10 Cara Menghadapi Fenomena Mom Shaming pada Ibu dan Bayi
Mom shaming adalah kondisi saat kita mengkritik, mempermalukan, atau meremehkan ibu dan bayi lain karena pilihannya dalam menjalani peran sebagai ibu berbeda dengan pilihan Anda.
Sangat sulit untuk menghindari fenomena mom shaming pada ibu dan bayi. Tapi beberapa hal berikut ini dapat membantu Ibu dan bayi korban mom shaming dari orang yang merasa serba tahu tentang apa yang seharusnya Anda lakukan:
Terima kenyataan kalau menjadi ibu tanpa menerima pendapat yang menghakimi sangatlah tidak mungkin.
Pahami kalau ada beberapa Ibu dan bayi merasa lebih baik saat mereka menghakimi dan mengkritik orang lain.
Tutup telinga dari kritik yang tidak berdasarkan informasi, biarkan mereka, orang yang sok tahu, bicara sesukanya.
Mom shaming sering kali dilakukan untuk menutupi rasa bersalah seseorang tentang berbagai hal yang mereka harap bisa kembali dilakukan dengan cara berbeda.
Bertemanlah dengan ibu dan bayi yang mendukung Anda. Batasi waktu yang dihabiskan bersama orang yang suka menghakimi Anda, meski mereka adalah keluarga atau teman dekat.
Terima kondisi kalau ada hari-hari di mana Anda merasa tidak becus jadi ibu. Tapi percayalah, tak ada ibu dan bayi yang sempurna, hampir semua orang tua melakukan kesalahan.
Gunakan humor untuk melindungi diri dari penilaian orang lain yang menghakimi.
Jangan terpengaruh oleh Ibu dan bayi lain yang terlihat menjalani kehdiupan parentingnya dengan mudah, apa yang Anda lihat di social media tidak menggambarkan yang sebenarnya.
Komentar menghakimi yang Anda terima mungkin saja keluar karena ketidaktahuan sang pemberi komentar. Misal, sahabat Anda mungkin tidak tahu kenapa, Anda tidak menyusui atau punya anak lagi atau kenapa Anda mendisiplinkan anak dengan cara Anda. Sehingga mereka mengeluarkan komentar sesuai dengan pemikiran mereka saja.
Anda mengenal si kecil lebih dari orang lain. Percaya dirilah dengan apa yang Ibu dan bayi lakukan karena itu semua adalah hal terbaik menurut Anda sendiri. Jangan terpengaruh pada komentar Ibu dan bayi lain.
Topik yang biasa menimbulkan mom shaming pada Ibu dan bayi
Seharusnya semua ibu dan bayi berhenti melakukan mom shaming. Sebagai orangtua, tentu Anda menyadari betapa beratnya peran menjadi orang tua. Berikut ini adalah hal yang biasa diributkan para ibu dan bayi dan perlu segera dihentikan:
Menyusui
Anda melahirkan bayi dengan lancar, punya ASI melimpah, dan bayi melakukan pelekatan dengan baik. Tapi tidak semua orang menjalani kemudahan ini. Meski mereka tidak mengatakannya, mereka bisa merasa sangat tidak percaya diri ketika melihat Anda menyusui bayi dengan lancar.
Ada ibu dan bayi yang sulit menyusui. Mereka mungkin telah mencoba semua cara, sampai putus asa ketika menyadari mereka tidak bisa menyusui. Mereka pasti merasa tidak nyaman ketika mereka berada di sekitar ibu yang lancar menyusui, meski ibu lain tidak memberikan komentar apapun saat melihat mereka memberikan botol susu ke anaknya.
Ingat, Anda tidak tahu alasan ibu dan bayi lain untuk tidak menyusui dan memberi susu formula. Mungkin ia tidak bisa menyusui, mungkin ia tidak mau menyusui, atau mungkin ia baru saja menjalani pengobatan kanker dan menyusui bukan pilihan yang tepat. Apapun itu, ibu pasti akan melakukan apapun yang ia bisa demi anak. Ia tahu pilihan terbaik untuknya dan anaknya, jadi kita hanya perlu memberi dukungan untuk Ibu dan bayi tersebut.
Makanan organik
Tak ada ibu yang mau memberikan makanan beracun ke anaknya. Semua Ibu pasti memberi makanan yang paling sehat untuk anaknya. Tapi standar makanan paling sehat dan paling baik bisa berbeda antara kita dan ibu lainnya. Bila Anda memilih makanan organik, ini tidak masalah, Tapi jangan meremehkan Ibu dan bayi lain yang tidak melakukan hal yang sama.
Berat badan dan penampilan
Anda mungkin mampu menurunkan berat badan setelah melahirkan hanya dalam 2 minggu atau Anda selalu punya waktu untuk mempercantik diri. Tapi janganlah menghakimi Ibu yang tidak selalu rapi dan cantik dalam berpenampilan.
Ibu manapun yang menyebut dirinya selalu tampil rapi dan cantik pasti berbohong, kecuali ia adalah selebriti dengan 10 asisten pribadi. Jangan hakimi teman yang juga seorang ibu ketika ia tidak punya waktu ke salon sesering Anda.
Ibu bekerja vs ibu di rumah
Ini jadi topik yang paling sering diperdebatkan belakangan ini. Anda mungkin menganggap ibu lain bekerja terlalu giat sehingga tidak punya cukup waktu bersama anak. Dan kemudian ibu bekerja ini kembali membalas Anda dengan mengatakan kalau Anda tidak punya kehidupan lain selain mengurus anak.
Tak masalah Anda ada di pihak mana. Mungkin ibu yang bekerja tidak punya pilihan lain. Ia mungkin sangat ingin ada di rumah bersama anak, tapi ia tidak bisa berbuat apapun karena keluarganya butuh pemasukan tambahan.
Buat Ibu rumah tangga, pasti ada juga saatnya di mana Ibu ingin lari dari bayinya dan melakukan apa yang Anda mau. Tapi Anda tidak bisa melakukan itu karena biaya daycare atau menyewa baby sitter lebih mahal dibanding bila Anda ada di rumah dan mengurus semuanya.
Tiap orang pasti membuat keputusan yang paling tepat untuk Ibu dan bayi serta keluarganya. Membesarkan anak di dunia yang seperti ini saja sudah sulit, jadi jangan membuatnya hal-hal lain semakin berat. Sebaliknya, sesama ibu dan bayi harus saling membantu dan menguatkan.
Tanda kalau Anda melakukan mom shaming pada ibu dan bayi lain
Mommy war atau mom shaming adalah hal yang sama dan merajalela di lingkungan kita belakangan ini, baik di media sosial, saat kita antri di supermarket, bahkan ketika kita lagi di tempat yoga.
Mom shaming adalah bentuk bullying ke ibu dan bayi lain karena pilihan parenting mereka berbeda dari sebagian besar masyarakat. Beberapa ibu dan bayi melakukan ini agar merasa lebih tinggi dalam komunitasnya dengan cara merendahkan ibu lain. Sangatlah mudah untuk terjebak dalam mom shaming.
Bahkan, kadang Anda mungkin tanpa sengaja melakukan mom shaming terhadap ibu dan bayi lain melalui apa yang Anda katakan. Menjadi ibu itu sulit, dan Anda juga tahu kalau kondisi hormon sangat kacau pada tubuh ibu baru. Ini berarti, apa yang menurut Anda adalah pertanyaan atau komentar yang wajar, bisa dianggap ibu baru sebagai hal yang menyakitkan. Jadi sebelum berkomentar, pastikan Anda tidak melakukan salah satu hal berikut yang bisa membuat teman sesama ibu dan bayi merasa buruk tentang dirinya dan pilihan parentingnya.
Menceramahi tentang menyusui
Anda sangat mendukung pemberian ASI eksklusif pada bayi, tapi ada beberapa ibu dan abyi yang tidak bisa melakukannya atau memilih untuk tidak menyusui karena sejumlah alasan. Ketika Anda bertanya, “Kenapa kamu tidak menyusui?” Atau “Kenapa kamu memilih susu formula padahal ASI kan lebih baik dan lebih murah?”, ini bisa sangat menyakitkan buat ibu dan bayi lain.
Bertanya tentang tumbuh kembang bayi
Hindari pertanyaan seperti “Apa nggak khawatir si kecil belum bisa merangkak?” atau “Bukannya bayi umur segini seharusnya sudah bisa duduk ya?” Semua bayi berbeda dan milestone perkembangan setiap bayi juga waktunya berbeda-beda. Si ibu dan bayi yang Anda beri pertanyaan di atas mungkin sudah merasa kalau perkembangan anaknya sedikit terlambat. Dan pertanyaan itu tidak menenangkan mereka sama sekali, justru membuat mereka lebih khawatir.
Berkomentar tentang pilihannya untuk bekerja atau tinggal di rumah
Pernyataan sederhana seperti “Kalau aku sih pasti akan kangen anak kalau ninggalin dia seharian,” atau “Aku kayaknya bakal bosan setengah mati kalau harus di rumah seharian,” bisa terdengar menghakimi pilihan ibu dan bayi lain. Alasan memilih jadi working mom atau jadi ibu rumah tangga sangatlah pribadi. Bisa jadi ini dilakukan Ibu lain karena alasan finansial, kesehatan, atau alasan lainnya.
Mengoreksi bagaimana ibu lain menjadi orangtua bagi bayinya
Apakah Anda pernah membacakan isi artikel panduan MPASI ke ibu lain? Atau mengatakan sesuatu seperti “Kamu harusnya melakukan seperti ini!” Meski Anda punya niat baik, ibu lain bisa menganggap ini sebagai pernyataan yang menghakini. Tanyakan pada diri sendiri apakah bayinya sehat, senang, dan mendapat kasih sayang. Bila ya, sebaiknya kita tak perlu banyak berkomentar.
Memaksakan pilihan Anda pada ibu dan bayi lain
Mungkin Anda dan pasangan telah sepakat untuk hanya memberikan makanan organik ke anak. Atau mungkin Anda berusaha membesarkan anak di dengan metode netral gender. Apapun pilihan yang Anda buat, Anda tidak memaksakan metode yang Anda lakukan ke Ibu dan bayi lain.
Pilihan Anda adalah yang terbaik untuk anak Anda, tapi mungkin bukan untuk anak dari Ibu lain. Tiap ibu pasti melakukan yang terbaik untuk membesarkan anaknya menurut pilihannya, sama seperti Anda. Jadi boleh saja Anda bisa memilih cemilan organik untuk anak, tapi jangan bahas ini saat berkumpul dengan ibu dan bayi lain.
Menggambarkan kehidupan sempurna di Instagram
Ini memang sedikit sulit, karena kebanyakan ibu dan bayi suka memposting foto yang bagus-bagus di Instagram. Tapi nggak ada salahnya lho sesekali menunjukkan momen bersama anak yang tidak begitu sempurna di social media. Foto kehidupan yang nyata dan realistis bisa saja menjadi media untuk Anda agar bisa berkenalan dengan Ibu dan bayi lain yang sama-sama mengalami kondisi yang serupa.
Berkomentar tentang tubuh ibu lain
Hindari komentar seperti “Berat badannya udah turun? Ia pasti nggak ngurusin anaknya deh supaya bisa olahraga” atau “Dia masih belum nurunin berat badan? Padahal kan udah hampir setahun abis melahirkan” ke ibu yang baru melahirkan.
Menanyakan pilihan melahirkan
Beberapa ibu memilih melahirkan bayi di rumah sakit dengan bantuan epidural. Tapi ada juga ibu yang memilih melahirkan tanpa bantuan obat apapun. Ada juga yang memilih melahirkan di rumah. Tiap ibu punya hak untuk memilih cara ia melahirkan bayinya ke dunia. Kita tidak perlu bertanya, menghakimi, atau mengkritik pilihannya.
Mengkritik bagaimana ibu lain menghabiskan waktu luang
“Tahu nggak, Mamanya si itu selalu pergi ke gym lho tiap hari, pasti anaknya diurus sama baby sitter deh,” atau “Kok tega banget ya dia nitipin anaknya di daycare, padahal dia kan kerja di rumah.” Kita mungkin pernah mengatakan komentar ini. Well, merawat diri itu penting lho agar ibu tetap bisa punya kehidupan yang balance dan waras. Jadi sebelum Anda menghakimi ibu lain karena ia punya banyak waktu untuk merawat dirinya, ingat saja kalau “me time” itu bisa membuat banyak Ibu merasa menjadi ibu yang lebih baik.
Lakukan hal ini bila ibu dan bayi berada dalam jebakan mom shaming
Meski kita mencoba untuk tidak posting hal yang bisa memicu mom shaming di dunia maya, tapi ini tetap tidak menjamin kalau kita akan terbebas dari fenomena mom shaming. Hati-hati, beberapa ibu pelaku mom shaming bisa saja lho mengambil foto atau video tanpa sepengetahuan Anda dan mempostingnya online untuk menjelek-jelekkan Anda.
Bila Anda pernah merasa berada di situasi mom shaming, berikut hal yang perlu Anda ingat:
Jangan merespon
Meski sangat berlawanan dengan intuisi hati Anda, tidak melakukan apa-apa ketika orang mengatakan hal buruk tentang Anda adalah cara terbaik untuk merespon mom shaming.
Meski sulit untuk menahan diri buat membela diri, atau setidaknya mencoba menjelaskan apa yang Anda pikirkan, janganlah merespon. Bahkan permintaan maaf dari Anda bisa membuat siklus mom shaming pada ibu dan bayi terus berlanjut.
Hapus postingan, tweet, atau komentar
Bila mom shaming terjadi karena apa yang Anda katakan atau posting di internet, maka segera hapus post tersebut. Meski mungkin post Anda sudah di screenshot dan tidak terhapus sepenuhnya di dunia maya, setidaknya ini akan meminimalisir orang lain melakukan mom shaming terhadap Anda.
Ingat, orang tetap bisa memposting foto atau screenshot postingan Anda dan melakukan mom shaming ke Anda. Anda mungkin bisa menghubungi provider media sosial untuk meminta mereka menghapus foto atau postingan yang dipost oleh orang lain, tapi biasanya mereka tidak selalu merespon permintaan ini.
Jangan terobsesi dengan mom shaming
Terus memikirikan apa yang orang lain katakan tentang Ibu dan bayi bukan tindakan yang sehat. Ini akan merampas waktu dan energi Anda. Selain itu, ini membuat Anda merasa lebih buruk. Fokuslah pada hal lain saja. Coba minum kopi bersama teman atau pergi ke bioskop agar pikiran fresh.
Segera move on
Saat mengalami mom shaming, sangatlah normal bila Ibu mengalami berbagai variasi emosi, mulai dari rasa malu dan sedih serta marah dan menyesal. Biarkan diri Anda merasakan hal ini, tapi jangan meratapinya. Jangan merasa hidup Anda hancur.
Jangan membaca apa yang mereka tulis
Meski wajar bila Anda ingin tahu apa yang orang lain katakan tentang kehidupan Anda, tapi mencari tahu hal itu bukanlah sesuatu yang baik. Sebaiknya hindari media sosial. Tak bagus membaca postingan dan komentar negatif orang lain tentang hidup Anda. Jangan beri mereka kepuasan dengan membaca kata-kata negatif mereka.
Pertimbangkan menutup akun media sosial Anda
Di kasus mom shaming yang ekstrim, kadang respon terbaik adalah menutup semua akun media sosial Anda. Setelah shaming mereda, Anda bisa buka akun baru dengan nama akun sedikit berbeda.
Jangan lakukan mom shaming pada pelakunya
Ingat, bentuk komunikasi apapun dengan pelaku mom shaming, termasuk membalasnya, akan membuat siklus mom shaming berlanjut. Orang akan kehilangan minat pada kasus mom shaming jauh lebih cepat bila Anda tidak memberi respon.
Tetap berpikir positif
Mom shaming bisa terasa berlebihan dan merusak. Tapi ingat, ini bukan pengalaman yang berlangsung selamanya. Meski sulit untuk menghadapi konsekuensinya, Anda pasti bisa melewatinya. Tetap fokus pada hal yang penting, seperti merawat anak dan keluarga, dan biarkan situasi ini berlalu.
Kontrol hidup Anda
Merasa tidak berdaya adalah hal umum bagi korban mom shaming pada ibu dan bayi. Tak jarang, ini bisa terbawa ke area hidup lain. Ingat, Anda tidak bisa mengontrol apa yang orang lain katakan tentang Anda dan Anda tidak bisa mengontrol siapa yang percaya informasi ini. Tapi Anda bisa mengontrol bagaimana Anda bereaksi. Gunakan energi Anda untuk menjadi ibu yang baik dan pribadi yang berkarakter.
(Ismawati)