Ibupedia

14 Cara Untuk Membuat Anak Bahagia

14 Cara Untuk Membuat Anak Bahagia
14 Cara Untuk Membuat Anak Bahagia

Betul nggasih, kalau ingin bikin anak bahagia itu, kita harus punya uang banyak? Ya, sebetulnya pertanyaan tersebut nggak sepenuhnya salah, sih. As we know, bahagia tidak melulu soal uang atau kekayaan, tapi hampir semua hal di dunia ini kenyataannya membutuhkan uang. Contoh, anak ingin beli perlengkapan sekolah yang baru, anak ingin membeli es krim atau jalan-jalan saat liburan sekolah. Semuanya butuh uang, kan?  

Namun, sebuah penelitian menunjukkan, bahwa meskipun kemiskinan bisa menyebabkan ketidakbahagiaan, tapi kekayaan materi belum tentu membuat seseorang selamanya berbahagia. Lalu seperti apa kebahagiaan yang bisa bertahan lama? Hubungan yang baik antara anak dan kedua orangtuanya. Dalam arti kata, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah yang berhubungan dengan psikologisnya.

Simak yuk beberapa tips untuk membangun hubungan agar anak bahagia:

  1. Menyediakan waktu untuk anak

    Menyediakan waktu untuk anak tidak gampang, apalagi untuk kedua orangtua yang bekerja, merawat mereka pun juga nggak gampang, karena ada kalanya anak bersifat kurang baik atau yang membuat kita kewalahan. Namun, jika kita sungguh-sungguh menyediakan waktu untuk mereka nggak hanya anak yang bakal merasa bahagia, tapi kita juga akan turut bahagia. Serta, kebahagiaan tersebut bakal membuat kita lebih merasa ‘hidup’.

  2. Kuantitas dan kualitas

    Betulkah waktu yang berkualitas lebih penting dari pada banyaknya waktu yang diberikan bagi anak? Jawabannya, di dalam sebuah hubungan, jika waktu yang dicurahkan hanya sedikit, maka waktu tersebut semakin tidak berkualitas. Jadi, kuantitas dan kualitas mesti seimbang.

    Contoh cara memaksimalkan waktu untuk anak, misalnya, memanfaatkan waktu istirahat makan siang untuk video call dengan anak atau sekadar chat via WA, makan malam bersama, membantu anak membuat pekerjaan rumah dan beraktivitas bersama di akhir pekan. Ketika bersama mereka, cobalah untuk fokus, dengan meletakkan ponsel dan laptop. Intinya adalah, membuat anak merasa bahwa kita selalu ada di dekat mereka.

  3. Membangun fondasi yang baik

    Fondasi hubungan yang baik, berupa kombinasi dari beberapa hal, seperti kepercayaan, saling menghargai dan saling mendukung.

  4. Ada di waktu pentingnya

    Ingatlah untuk selalu hadir di waktu-waktu pentingnya. Dengan cara ini, anak merasa dihargai, anak merasa diingat keberadaannya dan ia akan dirinya juga istimewa di hati orangtuanya. Misalnya, di hari ulang tahunnya, ketika ia sedang mengikuti perlombaan, hari mengambil rapot, dst.

  5. Jangan membandingkan

    Secara nggak sadar, orangtua seringkali membanding-bandingkan anaknya. Antara yang satu dengan saudaranya, atau dengan anak yang lain. Misalnya, anak yang lain tidak nakal, nilainya lebih tinggi atau lebih rajin membantu orangtua. Duh, Bu, hal begini serius bisa bikin anak menjadi patah hati, loh. Anak bakal merasa tidak dihargai, membuatnya menjadi tidak percaya diri bahkan enggan untuk melakukan yang terbaik lagi. Cara seperti ini tetap nggak benar walaupun tujuan kita adalah agar anak mau berusaha untuk lebih baik lagi.

  6. Didengar

    Semua orang suka didengar, tidak terkecuali anak. Ketika anak merasa didengar oleh orangtuanya, ia akan merasa punya hubungan yang lebih dalam. Selain membuat anak bahagia, hubungan yang terjalin juga meningkatkan rasa percaya dirinya. Mendengar nggak cuma berarti saat anak berkeluh kesah, tapi sekadar mendengar cerita tentang aktivitasnya di kelas juga bermanfaat.

  7. Mengekspresikan terima kasih

    Kita sebagai orangtua, selalu mengajarkan anak untuk mengucapkan terima kasih, bahkan hal ini sudah kita biasakan sejak anak masih kecil. Namun terkadang, kita sendiri lupa untuk berterima kasih pada mereka. Terlebih, karena orangtua seringkali merasa bahwa jasanya pada anak amat besar, sehingga perhatian yang sudah ditunjukkan oleh anaknya, akan terasa kecil. Misalnya, ketika anak membantu membersihkan rumah, mengambilkan segelas air minum, atau sekadar membeli sedikit keperluan dapur dari penghasilannya.

    Jangan lupa hargai sekecil apa pun perjuangan anak di mata Ibu. Rasa terima kasih yang kita sampaikan ini, bisa membuat anak bahagia, loh, Bu. Rasa terima kasih juga membuat seseorang merasa dihargai.

  8. Biarkan anak mengekspresikan perasaannya

    Anak-anak biasanya berteriak ketika ia marah, ada yang menangis, melempar sesuatu, bahkan berguling-guling di lantai. Untuk anak yang lebih besar, biasanya mereka mengurung diri di kamar, dan tidak mau berbicara dengan Ibu sementara waktu. Jika masih dalam batas wajar, biarkan anak mengekspresikan apa yang dirasakannya. 

  9. Memiliki hewan peliharaan

    Anak mana yang nggak senang bermain dengan hewan peliharaan? Tidak sekadar waktu bersenang-senang bagi anak, namun, memiliki hewan peliharaan juga punya manfaat bagi anak. Di antaranya, anak belajar menghargai dan menyayangi sesama makhluk hidup, serta anak belajar merawat dengan penuh tanggung jawab. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah memilih jenis hewan peliharaan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak, serta memperhatikan kesehatan hewan agar tetap aman berada di sekitar anak.

  10. Bermain di luar

    Biasanya, nih, Ibu suka mengeluh tentang pakaian anak yang menjadi super kotor setelah ia bermain di luar. Apalagi, kehidupan anak-anak zaman sekarang terbiasa ter-schedule, hari-hari penuh dengan kegiatan belajar. Padahal, aktivitas luar ruangan ini nggak kalah penting, loh, Bu. Biarkan anak sesekali menikmati waktu bermainnya, Misalnya memanjat pohon, berlarian di rumput, atau bermain ayunan, bisa meningkatkan mood bagi anak. Bermain dengan teman-teman di sekitar rumah pun bisa menjadi ruang belajar bagi anak, mereka akan mempelajari bagaimana cara mengontrol diri, belajar berempati dan mendekatkan diri dengan orang lain. Hubungan sosial seperti ini, amat dibutuhkan oleh anak.

  11. Membatasi screen time

    Termasuk di antaranya tv, ponsel dan komputer. Sudah pasti, anak-anak akan merasa lebih bahagia, ketika mereka diizinkan memakai benda-benda tersebut. Apalagi pada anak zaman sekarang, ya, Bu, mereka seakan nggak bisa berhenti bermain games atau menggunakan sosial media. Namun menurut penelitian, anak-anak yang lebih banyak memanfaatkan waktu tanpa ketiga benda tersebut, lebih berbahagia. Misalnya, dengan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga, atau kegiatan lain yang banyak interaksi dengan orang lain.

    Bukan sama sekali nggak boleh. Tv, komputer dan ponsel, jika digunakan dengan benar, juga bisa bermanfaat bagi anak, namun Ibu perlu menegaskan batasan-batasannya. Misalnya, dilarang memainkan ponsel atau menonton tv di waktu makan, jam mengerjakan pekerjaan rumah atau ketika ada aktivitas keluarga. Batasi juga waktunya menggunakan komputer selain untuk belajar, serta awasi kegiatannya. Teknologi yang semakin canggih dan memudahkan bisa menjerumuskan anak pada sesuatu yang negatif jika dilakukan tanpa pengawasan dan bimbingan orangtua.

  12. Biasakan anak tidur dengan cukup 

    Jika anak menjalankan pola tidur yang baik, maka bisa membantu meningkatkan atensinya ketika belajar, membantu daya ingat, menyehatkan secara fisik mau pun mentalnya. Saran tidur yang cukup untuk anak.

    • Tiga sampai lima tahun, sepuluh hingga tiga belas jam per hari.

    • Enam sampai dua belas tahun, Sembilan hingga dua belas jam per hari.

    • Remaja, membutuhkan waktu tidur delapan hingga sepuluh jam per hari. 

  13. Biarkan anak belajar mengontrol diri

    Betul, anak mesti banyak diberikan arahan. Namun terlalu banyak mengontrol anak juga nggak baik, ya, Bu. Jika terlalu ‘di bawah perintah’, membuat anak tidak belajar membuat keputusan dan tidak belajar mandiri. Misalnya, biarkan anak memilih makanan favoritnya, memilih baju yang ingin ia kenakan, atau memilih kegiatan ekstrakurikulernya. 

  14. Melatih anak mandiri

    Yuk, melatih anak agar hidup mandiri. Misalnya, membiasakan anak makan tanpa disuapi, memakai seragam sekolah tanpa dibantu, atau membiasakan ia menyusun buku sekolahnya sendiri. Kebiasaan-kebiasaan yang sederhana ini akan terbawa hingga besar dan melatihnya untuk menjadi anak yang serba bisa dan tangguh. 

Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membuat anak bahagia dalam hidupnya. Happy kids, happy parents.

(Stephanie)

Follow Ibupedia Instagram