Ibupedia

Waspada! Masalah Pernapasan Pada Bayi Mengancam Nyawa

Waspada! Masalah Pernapasan Pada Bayi Mengancam Nyawa
Waspada! Masalah Pernapasan Pada Bayi Mengancam Nyawa

Hingga kini masih banyak bayi baru lahir yang butuh penanganan khusus karena memiliki masalah pernapasan. Yup, masalah pernapasan ini memang rentan dialami oleh bayi baru lahir yang biasanya tak banyak diketahui oleh para Ibu.

Masalah pernapasan ini tak jarang bahkan bisa mengancam nyawa bagi jika tak ditangani dengan baik. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk lebih peka dalam memerhatikan bayi yang mengalami masalah pernapasan.

Tujuannya agar bisa ditangani dengan lebih cepat dan bisa menyelamatkan nyawanya. Lalu apa saja sih masalah pernapasan pada bayi baru lahir lainnya yang perlu Ibu ketahui? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ya!

Mengenal masalah pernapasan pada bayi


Jika melansir National Health Service masalah pernapasan pada bayi baru lahir biasanya lebih dikenal dengan newborn respiratory distress syndrome (NRDS). 

Masalah pernapasan yang satu ini terjadi ketika paru-paru bayi tidak sepenuhnya berkembang dan tidak dapat menyediakan cukup oksigen dan membuat bayi kesulitan bernapas.

NRDS biasanya menyerang bayi yang lahir prematur, namun pada bayi prematur masalah pernapasan ini lebih dikenal dengan nama acute respiratory distress syndrome (ARDS). Umumnya masalah pernapasan ini juga dikenal dengan penyakit paru-paru defisiensi surfaktan.

Mengapa NRDS bisa terjadi? NRDS biasanya terjadi ketika paru-paru bayi belum memproduksi cukup surfaktan. Zat yang terdiri dari protein dan lemak dan dapat membantu menjaga paru-paru tetap mengembang dan mencegahnya menjadi kolaps.

Bayi biasanya mulai memproduksi surfaktan antara minggu ke 24 dan 28 kehamilan. Sebagian besar bayi memproduksi cukup surfaktan untuk bernapas secara normal pada minggu ke-34 kehamilan.

Dengan mata lain pada bayi yang lahir prematur, mereka mungkin tidak memiliki cukup surfaktan di paru-parunya. Sehingga berisiko terkena ARDS. Hal lain yang dapat menyebabkan bayi mengalami masalah pernapasan adalah:

  • Ibu menderita diabetes
  • Berat badan bayi kurang atau lahir dengan berat badan rendah
  • Paru-paru bayi belum berkembang dengan baik

Sekitar setengah dari semua bayi yang lahir antara 28 dan 32 minggu kehamilan berisiko mengalami NRDS. Namun, dalam beberapa tahun terakhir jumlah bayi prematur yang lahir dengan NRDS telah berkurang karena dibantu dengan penggunaan suntikan steroid, yang dapat diberikan kepada ibu selama persalinan prematur.

Tujuannya untuk membantu mematangkan paru-paru bayi dalam kandungan lebih cepat.

Ciri bayi mengalami masalah pernapasan


Masalah pernapasan NRDS biasanya langsung terlihat segera setelah bayi lahir. Namun melansir Healthline ada juga bayi yang baru menunjukan ciri masalah pernapasan beberapa hari atau jam setelah lahir dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bayi tampak kesulitan bernapas
  • Pernapasan terlihat dangkal
  • Napas tidak teratur dan cepat
  • Napas berbunyi seperti dengkuran, hidung melebar dan terjadi retraksi yang saat bayi menarik dada atau otot perutnya ke dalam setiap kali bernapas
  • Bibir, jari tangan dan kaki nampak membiru

Sementara itu untuk mendiagnosa masalah pernapasan pada bayi yang satu ini, diperlukan beragam tes lengkap meliputi;

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah bayi dan memeriksa infeksi
  • Tes oksimetri nadi untuk mengukur berapa banyak oksigen dalam darah bayi menggunakan sensor yang dipasang di ujung jari, telinga, atau kaki bayi
  • Rontgen dada untuk mencari gambaran paru-paru yang keruh khas dari NRDS.

Langkah pencegahan masalah pernapasan


Sebenarnya masalah pernapasan pada bayi ini bisa dicegah sejak kehamilan mencapai trimester tiga. Terutama bila dokter mulai curiga bahwa Ibu memiliki kemungkinan melahirkan darurat mulai dari m usia kandungan 34 minggu.

Nah, pada Ibu yang dicurigai biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan khusus seperti tes darah, memberikan obat berupa steroid untuk mematangkan paru-paru bayi atau magnesium sulfat.

Sementara jika bayi sudah terlanjur lahir dan dicurigai memiliki masalah pernapasan, biasanya dokter akan mengobservasi di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). 

Apabila dokter merasa gejala NRDS pada bayi cukup ringan biasanya akan diberikan oksigen ekstra dalam inkubator dan dipasang pada hidung bayi.

Akan tetapi jika dirasa gejalanya cukup parah, maka dokter akan memberikan alat bantu nafas sementara seperti ventilator. Namun biasanya bayi dengan NRDS hanya membutuhkan bantuan pernapasan selama beberapa hari, jika gejalanya langsung ditangani dengan cepat dan baik.

Pada bayi prematur, mungkin memerlukan perawatan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Kembali lagi, lamanya waktu yang dibutuhkan bayi dengan masalah pernapasan untuk tinggal di rumah sakit, tergantung pada seberapa dini mereka dilahirkan dan ditangani dengan cepat.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram