, berapa jam sekali?
Lantas, ganti popok bayi baru lahir berapa jam sekali, ya supaya tetap aman untuk kesehatan bayi? American Pregnancy Association menyebutkan bahwa bayi baru lahir bisa buang air kecil 20 kali dalam sehari. Sedangkan buang air besar bisa lebih sering di awal kelahiran karena bayi sedang mengeluarkan mekonium dari tubuhnya.
Untuk itu, dianjurkan bagi bayi baru lahir ganti popok 8-12 kali sehari atau setiap 2 jam sekali. Bila bayi buang air besar, segera ganti popok tanpa menunggu 2 jam.
Ganti popok di bulan-bulan awal kelahiran cukup melelahkan. Tapi ini bisa sekaligus dilakukan dengan rutinitas menyusui. Utamanya pada bayi yang perlu mengejar berat badan, sehingga perlu dibangunkan lebih sering untuk menyusu.
Biasanya, ketika bayi berusia lebih dari 1 bulan dan berat badan sudah tercapai baik, bayi tidak perlu dibangunkan untuk ganti popok atau menyusu. Parents bisa menunggu sedikit lebih lama dan mengganti popok bayi setiap 3-4 jam dalam sehari.
Bayi yang lebih besar hingga usia 24 bulan bisa mengikuti jadwal ini. Mengingat kandung kemih sudah semakin besar daya tampungnya. Namun tetap wajib langsung diganti setelah buang air besar.
Popok sekali pakai dan popok kain
Penggunaan popok kain memang disarankan. Tapi bukan berarti popok kain tidak perlu sering diganti. Sebuah merk popok kain di Amerika bahkan menyarankan ganti popok lebih sering berdasarkan usianya, yaitu:
- 20-24 kali saat baru lahir
- 14-18 kali di usia 6-12 bulan
- 12-16 kali di usia 12-24 bulan
- 4-8 kali saat mulai belajar toilet training
Semuanya untuk penggunaan popok dua lapis. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa apapun jenis popoknya, frekuensi ganti popok sesuai usia sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan bayi.
Kalau Parents terbiasa ganti popok bayi berapa kali dalam sehari?
Editor: Aprilia