Wajib Tahu! Cara Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan Yang Sering Disepelekan
Setelah melahirkan buah hati, salah satu masalah yang kerap dihadapi adalah ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan postpartum depression. Hal inilah yang di duga juga dialami oleh seorang Ibu di Surabaya.
Akibatnya sang anak yang baru berusia 5 bulan terpaksa menjadi korban penyiksaan yang dilakukan Ibu kandungnya sendiri. Bayi mungil itu ditemukan membusuk di dalam kamar sang Ibu usai ditinggal pergi liburan bersama rekan-rekan kantor ke Yogyakarta.
Apalagi setelah diusut, alasan sang Ibu melakukan hal tersebut karena kesal akibat sang anak sering menangis dan rewel ketika kedua orang tuanya bertengkar. Hal ini jelas membuat semua Ibu yang membaca berita ini menjadi geram.
Meski begitu, banyak orang menduga hal ini dilakukan sang Ibu akibat mengalami depresi pasca melahirkan. Walaupun hal ini sering dianggap remeh, namun penting untuk mengetahui cara mengatasi depresi pasca melahirkan dalam ulasan berikut.
Depresi pasca melahirkan, jangan dianggap sepele!
Sering menangis tanpa sebab setelah melahirkan, merasa bentuk tubuh tidak seperti dulu, bahkan kelelahan mengurus si kecil atau kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar ternyata dapat berpengaruh besar terhadap psikis seorang Ibu. Sehingga Ibu mudah mengalami depresi pasca melahirkan.
Melansir Medical News Today setidaknya 1 dari 7 wanita di Amerika Serikat yang sudah melahirkan dapat mengalami depresi pasca melahirkan. Bahkan 1 dari 5 orang wanita pun cenderung menyepelekan tanda-tanda depresi tersebut.
Rata-rata mereka menganggap bahwa depresi pasca melahirkan adalah hal yang tabu. Layaknya baby blues, depresi pasca melahirkan dapat hilang dengan sendirinya jika dilakukan treatment yang tepat.
Jika terus diabaikan, kondisi ini dapat memengaruhi psikis Ibu dan juga bayi serta memperparah keadaan. Padahal depresi pasca melahirkan adalah gangguan psikologis yang dapat diobati.
Sementara itu cara paling efektif untuk mendiagnosis dan mengobati depresi pasca melahirkan adalah dengan mengunjungi dokter. Mereka dapat mengevaluasi gejala yang ditimbulkan dan menyusun rencana perawatan terbaik untuk Ibu. Biasanya Ibu akan mendapatkan perawatan berupa terapi psikolog dan juga obat-obatan seperti psikoterapi, antidepresan, atau kombinasi keduanya.
Cara mengatasi depresi pasca melahirkan
Jangan lagi ada anak yang menjadi korban akibat sang Ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan ya Bu! Untuk itu, melansir Healthline berikut adalah cara mengatasi depresi pasca melahirkan yang bisa kamu terapkan:
1. Rajin berolahraga
Olahraga dapat meningkatkan hormon kebahagiaan atau oksitosin dan berfungsi sebagai obat anti depresi alami bagi Ibu yang memiliki gejala depresi pasca melahirkan. Olahraga setelah melahirkan juga nggak perlu terlalu berat ya Bu.
Menurut riset yang berjudul Mental Health and Physical Activity Ibu cukup berolahraga ringan seperti jalan santai setiap pagi sambil menghirup udara segar bersama si kecil. Sebab jalan santai terbukti dapat menurunkan tingkat depresi Ibu dan meningkatkan hormon oksitosin. Lakukan olahraga ini secara rutin selama 10 menit setiap hari.
2. Atur pola diet sehat
Makan sehat saja belum cukup mengatasi depresi pasca melahirkan ya Bu. Sebaiknya jadikan makanan sebagai salah satu kebiasaan dalam menerapkan pola diet sehat.
Nutrisi yang tepat jika dikonsumsi secara rutin oleh Ibu setelah melahirkan dapat membantu meningkatkan mood Ibu jadi lebih baik. Selain itu, diet sehat dapat membantu meningkatkan produksi ASI yang dibutuhkan oleh si kecil. Atur pola diet sehat setiap hari agar menjadi kebiasaan yang baik demi mencegah depresi pasca melahirkan.
3. Sediakan waktu untuk me time
Kurangnya perhatian kepada diri sendiri juga dapat meningkatkan kemungkinan Ibu mengalami depresi pasca melahirkan lho! Jadi sebisa mungkin ketika merasa ada tanda gangguan psikologis, segera sediakan waktu untuk me time.
Minta bantuan suami atau orang terdekat agar mau dititipkan si kecil saat Ibu sedang me time. Hal ini juga jadi bagian dukungan dari keluarga demi mencegah Ibu mengalami gangguan psikologis.
Gunakan waktu me time untuk sekadar nonton film di kamar, mendengarkan musik atau menuntaskan waktu tidur yang tersita saat malam hari. Kamu juga bisa menjadwalkan waktu me time sesuai dengan kesepakatan dengan pasangan ya Bu.
4. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk istirahat
Misalnya saja ketika si kecil sedang tidur siang, usahakan agar Ibu juga ikut beristirahat. Meskipun Ibu mungkin belum mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Namun, ketahuilah pekerjaan rumah nggak akan ada habisnya jika terus dipikirkan ya Bu. Kalau kamu merasa tidak sanggup melakukan pekerjaan rumah, mintalah bantuan dari suami ataupun hire asisten rumah tangga. Tapi yang terpenting, upayakan untuk ‘mencuri’ waktu istirahat sebaik-baiknya saat si kecil sedang tidur.
5. Berikan ASI eksklusif pada si kecil
Menurut penelitian tahun 2012 yang berjudul The Relationship Between Postpartum Depression and Breastfeeding menemukan bahwa memberikan ASI eksklusif pada si kecil dapat menurunkan risiko Ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Hal ini setidaknya bisa dicegah selama 4 bulan pasca melahirkan.
Apalagi jika proses menyusui sangat dinikmati oleh Ibu dan bayi. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa saat let down reflex saat menyusui berlangsung, maka hormon oksitosin meningkat sehingga berpotensi dapat mencegah depresi pasca melahirkan.
6. Hindari menutup diri dari lingkungan
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Canadian Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa mengobrol dan menceritakan perasaan Ibu pada orang lain yang dipercaya dapat membantu menetralkan suasana hati. Para peneliti juga menemukan bahwa para Ibu yang baru melahirkan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah setelah secara teratur setelah berbagi pengalaman dengan orang lain.
Yup! Itulah manfaat paling besar dalam melakukan interaksi sosial bagi seorang Ibu pasca melahirkan. Jadi, cobalah untuk keluar sejenak dari zona nyaman Ini dan lakukan pembicaraan ringan dengan orang lain agar Ibu juga bisa mendapatkan dukungan.
Perlu diingat, depresi pasca melahirkan dapat diatasi jika Ibu juga mau bergerak melawan gejolak batin yang sedang Ibu rasakan. Jangan ragu untuk meminta bantuan orang di sekitar atau ahli medis jika memang dibutuhkan ya Bu.
Hal ini semata-mata agar depresi pasca melahirkan tidak berkembang menjadi gangguan psikologis yang menetap setelah hormon Ibu sudah stabil. Sehingga tak ada lagi korban berjatuhan termasuk buah hati kita.
Editor: Atalya