Ibupedia

10 Tipe Orang Saat Marah dan Tips Menghadapinya

10 Tipe Orang Saat Marah dan Tips Menghadapinya
10 Tipe Orang Saat Marah dan Tips Menghadapinya

Marah seringkali diasumsikan sebagai perilaku tidak baik yang dilakukan seseorang. Padahal marah adalah salah satu bentuk emosi natural yang dimiliki manusia dan tidak bisa direlasikan dengan sikap baik atau buruk. Emosi merupakan bagian dari diri manusia yang menunjukkan bahwa manusia bisa interaksi dengan lingkungannya.

Setiap orang berhak marah berdasarkan situasi apa yang menjadi latar belakangnya. Bahkan marah bisa menjadi salah satu cara mengubah sesuatu yang salah. Karena dengan marah maka kita merasa ada yang tidak benar dan tergerak untuk melakukan sesuatu agar terjadi perubahan. Banyak juga yang berpendapat bahwa marah identik dengan perilaku kasar. Padahal tidak selalu demikian.

Saat frustrasi, orang bisa marah. Saat tersudut, orang bisa marah. Saat membela kaum lemah, seseorang juga bisa marah. Perilaku kasar hanyalah aksi yang dipilih seseorang untuk meluapkan rasa marahnya.

Untuk menghindari aksi kekerasan dan perilaku kasar, seseorang perlu melakukan manajemen amarah. Manajemen amarah bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung tipe orang saat marah.

Disadur dari laman Life Support Counseling, ada 10 tipe orang saat marah yang paling umum ditemui. Apa saja sih tipe-tipe tersebut? Simak terus ya!

  1. Marah yang Tidak Stabil

    Tipe orang saat marah yang tidak stabil cenderung mudah sekali tersinggung terhadap hal kecil sekalipun. Kemarahan yang tidak stabil ini diiringi juga dengan reda yang cukup cepat. Tersulutnya cepat, redanya juga cepat. Biasanya sebelum reda, tipe orang saat marah yang satu ini akan menunjukkan kemarahannya secara verbal, kemudian setelah lega, ia akan kembali tenang.

    Nah, meski demikian, tipe ini tidak menguntungkan bagi hubungan seseorang dengan orang lain. Karena orang lain akan merasa harus ekstra hati-hati dalam berucap atau bertindak saat berurusan dengan orang dengan tipe marah yang tidak stabil. Jelas, mereka khawatir jika salah sedikit akan memicu kemarahan orang di tipe ini. Akibatnya, orang lain pun akan memilih untuk menjaga jarak agar tidak kena semprot. 

    Tips Menghadapinya

    Yang bisa dilakukan orang pada tipe ini tentu saja dengan mengidentifikasi apa sih hal-hal yang membuatnya sangat sensitif. Jika memungkinkan, bertuturlah yang baik pada orang lain yang tidak sengaja menyinggung perasaan, lalu kelola emosi pribadi dengan menggunakan teknik relaksasi untuk mencegah emosi yang meledak-ledak.

  2. Kemarahan Verbal

    Tipe orang saat marah dengan verbal secara intens menggunakan teriakan, cacian, makian, ancaman, ejekan, kritik pedas, bahkan perilaku verbal bullying juga termasuk dalam tipe ini. Orang yang mencerca dan memaki serta melakukan bully secara verbal sebenarnya sedang meluapkan amarahnya. Amarahnya pun bisa diakibatkan oleh apa saja, termasuk luka batin masa lalu.

    Kemarahan verbal memang tidak menggunakan kekerasan fisik, tapi bisa melukai seseorang lebih dari kekerasan fisik. Bila banyak luka fisik akibat kemarahan bisa disembuhkan, tetapi luka batin lebih lama menetap. Luka yang menetap ini akan menumbuhkan sifat yang sama pada seseorang yang terluka tadi dan melukai orang lain dengan cara yang sama pula. Sehingga ini menjadi lingkaran setan yang tidak pernah putus.

    Tips Menghadapinya

    Yang bisa dilakukan jika memiliki kemarahan tipe verbal ini adalah dengan mencoba untuk menahan kata-kata makian meski terasa sudah diujung bibir ingin segera diucapkan. Lawan keinginan diri untuk melontarkan kalimat kasar saat marah. Tidak akan mudah jika baru satu-dua kali mencoba. Berlatihlah terus dan biasakan menahan lisan untuk mengatakan hal yang tidak baik.

  3. Perilaku Agresif

    Tipe orang saat marah yang satu ini tercerminkan dari perilakunya. Perilakunya cenderung agresif dan sangat terlihat dari bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Bisa juga mengarah pada keinginan untuk menyakiti orang lain.

    Berbeda dari kemarahan verbal, orang dalam tipe marah agresif lebih menunjukkan secara langsung kemarahannya. Bisa seperti melempar benda, merusakkan sesuatu, atau menyakiti seseorang. Sebenarnya marah sendiri tidak otomatis akan membuat seseorang berperilaku buruk. Ini bergantung dari orangnya.

    Tips Menghadapinya

    Yang bisa dilakukan adalah mengetahui masa di mana sudah ingin “meledak”. Lebih baik jika menjauh dari penyebab kemarahan, lalu berdiam diri untuk membuat emosi tenang. Sembari memikirkan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi penyebab kemarahan.

  4. Perilaku Menyakiti Diri Sendiri

    Pada beberapa orang introvert, terdapat kecenderungan untuk menyimpan amarah dan memendamnya sendiri. Hal ini akan mengarah pada perilaku menyakiti diri sendiri karena merasa tidak bisa meluapkan amarahnya pada sesuatu atau seseorang.

    Tipe orang saat marah yang tergolong di sini juga terbiasa menyalahkan diri sendiri karena masalah yang ada. Sehingga ia marah tapi menyalahkan dirinya. Akhirnya bisa berujung pada penurunan respek terhadap diri dan ingin menyakiti diri sendiri.

    Tips Menghadapinya

    Yang bisa dilakukan bila tergolong dalam tipe ini adalah dengan belajar mencintai diri sendiri, sehingga saat muncul keinginan menyalahkan diri sendiri, seseorang bisa mengidentifikasi dulu apa penyebab marahnya, lalu bisa memberi afirmasi positif pada diri bahwa belum tentu ia yang menyebabkan masalah.

    Meditasi juga disarankan para ahli bagi orang-orang dengan krisis kepercayaan diri agar tidak berkeinginan untuk menyakiti dirinya sendiri.

  5. Marah dengan Membalas Dendam

    Tipe orang saat marah dengan cara membalas dendam merupakan bagian dari amarah yang terpendam dan diluapkan dengan cara menyakiti orang yang pernah membuatnya marah.

    Kemarahan ini paling umum terjadi dan biasanya memiliki tujuan jelas. Untuk membalaskan rasa marah yang pernah ia alami. Ada juga yang menggunakan hal ini untuk mengontrol orang lain dengan cara mengintimidasinya.

    Tips Menghadapinya

    Cara yang bisa dilakukan untuk mengatur amarah pada tipe ini adalah dengan mengerem atau berhenti sejenak sebelum ingin melakukan pembalasan. Berpikir sebelum melakukan sangat disarankan. Pembalasan dendam hanyalah sebuah teknis yang masih bisa dihindari jika seseorang yang marah memikirkan kembali akibat dari tindakannya.

  6. Kemarahan Pasif-Agresif

    Kemarahan dalam jenis ini adalah kemarahan yang terpendam. Orang yang menunjukkan tanda pada tipe ini biasanya menahan marahnya tetapi enggan menunjukkannya. Ia akan  menyangkal segala bentuk ketidaksepemahaman terhadap pendapatnya dan hanya memikirkan kesalahan dari orang yang sedang menudingnya.

    Nah, pengaplikasian marahnya melalui kata-kata kasar, tidak merespons saat diajak berinteraksi, membanting, atau menghancurkan barang tanpa bicara.

    Orang dalam  tipe ini tidak menyangka bahwa marahnya adalah tindakan agresif, yang ia ketahui hanyalah ia meluapkan amarahnya dalam diam.

    Tips Menghadapinya

    Yang perlu dilakukan adalah belajar teknik bicara secara tegas. Dengan cara tersebut, seseorang yang marah bisa menyampaikan amarahnya dengan tegas dan tetap terkontrol.

  7. Banjir Amarah

    Tipe orang saat marah yang satu ini biasanya tidak mampu mengontrol baik amarahnya sendiri maupun situasi yang memicu amarahnya. Tipe ini juga umum ditemui.

    Biasanya terjadi jika seseorang berekspektasi akan sesuatu tapi kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan. Sehingga menjadikan orang tersebut frustrasi dan kadang putus asa.

    Tips Menghadapinya

    Yang harus dilakukan adalah berupaya untuk fokus pada solusi dan belajar memahami ekspektasi dengan kemampuan diri. Tidak kembali mengungkit pemicu dan cari jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah yang membuat seseorang itu marah.

    Di lain kondisi, lakukan segala hal yang masih dalam kendali. Agar tidak berlebihan yang justru membuat kita terlalu bingung bahkan untuk menyelesaikannya.

  8. Marah dengan Cara Menghakimi

    Kemarahan dalam tipe ini disebut sebagai reaksi yang benar-benar marah dari sesuatu yang tidak benar menurut orang yang sedang marah. Orang yang sedang marah biasanya merasa dirinya lebih baik daripada apa yang dituduhkan, atau kurang lebih seperti pelecehan harga diri.

    Tips Menghadapinya

    Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemarahan dalam tipe ini? Cobalah untuk melihat segala hal dari dua sisi yang berbeda, sisi baik dan buruknya. Sehingga bisa memberikan pandangan lebih bervariasi dan melatih diri untuk menghargai bahwa setiap orang berhak memiliki pendapat tentang diri kita.

  9. Kemarahan Kronis

    Tipe orang saat marah pada kategori ini ibarat kata seperti penyakit. Kemarahan kronis cenderung berlarut terus-menerus, baik dipendam maupun sudah diutarakan. Kemarahan ini tertinggal dalam diri seseorang dan menetap.

    Pemicunya bisa dari rasa frustrasi akan suatu hal, atau kemarahan pada dirinya sendiri.

    Tips Menghadapinya

    Karena berakibat buruk bagi kesehatan dan kesejahteraan orang tersebut, maka sebaiknya lakukan introspeksi diri untuk mencari tahu akar amarahnya.

    Dengan merefleksi diri dan berusaha berlapang dada akan keadaan yang telah terjadi, seseorang perlu melepas amarahnya sedikit demi sedikit. Sehingga ia tidak lagi memiliki kemarahan kronis yang bisa saja lho membunuh secara perlahan.

  10. Kemarahan Asertif

    Kemarahan jenis ini tergolong membawa perubahan baik. Sebab kemarahan asertif  akan menuntun seseorang untuk melakukan perubahan terhadap sesuatu yang salah bahkan bisa membantu tidak hanya dirinya sendiri tapi juga orang lain.

    Contohnya adalah saat melihat lingkungan sekitar kotor. Seseorang bisa saja marah karena merasa tidak ada yang bersih-bersih, tapi kemarahan ini mendorong seseorang itu untuk membersihkan lingkungan, memilah sampah, bahkan memanfaatkan sampah. Bukan tidak mungkin, kan, jika nantinya ada orang lain yang ikut tergerak dan membantu?

    Tips Menghadapinya

    Nah, tetapi kemarahan ini tetap harus dikelola ya. Jika tidak, kemarahan ini masih bisa berbuah sindiran atau ejekan pada orang lain yang tidak melakukan hal yang sama dengan kita. Tipe orang saat marah yang satu ini baik dilakukan untuk mengatasi rasa takut atau mencapai sesuatu yang diinginkan.

(Dwi Ratih)

Follow Ibupedia Instagram