10 Tantangan Memiliki Anak Kedua dan Tips Menghadapinya
Kehadiran anak kedua menjadi tantangan sendiri bagi orangtua. Ada beberapa orangtua yang memang berencana memiliki anak kedua maupun ketiga dan seterusnya, ada juga yang ternyata di luar rencana dan ternyata diberkahi dengan kehadiran anak kedua.
Afirmasi positif seperti anak adalah anugerah dan akan memiliki rezekinya masing-masing diyakini beberapa orangtua untuk tidak menunda memiliki anak kedua atau menerima kehadirannya meski di luar rencana. Dan ternyata, selain akan menghadapi tantangan besar dalam memiliki anak kedua, Ibu perlu tahu bahwa ada juga kemudahan-kemudahan yang bisa didapat Ibu atas kelahiran anak kedua. Yuk simak penjelasannya!
Serunya Memiliki Anak Kedua
Pengasuhan Anak Kedua Terasa Lebih Mudah
Karena sudah berpengalaman pada anak pertama, biasanya orangtua sudah lebih tenang dalam menghadapi situasi. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat mengasuh anak pertama bisa diminimalisir saat merawat anak kedua ini. Masalah menyusui, menghadapi bayi kolik, dan mengempaskan mitos-mitos pengasuhan pun lebih mudah dijalani.
Tidak Terlalu Bingung dengan Kebutuhan Anak Kedua
Jika di periode kehamilan sebelumnya Ibu masih bingung harus punya shopping list tentang perlengkapan untuk bayi baru lahir, di kehamilan kedua Ibu bisa lebih santai. Ibu juga bisa lebih berhemat karena sudah tahu barang apa yang benar-benar perlu dan tidak begitu perlu. Malahan, barang si kakak masih banyak yang bisa dipakai ulang untuk adiknya.
Lebih Percaya Diri Mengatasi Anak Rewel
Saat baru memiliki anak pertama, Ibu pasti cepat panik dan bingung saat anak rewel. Tetapi pada anak kedua, Ibu jadi bisa mengira-ngira sebab rewelnya tanpa panik duluan. Ibu bisa tahu apakah anak rewel karena lapar, sakit, atau sedang tumbuh gigi.
Ayah Juga Jago Mengurus Si Kecil
Tidak hanya Ibu yang semakin percaya diri mengurus anak kedua, Ayah juga semakin jago dalam pengasuhan. Nah, biasanya saat Ayah sedang quality time dengan si kakak, Ayah akan menerima banyak teror dari Ibu seperti sedang di mana, sedang apa, dan apakah si kakak sudah menghabiskan cemilannya. Tapi saat ada anak kedua, teror tersebut kebanyakan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena Ibu sudah percaya pada Ayah, dan Ayah sudah mahir mengasuh si kakak.
Si Kakak Bisa Menjadi Asisten Kecil
Banyak anak pertama yang bisa membantu Ibu menemani adiknya atau menjadi anak yang lebih mandiri. Ibu bisa meminta si kakak melakukan hal-hal sederhana seperti mengambilkan tisu, mengambilkan popok, atau membantu sebentar menemani adik saat Ibu perlu ke kamar kecil.
Saudara Adalah Teman Bermain
Jika adik sudah lebih besar, kakak dan adik bisa saling menjaga saat Ibu atau ayah harus meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan beberapa menit. Selain itu, adik dan kakak pun bisa jadi teman bermain. Meski keributan sulit terelakkan, ini adalah momen di mana Ibu bisa mengajari kakak dan adik tentang kebersamaan dan persaudaraan.
Tantangan Memiliki Anak Kedua
Di tengah kemudahan-kemudahan itu, tentu ada banyak tantangan yang Ibu hadapi saat memiliki dua anak. Apalagi jika sang kakak juga masih kecil dan masih dalam usia ‘seeking for attention’. Dijamin akan ada banyak drama. Untuk itu, Ibu perlu tahu apa saja tantangan itu dan bagaimana mengatasinya:
Kakak Cemburu
Jealous adalah tantangan super duper berat yang akan dialami oleh setiap orangtua saat anak kedua lahir. Si kakak akan merasa cemburu karena di awal-awal hari kehidupan adiknya, baik Ayah atau Ibu mencurahkan perhatian lebih banyak untuk adik. Kakak akan mulai bertingkah macam-macam untuk menarik perhatian Ayah dan Ibu. Hal ini bisa membuat orangtua stres, apalagi jika Ibu lebih banyak kontak dengan anak dan hanya sedikit bantuan dari Ayah. Yang artinya, hanya Ibu sendiri yang harus menghadapi si kakak yang lebih sering cranky dan adik yang sering minum susu atau ganti popok.
Di momen ini, kakak akan berpikir bahwa ia tidak lagi dibutuhkan dan adik adalah individu baru yang jauh lebih disayang oleh Ibu. Akibatnya, si kakak pun stres dengan perasaannya sendiri, dan Ibu juga ikut stress karena merasa tidak mengerti mau si kakak.
Laman parents.com menyebutkan bahwa dalam kondisi memiliki anak kedua ini tidak hanya anak pertama yang dituntut untuk siap berbagi Ibu. Tapi Ibu juga harus siap untuk membagi dirinya dalam melayani kedua anak tanpa salah satunya merasa terabaikan.
Cara Mengatasi:
Luangkan waktu sebisa mungkin untuk membantu kakak mengatasi kekhawatirannya yang berlebihan. Karena biasanya bayi baru lahir lebih banyak tidur, Ibu bisa membuat waktu berkualitas dengan si kakak. Bisa dengan mengajak kakak bermain, mengajak kakak untuk membantu mencuci pakaian, atau menyuapi kakak makan. Ibu juga perlu melakukan sounding pada kakak sebelum kakak tidur, tentang betapa Ibu dan Ayah menyayangi kakak sama seperti pada adik. Jelaskan bahwa karena adik lebih kecil, belum bisa bicara, makan sendiri, atau berjalan, maka harus banyak dibantu oleh Ibu. Ini dapat membantu kakak mengerti kenapa Ibu seolah lebih dekat dengan adik ketimbang dengan kakak.
Buatlah juga sebuah kesepakatan dengan kakak, bahwa Ibu akan menidurkan adik lebih dulu, baru setelah itu Ibu menidurkan kakak. Jelaskan alasannya adalah karena jika adik masih terbangun saat Ibu menidurkan kakak, maka adik mungkin dalam bahaya karena tidak bisa diawasi Ibu. Kesepakatan ini juga bisa mencegah si kakak rewel berlebihan karena saat ia mengantuk, ia ingin diperhatikan dan ditemani tidur. Ibu juga bisa tawarkan kepada Ayah untuk membuat jadwal menemani tidur malam kakak secara bergantian.
Mengurus 2 Anak di Waktu yang Bersamaan
Mengasuh 2 anak di waktu yang bersamaan terdengar rumit. Tapi karena Ibu-Ibu terkenal multitasking, maka tantangan seperti ini masih bisa diatasi. Ibu sering kali akan dihadapkan pada momen adik minta menyusu sedangkan kakak minta ditemani bermain.
Cara Mengatasi:
Nah, tantangan seperti ini jangan diambil pusing ya, Bu. Ibu masih bisa memberi menyusui adik sambil menemani kakak main kok. Caranya bisa dengan Ibu duduk disamping kakak yang sedang bermain sambil menyusui adik. Ibu bisa sesekali mengomentari permainan kakak dan memberi tanggapan untuk hasil mainannya.
Kesulitan Bonding dengan Si Adik
Selaras dengan poin kedua, pada tantangan yang satu ini, Ibu mungkin akan merasa kesulitan bonding dengan si adik karena hampir selalu memecah konsentrasi menjadi dua. Ibu juga jarang memiliki waktu berduaan saja dengan si adik karena kakak juga masih butuh diperhatikan.
Cara Mengatasi:
Manfaatkan waktu saat berdua saja dengan adik untuk lebih mempererat bonding. Misalkan, dengan melakukan pijat bayi saat akan memandikan adik, bercanda dengan adik saat memandikan atau saat memakaikan adik baju, bernyanyi untuk adik (bisa ajak kakak juga untuk melakukan ini), menyusui dengan menatap matanya, dan menggendong adik.
Pergi Keluar Rumah
Persiapan untuk keluar rumah memang jadi hal yang paling susah dilakukan. Barang yang harus dibawa seolah-olah menggunung jadi satu koper. Apalagi jika Ibu terpaksa harus pergi sendiri tanpa ditemani suami, pengasuh, atau sang nenek. Selain persiapan sebelum berangkat, saat akan berangkat pun bisa jadi hal yang sulit. Misalkan jika Ibu berkendara dengan mobil, saat Ibu sedang meletakkan adik di carseat, bisa jadi kakak sudah berlarian ke sana kemari lepas dari pengawasan Ibu.
Cara Mengatasi:
Persiapkan segala hal paling tidak 2-3 jam sebelum keberangkatan. Untuk menghindari barang tertinggal, buatlah checklist terlebih dahulu dan lakukan pengecekan ulang saat akan berangkat.
Melakukan Pekerjaan di Rumah Sambil Mengasuh
Bagi IRT atau Ibu yang bekerja dari rumah, tantangan ini akan terasa begitu berat. Bagaimana tidak, pekerjaan rumah jadi terasa berlipat ganda. Saat Ibu perlu membersihkan rumah, si kakak bisa saja kembali mengacaukan mainannya yang sudah rapi. Sambil menyapu, Ibu juga sambil menggendong adik. Sambil mengerjakan pesanan online shop, Ibu sambil menyusui adik. Sambil menyetrika pakaian, Ibu juga sambil menanggapi celoteh kakak yang sedang bermain di lantai. Semua pekerjaan rumah dan pekerjaan yang dikerjakan dari rumah Ibu lakukan sembari mengasuh anak-anak.
Cara Mengatasi:
Jangan stres dan ikhlaskan hati untuk melakukan semua pekerjaan dengan maksimal. Bila memungkinkan, bayar ART untuk membantu meringankan pekerjaan rumah Ibu. Namun bila tidak memungkinkan dan Ibu harus melakukan semuanya sendiri, komunikasikan dengan Ayah untuk berbagi tugas di rumah. Afirmasi positif bahwa Ibu bisa melewati tantangan ini dengan baik juga bisa membuat perasaan jadi lebih damai.
Sering Sulit Merasa jatuh Cinta Pada si Adik
Saat kakak lahir, semua terasa seperti cinta pertama. Ibu mudah merasa jatuh cinta pada apa yang kakak lakukan saat bayi. Senyum kecilnya saat tidur, ekspresi menangisnya saat menunggu susu, dan banyak hal lainnya. Tetapi saat adik lahir, perasaan itu justru seperti sulit untuk timbul. Bukan tidak ada ya, Bu. Hanya saja cenderung sulit untuk dirasakan hadirnya. Ibu lebih merasa lelah karena mengurus dua anak. Ibu jadi tidak punya banyak waktu mengamati adik saat tidur atau menyusu karena waktu yang ada harus digunakan juga untuk memperhatikan kakak dan pekerjaan lainnya.
Cara Mengatasi:
Luangkan sebisa mungkin waktu untuk mengamati adik saat tidur. Rasakan sensasi unconditional love yang juga Ibu rasakan saat kakak lahir dulu. Kelelahan seharian mengurus kedua anak akan sirna setelah Ibu memandang wajah kakak dan adik saat tidur, dan yang tersisa hanyalah cinta dan kedamaian.
Hubungan dengan Ayah Jadi ‘Sedikit’ Terganggu
Dengan hadirnya kesibukan yang bertambah, Ibu dan Ayah jadi sulit mendapatkan quality time yang pas untuk berduaan. Selain karena jumlah anggota keluarga kini menjadi 4 orang dan intensitas untuk berduaan jadi makin sulit, Ayah biasanya jadi orang nomor 3 yang diperhatikan Ibu. Ditambah lagi, proses menyusui menjadikan gairah seks Ibu menurun drastis, seperti dilansir dari huffpost.com. Hal-hal ini bisa menjadikan hubungan dengan Ayah jadi sedikit terganggu.
Cara Mengatasi:
Nah, untuk mengatasinya, Ibu dan Ayah harus sama-sama berkolaborasi dengan baik dan bekerja sama sebagai tim yang hebat dalam mengasuh kedua anak. Membagi tugas dalam pekerjaan di kantor dan di rumah akan membantu baik Ayah maupun Ibu memiliki waktu lebih luang untuk bisa berduaan dan semakin kompak. Jangan hillangkan sisi romantisme yang biasa dilakukan seperti berpelukan selama minimal 20 detik, mengucapkan I Love You atau memberi hadiah kecupan sederhana di kening atau pipi sebagai reward bagi pasangan saat selesai melakukan sesuatu. Rencanakan waktu-waktu tertentu untuk quality time seperti menonton film romantis saat anak-anak sudah tidur.
Masalah Keuangan
Sudah bukan rahasia lagi jika keuangan selalu menjadi salah satu masalah yang bisa muncul dalam problematika rumah tangga. Dengan bertambahnya anggota keluarga, maka kebutuhan juga akan bertambah. Jika pendapatan yang biasanya digunakan hanya untuk 3 orang kini berubah untuk 4 orang tanpa direncanakan dulu cash flow-nya, maka masalah ini akan mempengaruhi keadaan.
Cara Mengatasi:
Sebisa mungkin atur keuangan agar tetap cukup untuk semua. Ibu bisa menerapkan beberapa aturan keuangan keluarga seperti tipe 50/30/20, 20/4/10, dan tipe lainnya. Memiliki pekerjaan sampingan juga jadi alternatif untuk menambah pemasukan.
Perubahan Emosi Ibu
Rutinitas dengan si kakak yang harus berubah saat adik lahir menjadikan Ibu juga memiliki perubahan suasana hati yang rentan bergejolak. Ibu jadi sering merasa bersalah pada kakak karena kurang memperhatikannya.
Cara Mengatasi:
Salah satu hal dalam manajemen emosi yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi ini adalah dengan afirmasi positif bahwa yang Ibu telah berusaha yang terbaik, Ibu akan melewati ini semua, Ibu bisa mengatasinya dengan cara yang baik.
Sakit yang Tak kunjung Sembuh
Memiliki anak lebih dari satu juga amat repot saat sakit. Untuk penyakit yang bersifat menular melalui kontak antar individu, seperti flu, maka durasi sakit biasanya jadi lebih panjang. Karena biasanya anggota keluarga akan saling menulari seperti permainan bola ping pong. Kakak menulari adik, adik menulari Ibu, Ibu menulari Ayah. Saat yang satu sembuh, bisa saja dalam waktu dekat terjangkit lagi karena terus berputar.
Cara Mengatasi:
Ibu dan Ayah harus berupaya meningkatkan imun tubuh semua anggota keluarga dengan makanan dan pola hidup sehat. Putus siklus penyakit dengan melakukan tindakan-tindakan preventif. Saat ternyata sakit, usahakan untuk memakai masker dan mengurangi interaksi dengan si kecil kecuali sangat mendesak.
Menerima keadaan dengan mengasuh dua orang anak bisa membuat Ibu menjadi lebih mudah berdamai dengan diri sendiri. Jika baik Ayah maupun Ibu lebih ikhlas dalam bekerja sama mengasuh keduanya, maka pengasuhan tidak akan terasa terlalu berat. Lakukan kerja sama tim yang optimal. Ayah dan ibu bisa membagi waktu ‘me time’ dengan adil. Misal hari Sabtu anak-anak diasuh Ayah, sementara Ibu menyempatkan ‘me time’. Sedangkan hari Minggu, Ayah yag dapat jatah ‘me time’. Meskipun terdengar klise, Ibu harus tahu kalau me time sangat efektif untuk mengurangi stres. Ibu dan Ayah perlu tetap waras untuk mengasuh dua anak, bukan?
Yakinlah bahwa Ibu akan bisa melewati tantangan kehadiran anak kedua tersebut dengan baik. Jangan lupa untuk selalu melibatkan Ayah dalam segala urusan pengasuhan dan pekerjaan rumah tangga, karena keluarga adalah tanggung jawab bersama.
(Dwi Ratih)