11 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Rumah Tangga
Tahukah Ibu? Di antara sekian banyak hal buruk yang dapat merusak rumah tangga, ternyata kebiasaan-kebiasaan "kecil" yang dilakukan diri sendiri dan pasanganlah yang justru menjadi pemicu terbesar retaknya sebuah ikatan pernikahan.
Karena terkesan sepele, banyak pasutri yang meremehkan hal tersebut. Bak duri dalam daging, hal ini perlahan akan mengikis keharmonisan rumah tangga. Jika tak segera diselamatkan, bukan tidak mungkin pernikahan akan berujung pada perceraian.
Tidak mau hal yang sama terjadi pada rumah tangga Ibu, kan? Yuk, simak kebiasaan-kebiasaan sepele yang bisa merusak rumah tangga berikut ini.
Sibuk dengan Gadget Masing-Masing
Media sosial dan ponsel adalah dua benda “sepele” yang ternyata bisa berdampak buruk pada keutuhan rumah tangga. Terlalu banyak menatap layar smartphone ketimbang menghabiskan waktu bersama pasangan adalah red flag dalam kehidupan pernikahan.
Lebih sibuk bermain HP akan membuat pasangan merasa terabaikan dan kesepian. Lama-lama hubungan akan terasa hambar dan bukan tidak mungkin berakhir dengan perceraian. Karenanya, usahakan untuk selalu “hadir” ketika sedang bersama pasangan tanpa terdistraksi apa pun, termasuk ponsel.
Cemburu Buta
Cemburu bisa jadi tanda cinta kita pada pasangan. Tapi waspadalah jika rasa cemburu sudah berlebihan, sebab itu justru mengindikasikan bahwa diri kita sedang merasa insecure.
Seperti dikutip dari rd.com, Michele Kerulis, EdD dari Northwestern University mengatakan bahwa cemburu merupakan perwujudan dari rasa percaya diri yang rendah, takut dikhianati, trauma dengan hubungan di masa lalu, krisis kepercayaan, dan pengalaman pahit yang pernah dirasakannya.
Perasaan cemburu berlebih akan membuat diri kita kurang nyaman dan selalu was-was dalam menjalani pernikahan. Akhirnya, pertengkaran pun tak terhindarkan. Hal inilah yang dapat merusak keutuhan rumah tangga.
Terlalu Banyak Menuntut
Hal ketiga yang dapat merusak rumah tangga adalah kebiasaan buruk terlalu banyak menuntut pasangan. Padahal menuntut dan mengkritik pasangan terus-menerus justru akan membuatnya tertekan, lho.
Itulah mengapa komunikasi harus selalu jadi kunci penting untuk menjaga keharmonisan pernikahan. Bicarakan dengan tenang dan terbuka apa yang kamu inginkan dari pasangan. Jangan lupa untuk selalu cari waktu yang tepat untuk berdiskusi, ya. Bila perlu, tanyakan dulu kapan dia punya waktu luang untuk berdiskusi.
Jarang Mengapresiasi Pasangan
Saling mengapresiasi hal kecil juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan pernikahan. Jarang memberikan apresiasi kepada pasangan akan membuat kita selalu merasa kurang dengan apa pun yang dimilikinya. Hal itulah yang akhirnya dapat merusak rumah tangga.
Jadi ketimbang menuntut dan menggerutu, yuk usahakan untuk selalu menghargai setiap hal kecil yang dimiliki pasangan. Hal simpel semacam ini akan membuat bahtera rumah tangga lebih sehat dan bahagia, lho.
Meminta Pasangan Berhenti Mengejar Impiannya
Sekalipun seseorang sudah menikah, ia tetap punya kehidupan pribadi yang tidak seharusnya diganggu-gugat, bahkan oleh suami atau istrinya sendiri. Pekerjaan, hobi, atau kesibukan lain inilah yang membuat seseorang tetap semangat dalam menjalani hari-harinya.
Passion jugalah yang akan membuat seseorang lebih bahagia dan jauh dari stres. Oleh karena itu, selama tidak merusak rumah tangga dan waktu bersama keluarga, dukung saja apa pun yang menjadi hobi atau impian pasangan.
Menuntut Pasangan untuk Berubah
Hal “sepele” yang bisa merusak rumah tangga lainnya adalah kebiasaan menuntut pasangan untuk berubah. Sebetulnya perasaan kurang sreg dengan sifat tertentu yang dimiliki suami atau istri sangat wajar. Menjadi tidak wajar jika kamu terus-terusan berusaha dan menuntutnya untuk berubah.
Jadi, ketimbang menghabiskan waktu dengan kesal terhadap sifat pasangan, cobalah berlega hati untuk mulai memberikan toleransi kepadanya. Berikan juga ruang dan kesempatan kepada suami atau istri untuk memperbaiki diri pelan-pelan dan jangan pernah memaksanya.
Melarang Pasangan Bertemu Teman-Temannya
Adakah yang sampai sekarang masih suka melarang suami/istri bertemu dengan teman-temannya? Hati-hati, kebiasaan ini bisa merusak rumah tangga, lho. Ya, tidak peduli seberapa lama kalian menikah atau seintim apa hubunganmu dengan pasangan, mereka tetap butuh waktu untuk bergaul dengan teman-temannya.
Hal ini juga berlaku dalam konteks teman lawan jenis. Meski kekhawatiran akan perselingkuhan terlintas, selama pasangan kita bisa menjaga kepercayaan dengan baik dan si teman lawan jenis tahu batas-batas wajar pertemanan, seharusnya tidak menjadi masalah, bukan? Ingat, suami atau istri kita juga butuh "dunia luar" agar tetap bisa tumbuh dan berkembang sebagai manusia.
Berharap Pasangan Selalu Mengingat Hal Kecil
Terus-terusan berharap pasangan untuk selalu mengingat tanggal penting dan detail kecil yang terjadi dalam hubungan juga bisa merusak rumah tangga, lho. Suami bisa saja lupa dengan momen penting tertentu, tapi ini bukan berarti dia tidak perhatian.
Ingatlah bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan berbeda, dan oleh sebab itu cara berpikir mereka pun tidak sama. Jadi ketimbang marah-marah tidak jelas dan terus memupuk rasa kecewa pada pasangan, kenapa tidak sebaiknya membicarakannya saja secara langsung? Dari situ kalian berdua bisa saling memahami.
Kurang Komunikasi
Nasihat yang mengatakan bahwa komunikasi adalah kunci langgengnya hubungan ternyata bukan omong kosong. Kurang komunikasi akan membuat diri sendiri dan pasangan merasa kesepian, tidak dimengerti, tidak diperhatikan, dan sebagainya.
Agar tidak merusak rumah tangga, yuk mulai buka diri untuk selalu mengomunikasikan apa pun kepada pasangan. Luangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati. Pillow talk sebelum tidur juga tidak kalah penting dilakukan.
Bertengkar Lewat Pesan Teks
Hal sepele yang bisa merusak rumah tangga di antaranya termasuk kebiasaan bertengkar lewat pesan teks. Ini biasanya cukup jamak terjadi pada mereka yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (long distance marriage).
Masih dikutip dari sumber yang sama, psikiater Gabriella I. Farkas MD, PhD dari Hofstra Northwell School of Medicine berujar bahwa bertengkar lewat pesan teks adalah kebiasaan buruk yang dapat berujung pada keretakan rumah tangga.
Meski bertengkar dengan pasangan secara langsung pun bisa berujung buruk, pesan teks juga tak lebih baik karena tidak dapat menjelaskan secara tepat emosi yang sedang dirasakan masing-masing pihak saat bertengkar. Inilah yang berpotensi menimbulkan salah paham dan akhirnya hubungan memburuk.
Jadi, hindari berdebat melalui pesan teks. Jika memang ada masalah, luangkan waktu untuk bertemu dan membicarakannya secara empat mata.
Terlalu Mengontrol Pasangan
Meski sudah menikah, baik suami maupun istri masih punya hak penuh atas dirinya sendiri, termasuk hak untuk berbicara, berpendapat, dan bertindak. Maka hindari kebiasaan mengontrol pasangan atau berbicara atas namanya karena ini bisa jadi akan melukai perasaan mereka.
Selain menyakiti hati suami/istri, menurut Psychology Today, terlalu membatasi pasangan juga akan membuat diri kita tanpa sadar meremehkan keberadaan mereka. Saat rasa hormat sudah hilang, bukan tak mungkin akan berdampak buruk pada kelangsungan rumah tangga di masa depan.
Ingatlah bahwa konsep “saling” adalah kunci penting yang sangat dibutuhkan agar keutuhan rumah tangga tetap terjaga. Pernikahan bisa berjalan dengan baik tentu juga berkat kerja sama kedua belah pihak. Semoga ulasan di atas bisa menjadi bahan refleksi untuk terus memperbaiki diri dalam berumah tangga, ya.
Penulis: Kristal
Editor: Dwi Ratih