11 Kalimat Ampuh untuk Menenangkan Anak Menangis
Pernah tidak, saat berada di ruang publik seperti restoran atau mall, anak seketika menjerit dan tantrum hanya karena alasan sepele? Ibu dan Ayah pun sudah berusaha menghentikan raungan marah dan jerit tangis si kecil namun ia tak kunjung diam? Hm, mungkin Ibu butuh trik khusus agar bisa menenangkannya!
Sebagai orang tua, Ayah dan Ibu tentu pernah mengalami saat anak menangis kencang atau tantrum hingga sulit dikendalikan. Terkadang, orang tua cenderung menampik emosi anak, padahal justru ketika tantrum itu anak butuh perhatian lebih dan rekognisi terhadap hal-hal yang sedang dirasakannya.
Rebecca Schrag Hershberg, PhD menulis buku berjudul The Tantrum Survival Guide di tahun 2018 yang berisi tentang langkah-langkah praktis penanganan saat anak menangis.
6 Hal Yang Harus Ibu Hindari saat Anak Menangis
Dikutip dari Child Mind , Rebecca menuturkan 6 hal yang harus Ibu hindari saat tengah menghadapi anak menangis, yaitu:
Jangan abaikan emosi si kecil
Saat anak menangis atau tantrum karena hal-hal yang sulit diketahui penyebabnya, jangan menganggap bahwa emosi anak yang sedang meluap itu tidak penting ya, Ibu. Jangan sampai meremehkan apalagi menertawakan ketika anak sedang menangis. Karena, itu adalah bentuk ekspresi emosinya yang paling jujur, yakni saat anak sedang benar-benar membutuhkan dukungan dari Ayah dan Ibu.
Jangan dikte perasaan anak
Orang tua kerap berusaha mengoreksi kesalahan anak dengan mendiktenya, termasuk saat si anak sedang tantrum atau menangis. Kalimat seperti, “Jangan nangis, anak pintar tidak boleh nangis!” malah bisa berakibat pada represi emosi dan akan mengganggu kesehatan mental anak di masa depan. Jangan larang anak untuk mengungkapkan perasaannya.
Jangan berbohong
Kesalahan lain yang dilakukan oleh orang tua kepada anak yang sedang menangis adalah berbohong. Ketika anak menangis karena tidak diperbolehkan membeli makanan atau mainan yang diinginkannya, jangan langsung mengatakan “tidak boleh ya, tokonya sudah tutup” maupun kebohongan lainnya. Pasalnya, hal ini bisa membuat anak semakin bingung dan menurunkan rasa percaya kepada Ibu.
Jangan katakan bahwa apa yang dilakukan anak membuat Ibu bersedih
Anak tidak bertanggung jawab atas apa yang dirasakan oleh orang tuanya. Memberitahu anak bahwa apa yang dilakukannya membuat Ibu bersedih merupakan sebuah tindakan ceroboh. Dengan mengatakan hal tersebut, sama saja membuat anak merasa cemas dan gelisah.
Jangan terlalu dimasukkan hati
Merasa marah atau kesal saat anak menangis itu wajar, tapi jangan sampai masuk ke dalam hati ya, Bu. Ketahuilah bahwa anak sedang belajar memproses emosinya, belajar mendewasakan dirinya sendiri dan Ia butuh bimbingan Ibu. Ketika Ibu menanggapinya juga dengan kemarahan atau emosional, hal ini malah akan semakin memperburuk keadaan.
Jangan sarkas
Sarkasme is a big no no. Jangan pernah gunakan bahasa sarkasme untuk si kecil. Selain bersifat ironi sehingga susah dipahami, anak akan mengalami kebingungan dalam mencerna maksud yang ingin Ibu utarakan.
Selain menghindari 6 hal tersebut di atas, Ibu juga bisa mempelajari kalimat-kalimat positif yang efektif untuk menenangkan anak yang sedang menangis. Kunci dalam berkomunikasi khususnya dengan anak terletak dalam penggunaan kalimat terbuka yang mudah dipahami oleh si kecil serta bersifat membangun.
11 Kalimat Positif Untuk Tenangkan Anak Saat Menangis
Dilansir dari Motherly, sebuah riset menemukan fakta bahwa otak manusia sesungguhnya telah terprogram untuk bisa merespon tangisan anak, membuat kita semakin atentif dan terdorong untuk membantu meredam emosi anak menangis secara cepat. Anak yang sedang menangis akan memancing otak kita untuk memberikan fight response atau flight response, meningkatkan detak jantung dan menggerakkan kita untuk berbuat sesuatu.
Anak menangis tidak selalu karena sedang bersedih. Banyak faktor yang menyebabkan anak menangis, antara lain merasa takut, marah, frustrasi, bingung, cemas, hingga bahagia. Namun, si kecil bisa saja memiliki kemampuan verbal yang masih rendah atau kurangnya kesadaran diri untuk bisa mengekspresikan secara jelas apa yang sedang dirasakan.
Meski begitu, hindari untuk mendistraksi anak saat sedang menangis ya Bu. Pernahkah Ibu mencoba menenangkan anak menangis dengan mengucapkan, “Lihat, ada pesawat lewat!” atau berbagai macam distraksi lainnya?
Sebaiknya hindari pengalihan yang menipu ini ya, Bu. Distraksi saat anak menangis hanya akan membuat si kecil semakin ‘frustrasi’ karena merasa tidak didengarkan, malah bisa menangis lebih kencang.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menenangkan anak menangis, salah satunya dengan mengucapkan kalimat-kalimat positif berikut ini:
“Ibu akan menolongmu”
Meski anak yang tengah menangis tidak mengatakan Ia membutuhkan pertolongan Ibu, tetapi kalimat ini akan membuat anak merasa bahwa Ibu mengerti apa yang dirasakan dan akan selalu mendukungnya
“Ibu tahu ini berat bagimu”
Kalimat sederhana ini akan membuat anak merasa didengarkan dan diperhatikan oleh Ibu.
“Ibu mengerti kamu sedang kesal/sedih/takut/bingung, it's okay ya, sayang”
Yakinkan pada anak bahwa merasakan emosi adalah hal yang wajar dan itu yang membuat kita menjadi manusia
“Hal itu menyedihkan sekali”
Dengan mengakui bahwa hal yang sedang dialami anak hingga membuatnya menangis adalah fakta, Ibu telah menanamkan empati kepadanya. Hal ini akan membantu anak untuk berpikir lebih tenang dan menceritakan tentang emosinya, serta apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasinya
“Istirahat dulu yuk”
Tak jarang, anak menangis karena kelelahan dengan hal yang sedang dihadapinya. Ibu bisa menawarkannya untuk istirahat sejenak, berhenti melakukan sesuatu, dan pindah ke tempat atau ruangan yang lebih tenang. Tawarkan juga segelas air atau es krim untuk mendinginkan emosinya.
“Ibu sayang kamu, nak. Kamu aman di sini”
Mengungkapkan rasa cinta saat anak menangis serta memastikan bahwa dirinya aman, akan memperkuat koneksi antara Ibu dan si kecil.
“Apakah kamu butuh bantuan/istirahat/waktu untuk mencoba lagi?”
Saat anak menangis karena merasa frustrasi akan hal yang tidak bisa diselesaikannya, cobalah untuk mendampinginya dan menawarkan bantuan. Bertanya kepada anak akan membuatnya merasa penting dan dibutuhkan, serta akan meningkatkan rasa percaya dirinya.
“Ibu bisa mendengar kamu menangis, tapi Ibu tidak tahu apa yang kamu mau. Bisa bantu Ibu supaya lebih memahami kamu?”
Kalimat ini bisa disederhanakan sesuai dengan kebutuhan komunikasi Ibu dan si kecil. Fungsi dari kalimat ini adalah menstimulasi anak agar bisa mengungkapkan perasaannya secara verbal.
“Ibu ingat saat kamu…”
Anak yang sedang menangis biasanya tidak bisa berpikir jernih. Dengan mengingatkan anak akan memori-memori indah yang pernah dilakukan bersama Ibu, atau pencapaian yang pernah diraih, bisa membantu otak si kecil untuk berpikir lebih rasional.
“Yuk kita pikirkan jalan keluarnya sama-sama”
Kalimat ini bermanfaat untuk memantik kemampuan memecahkan masalah si kecil. Dengan bersama-sama memikirkan solusi atau jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi, anak akan bisa berpikir lebih objektif dan solutif.
Berikan Waktu untuk Diam
Terkadang, diam tanpa berkata apapun adalah hal yang paling dibutuhkan. Biarkan anak menangis hingga Ia diam sendiri dan tenangkan dengan sentuhan lembut. Seperti, mengusap kepalanya, mengelus pipinya dan memeluknya erat-erat. Ini akan menunjukkan empati Ibu terhadapnya, sekaligus juga memberikan kekuatan saat emosinya sedang membuncah.
Menangis adalah cara mengekspresikan emosi paling mendasar yang pernah dilakukan setiap orang. Sejak lahir ke dunia, bayi sudah belajar beremosi lewat tangisannya. Chemistry antara Ibu dengan anak akan sangat diuji saat anak menangis.
Insting Ibu berperan dalam membaca emosi si kecil dengan tidak menafikan apa yang dirasakannya. Biarkan anak melepaskan emosinya secara sehat, serta temani dan dukung buah hati Ibu agar terus bertumbuh dengan baik.
(Yusrina)