Ibupedia

Tips Aman Memotong Kuku Bayi

Tips Aman Memotong Kuku Bayi
Tips Aman Memotong Kuku Bayi

Memotong kuku newborn mungkin terasa menyeramkan, terutama ketika pertama kali Anda melakukannya. Bayi baru lahir biasanya memiliki kuku yang panjang dan cepat sekali tumbuh. Berhubung bayi baru lahir kurang memiliki kontrol pada setiap gerakan ototnya, ia akan sering mencakar wajah dan anggota badan lainnya dengan tidak sengaja. Itulah sebabnya, kita harus menjaga kuku anak tetap dalam kondisi pendek agar si kecil tetap aman dan tidak terluka.

Memotong kuku bayi memang tidak mudah, apalagi saat ia terjaga. Dia akan sering menggerak-gerakkan tangannya sehingga kita makin kesulitan untuk memotong kukunya.

Sebaiknya, jangan memotong kuku bayi sebelum ia berumur 1 bulan. Karena masih sulit untuk mengetahui bagian kuku yang tumbuh dan menempel pada daging bawah kuku. Kulit kuku si kecil juga sanga berisiko berdarah bila Anda memotongnya terlalu pendek.

Sebagai gantinya, pakaikan sarung tangan, atau bedong tubuhnya agar tangannya tidak mendekati wajah. Saat kukunya sudah sedikit menjadi keras, yakni pada usia bayi sekitar 8 minggu, Anda bisa mulai memotong kukunya, tapi lakukan ini dengan hati-hati.

Kenapa perlu memotong kuku bayi?

Kuku bayi mulai terbentuk di trimester kedua kehamilan dan sepenuhnya terbentuk di saat lahir. Kuku bayi sangat lembut dan lunak, kebalikan dari kuku orang dewasa. Kuku bayi juga tumbuh cepat, terutama kuku tangan. Anda kemungkinan perlu memotong kuku bayi sekali dalam seminggu.

Ada dua alasan utama kenapa Anda perlu memotong kuku bayi:

  • Agar anak tidak terluka. Bayi belum bisa mengontrol gerakannya, jadi bila kukunya tidak dipotong, ia bisa menggaruk dan mencakar wajah serta tubuhnya.

  • Untuk mencegah cantengan. Memotong kuku bayi secara teratur bisa mencegah kondisi cantengan pada kuku bayi yang terasa tidak nyaman. Cantengan terjadi ketika pinggir kuku mulai tumbuh menembus kulit. Ini menyebabkan rasa sakit dan bengkak.

Do’s dan dont’s memotong kuku bayi

Do’s

  • Gunting Sebagian besar ibu pasti memilih gunting kuku dengan bentuk seperti untuk memotong kuku si kecil karena kita memang terbiasa menggunakannya untuk memotong kuku sendiri. Ini bisa digunakan pada bayi usia lebih dari 1 bulan. Tapi ada risiko mengintai saat menggunakan gunting kuku, yaitu kulit si kecil akan lebih berisiko tergores.

  • Gunting khusus buat kuku bayi. Memotong kuku dengan gunting yang bentuknya memang seperti gunting mungkin tampak sulit, tapi ternyata banyak yang Biasanya gunting kuku bayi model seperti ini memiliki bagian ujung yang tumpul. Gunting memberi Anda lebih banyak kontrol dibanding alat potong kuku biasanya. Tapi pilihan ini lebih mahal dibanding alat potong kuku biasanya dan tetap saja ada risiko melukai jari bayi.

  • Kikir kuku. Ini cara terbaik untuk memotong kuku bayi bila Anda ingin meminimalisir risiko kulit kuku bayi luka. Sebaiknya gunakan kikir kuku yang lembut, terutama untuk bayi di bawah usia satu bulan. Sayangnya, beberapa ibu merasa kikir kuku tidak dapat memotong kuku bayi dengan sempurna. Meski begitu, kikir bayi mungkin bisa bermanfaat untuk memotong kuku anak balita yang tidak bisa diam bergerak. tapi cara ini bisa juga bermanfaat untuk bayi yang lebih besar yang tidak bisa diam bergerak.

  • Kikir kuku elektrik. Bila kikir kuku biasa tidak memudahkan Anda memotong kuku anak, kikir elektrik bisa jadi pilihan. Biasanya harganya lebih mahal dari alat potong kuku lainnya. Nilai positifnya, kikir kuku elektrik tak berisiko menimbulkan Bahkan, ada beberapa yang dilengkapi lampu atau kaca pembesar. Gadget ini membuat tugas Anda lebih mudah.

Don'ts

  • Menggigit kuku. Ketika memegang tangan kecil bayi dan melihat kuku mulai memanjang, rasanya ingin menggigitnya saja agar kuku si kecil pendek. Meski mudah dilakukan, para ahli tidak menyarankannya karena Anda bisa menyebarkan kuman, infeksi virus atau bakteri.

  • Merobek kuku. Cara ini juga sangat tidak dianjurkan. Kalau melakukan ini, bukan tidak mungkin kita akan merobek kuku si kecil terlalu pendek, yang bisa memicu cantengan. Cantengan bisa terasa sangat sakit dan jari bayi bisa terinfeksi.

Kenapa tidak boleh menggigit kuku bayi?

Meski ini terlihat seperti solusi yang lebih mudah, alangkah baiknya bila Anda tidak menggigit kuku bayi. Beberapa alasannya antara lain:

  • Mulut Anda jadi bagian tubuh yang paling banyak memiliki kuman. Ini sebabnya profesional medis, terutama dokter gigi, merekomendasikan tidak berbagi makanan atau alat makan dengan anak kecil.

  • Bayi bisa terkena infeksi. Hanya butuh luka kecil pada jari bayi untuk mengembangkan infeksi.

  • Bayi bisa mengalami hangnail (kulit yang robek di dekat kuku). Menggigit kuku bisa membuat pinggir kuku tajam dan menusuk kulit.

Cara Memotong Kuku Bayi

Sebelum memotong kuku bayi

  • Pastikan ruangan yang Anda gunakan untuk memotong kuku bayi punya pencahayaan yang baik.

  • Paling baik memotong kuku bayi adalah saat ia tidur. Bisa juga dipotong setelah bayi mandi. Setelah mandi, kuku akan lebih Anda bisa lebih mudah dan lebih cepat memotong kukunya. Anda juga bisa memotong kukunya saat ia menyusui karena ia akan lebih tenang.

  • Hanya gunakan gunting kuku bayi. Risiko kulit kuku bayi terluka akan makin besar kalau kita memakai gunting kuku untuk orang dewasa,

Saat memotong kuku bayi

  • Sebelum mulai memotong kuku, baringkan bayi dengan nyaman. Anda bisa tempatkan bayi di tempat tidur atau memangkunya dan menyandarkannya di lengan.

  • Pegang tangan bayi dengan erat tapi lembut. Anda harus pastikan meski bayi mencoba menggerakkan tangannya, jarinya tidak lepas dari pegangan Anda.

  • Bila si kecil masih terlalu kecil atau baru lahir, kebanyakan dokter menyarankan untuk menggunakan kikir kuku, bukan gunting Alat kikir kuku akan lebih memudahkan Anda, membuat pinggiran kuku menjadi halus, dan juga melatih Anda membentuk kuku bayi.

  • Perlahan tekan jari bayi dan gerakkan menjauh dari kuku. Ini membantu menghindari insiden melukai kulit bayi.

  • Selalu potong kuku bayi sesuai lekuk jari dan selalu potong kuku kaki di garis lurus.

Jika tidak sengaja melukai kulitnya, jangan khawatir. Dengan perlahan gunakan kapas bersih dan basah kemudian beri sedikit tekanan pada area yang terluka. Darah akan segera berhenti. Tapi jangan gunakan perban di sekitar area kulit yang tergores, bayi bisa saja memasukkan jari ke mulut, mencabut perban, lalu menjadi tersedak karenanya.

Memotong kuku bayi akan lebih mudah bila dilakukan oleh dua orang. Satu orang memegang bayi dan menjaganya agar tidak terlalu banyak bergerak dan satu orang yang lain memotong kukunya. Alihkan perhatian bayi dengan mainan atau sesuatu yang ia sukai. Coba berikan benda untuk ia pegang pada tangan yang satunya.

Masalah kesehatan kuku bayi

Cukup umum bagi bayi kecil mengalami infeksi yang disebut paronychia di sekitar kuku tangan atau kaki. Kondisi ini sering sembuh tanpa penanganan. Tapi Anda kadang perlu gunakan krim atau cairan antiseptik pada kuku. Kadang infeksi ini bisa menyebar ke kulit kuku tangan atau kaki, menyebabkan area infeksi menjadi bengkak dan kemerahan.

Hubungi dokter bila bayi Anda mengalami kondisi ini. Bayi mungkin membutuhkan antibiotik untuk membantu membersihkan infeksi. Bila Anda menggunakan krim untuk mengatasi infeksi, pastikan memakaikan sarung tangan atau sarung kaki setelahnya. Tujuannya agar bayi tidak bisa memasukkan tangan atau kaki ke mulutnya.

Paronychia akut bisa terjadi pada usia berapapun, tapi khususnya terjadi pada anak kecil. Paronychia kronis paling umum terjadi pada wanita dewasa dan mereka yang menjalani pekerjaan yang menyebabkan tangan selalu lembab, tapi bisa juga terjadi pada bayi yang menghisap jari, atau ketika orangtua berlebihan memotong kuku bayi.

Infeksi bakteri pada kuku lebih sering terjadi pada kuku tangan dan lebih jarang terjadi pada kuku kaki. Pada paronychia akut, muncul bengkak, warna kemerahan, rasa sakit, dan bisa mengandung nanah. Biasanya hanya terjadi pada satu kuku saja. Sedangkan pada paronychia kronis, muncul bengkak, kemerahan, tapi tidak muncul kulit yang mengeras. Kondisi ini bisa terjadi pada lebih dari satu kuku.

Pada paronychia akut, dokter bisa mengeringkan area yang sakit dan meresepkan antibiotik atau obat. Sedang untuk paronychia kronis, dokter akan meresepkan steroid yang dioleskan, obat anti jamur oles, serta obat anti jamur atau antibiotik yang diminum.

(Ismawati)