Ibupedia

20 Mitos Tentang Ayah yang Tak Terbukti Kebenarannya!

20 Mitos Tentang Ayah yang Tak Terbukti Kebenarannya!
20 Mitos Tentang Ayah yang Tak Terbukti Kebenarannya!

Mitos tentang Ayah sudah beredar dari zaman dulu di mana peran Ayah tampaknya sangat terbatas dan seolah kewajibannya hanya memberi nafkah untuk keluarga. Namun ternyata mitos tentang Ayah tak sepenuhnya benar dan zaman sekarang semuanya tampak lebih terbuka dan fleksibel sesuai keadaan. 

Meskipun mitos tentang Ayah bisa dipatahkan dan Ayah dapat melakukan pekerjaan yang Ibu lakukan, namun tampaknya ini belum terjadi secara menyeluruh karena masih banyak juga sosok Ayah yang menerapkan mitos tersebut dalam kehidupan rumah tangga.

Tak jarang, mindset ini bertabrakan dengan semakin banyaknya perempuan (para istri) yang sadar bahwa tanggung jawab suami tidak cuma soal memberi nafkah. Melainkan juga mesti terlibat dalam pengasuhan anak.

Hal ini tak jarang juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka perceraian di dunia, terutama di Indonesia. 

Berbagai Macam Mitos Tentang Ayah

Melansir dari laman FQ Magazine, segala macam bentuk mitos tentang Ayah dari zaman dulu sebaiknya segera dibantahkan dan tidak dipercaya begitu saja. Berikut ini beberapa mitos tentang Ayah yang seharusnya terbantahkan, berikut dengan fakta sebenarnya:

1. Ayah Memiliki Kepekaan yang Kurang Tajam


Mitos tentang Ayah yang beredar adalah kepekaan yang dimiliki Ayah kurang tajam bahkan tidak sama dengan Ibu. Faktanya, seorang Ayah bisa juga memiliki kepekaan yang tinggi terhadap buah hati kesayangannya. 

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa jantung seorang Ayah akan berpacu sama cepatnya dengan Ibu saat mendengar si kecil berteriak menangis baik itu ketika ia memerlukan susu atau saat popoknya basah sehingga membuat kenyamanannya terganggu. 

Alih-alih asyik dengan dunianya, Ayah bisa dengan sigap melakukan apapun sama seperti yang akan Ibu lakukan. Namun ini biasanya berkaitan dengan kebiasaan dengan siapa anak lebih banyak diasuh. Maka dari itu, yuk beri Ayah lebih banyak kesempatan untuk dekat dengan si kecil.

2. Ayah Mudah Bosan dengan Bayinya

Ayah gampang sekali merasa bosan bila harus bersama si kecil yang masih bayi adalah sebuah mitos tentang Ayah yang tampak konyol dan tak masuk akal. Bahkan kabarnya, Ayah lebih suka ketika bayi mungil itu segera beranjak dewasa supaya Ayah lebih leluasa mengajak bermain. 

Dr. Woolfson mengatakan ini adalah sebuah kekeliruan, karena saat ini, interaksi sedini mungkin sejak bayi baru dilahirkan juga dilakukan oleh para Ayah. Hal inilah yang akan memunculkan perasaan bahagia dari seorang Ayah saat menggendong buah hatinya dan ini dapat berlangsung selamanya.

3. Ayah Jarang Mengasuh dan Menjaga Anak


Mitos tentang Ayah ini jelas salah besar! Faktanya, Ayah zaman sekarang tidak sama dengan Ayah zaman dahulu karena saat ini mereka lebih memilih menginvestasikan waktu mereka untuk buah hati tercinta. 

Adrienne Burgess mengungkapkan fakta bahwa Ayah kekinian cenderung mengasuh atau menjaga anaknya delapan kali lebih banyak daripada yang dilakukan Ayah mereka 30 tahun yang lalu. 

Bahkan Ayah zaman sekarang akan dengan senang hati menawarkan bantuan menjaga si kecil ketika akhir pekan tiba, Ibu akan bekerja, berbelanja, bahkan untuk meluangkan waktu sejenak.

4. Urusan Disiplin adalah Urusan Ayah

Kegiatan yang berhubungan dengan mendisiplinkan si kecil adalah urusan Ayah. Tidak! ini mitos tentang Ayah yang juga harus dibantahkan segera. Pada dasarnya, mengasuh buah hati adalah tugas orang tua yaitu Ayah dan Ibu. 

Kekompakan keduanya, terutama pada soal menerapkan aturan atau kapan waktunya memberi pujian serta hadiah adalah kunci pengasuhan yang terbaik meski tak ada pengasuhan yang sempurna. Mendisiplinkan anak adalah tentang sebuah konsistensi dan penerapan batasan yang jelas baik dari Ayah maupun Ibu. 

Jangan lagi mengancam si kecil dengan kata-kata seperti “Awas, nanti Ibu laporkan Ayah.” Karena melakukan hal ini sama saja memberi label tidak menyenangkan pada sosok Ayah.

5. Ayah Tidak Bisa Multitasking


Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa Ayah bisa juga multitasking sama seperti Ibu. Mitos tentang Ayah yang tidak bisa multitasking terbantahkan karena dalam satu waktu, Ayah bisa saja mengganti popok si kecil sekaligus memberinya susu lalu kemudian menimang si kecil supaya segera tertidur.

6. Ayah Tidak Pernah Membantu Ibu

Sebuah kenyataan pahit saat mengetahui Ayah adalah sosok pemalas yang tidak akan bangun pada malam hari saat si kecil menangis kehausan atau saat popoknya basah. Sementara itu, Ibu akan selalu terbangun semalaman demi menjaga si kecil. 

Benar ini adalah mitos tentang Ayah yang menyudutkan karena sebagian Ayah masih sanggup terjaga semalaman untuk membantu Ibu mengurus si kecil.

7. Ayah Tidak Banyak Membuat Perubahan Ketika Anak Dewasa


Kehadiran sosok Ayah dalam tumbuh kembang buah hatinya sangatlah penting. Hal ini sudah semakin banyak digaungkan dan dikenalkan kepada Ayah sehingga pada zaman sekarang, sudah banyak Ayah yang paham dan sadar akan pentingnya peran Ayah dalam keluarga dan membantu tumbuh kembang si kecil. 

Fakta lain menyebutkan bahwa keberadaan sosok Ayah dalam hidup anak akan membuat banyak perbedaan besar pada setiap aspek kebahagiaan anak, masa depan anak, meningkatkan harga diri si kecil, hingga berdampak pada prestasinya di sekolah. Mitos tentang Ayah yang seperti ini harus dibuang jauh-jauh ya!

8. Ibu adalah Orang Tua Terbaik

Semua orang setuju bahwa Ibu bagaikan malaikat tanpa sayap yang tanpanya hidup terasa begitu hampa bahkan seperti tak berwarna. Namun, hal ini tak sepenuhnya benar dan mitos tentang Ayah yang tak mampu menjadi orang tua terbaik bagi anak harus dihempaskan segera. 

Ayah juga punya peran tersendiri dalam keluarga dan merupakan orang tua terbaik bagi anak-anaknya.

9. Ayah Harus Menghabiskan Setiap Waktu Luang dengan Si Kecil


Jangan percaya sepenuhnya dengan mitos tentang Ayah yang satu ini karena bagaimanapun juga, Ayah tetap harus bekerja mencari nafkah untuk keluarga. Yang terpenting bukanlah kuantitas, melainkan kualitas. 

Seorang Ayah yang harus bekerja di luar kota dan hanya bisa menemani anaknya seminggu sekali jauh lebih baik ketimbang Ayah yang setiap hari hadir untuk si kecil namun selalu memberinya screen time tak terbatas. Benar bukan?

10. Yang Paling Membutuhkan Dukungan adalah Ibu

Mitos tentang Ayah yang satu ini bisa melukai perasaan Ayah lho kalau terus dikembangkan karena faktanya tak hanya Ibu saja yang butuh dukungan penuh namun juga Ayah. Seorang Ibu memang perlu dukungan penuh terutama saat ia sedang mengalami baby blues, kehadiran Ayah sangat penting. 

Namun di sisi lain, Ayah juga dapat mengalami masa Postpartum Depression setelah si kecil lahir dengan beban yang berbeda. 

Dr Richard Woolfson dari Tesco's Baby & Toddler Club mengungkapkan ketika si kecil lahir, setiap orang tua memiliki porsi yang sama dan mereka membutuhkan dukungan apapun bentuknya karena menjadi orang tua baru memanglah sebuah tantangan serta anugerah yang datang secara bersamaan.

11. Mengasuh Anak adalah Hal yang Alami Terutama Bagi Ayah


Ini adalah mitos tentang Ayah yang tak bisa dibiarkan begitu saja. Memang setiap manusia memiliki bakat alami tersendiri saat menjadi orang tua, namun tak sepenuhnya benar. Baik Ayah maupun Ibu juga boleh dan disarankan untuk membaca beragam informasi terkait ilmu baru sebagai orang tua. 

Ayah pun boleh bertanya kepada dokter kandungan tentang apa yang harus ia lakukan nanti ketika menjadi Ayah, atau bagaimana menjadi Ayah ASI yang tepat, serta masih banyak lagi topik hangat yang dapat diperbincangkan.

12. Ayah Tidak Bisa Menunjukkan Rasa Cinta

Rasa cinta dan kasih sayang tidak hanya milik seorang Ibu saja, bahkan seorang Ayah bisa jadi memiliki rasa cinta sama besar atau lebih besar daripada Ibu terhadap anaknya. Mitos tentang Ayah yang meragukan kadar cinta dan kasih sayang ini juga salah satu hal yang konyol. 

Meskipun kebanyakan laki-laki sedikit enggan menunjukkan kasih sayang atau mereka memiliki bahasa cinta yang beragam, namun bukan berarti mereka tak bisa menunjukkan cintanya kepada sang buah hati.

13. Ayah Biasanya Tak Begitu Menginginkan Banyak Anak


Adrienne Burgess, penulis Fatherhood Reclaimed mengatakan bahwa mitos tentang Ayah yang tidak suka memiliki banyak anak adalah sebuah kesalahan. 

Saat masih muda, beberapa Ayah bisa jadi tidak terlalu tertarik memiliki anak karena biaya yang dikeluarkan memang tidak sedikit, namun semakin bertambahnya usia, Ayah juga sama seperti Ibu yang terkadang ingin memiliki anak lebih dari satu.

14. Ayah Tidak Begitu Pandai Saat Berhadapan dengan Bayinya

Semua orang membutuhkan latihan dan sebuah kebiasaan supaya mampu melakukan hal yang dianggap tidak bisa. 

Mitos tentang Ayah kali ini juga berhasil terbantahkan karena faktanya banyak Ayah yang begitu lihai mengganti popok, membersihkan pup bayi, membersihkan mainan berserakan, hingga ikut terbangun pada malam hari untuk menjaga si kecil. 

Semakin si kecil beranjak dewasa, Ayah juga akan terus menyesuaikan seperti menemani buah hatinya bermain, membaca buku cerita, hingga turut andil dalam membantu si kecil saat belajar seperti yang biasa Ibu lakukan saat Ayah sedang bekerja.

15. Ayah Harus Punya Semua Jawaban


Tak semua Ayah harus punya jawaban akan suatu hal, namun bukan berarti Ayah tak dapat belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang belum pernah dilalui bukan? 

Jadi, mitos tentang Ayah yang harus punya semua jawaban ini tak sepenuhnya dibenarkan. Pada dasarnya, setiap orang tua dapat terus belajar untuk menjadi orang tua terbaik bagi anak-anaknya.

16. Ayah Bekerja untuk Membeli Semua Barang Terbaik

Mitos tentang Ayah yang berkaitan dengan membeli semua barang dengan kualitas terbaik ini harus diluruskan. Ayah memang diwajibkan bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun bukan berarti Ayah wajib membelikan semua barang mewah dengan kualitas terbaik untuk si kecil. 

Pola asuh terbaik saat ini adalah memberi si kecil semampu kedua orang tuanya dan tidak memanjakan buah hati karena dampaknya tidak akan baik untuk kehidupannya di masa mendatang.

17. Soal Anak, Ibu yang Paling Peduli dan Ayah Tidak


Jangan tanamkan mitos tentang Ayah yang satu ini pada tumbuh kembang si kecil, karena faktanya baik Ayah maupun Ibu pasti punya kepedulian yang sama kepada anak-anaknya namun cara penyampaiannya yang bisa jadi berbeda. 

Misalnya, dalam menunjukkan kasih sayang kepada si kecil, Ibu cenderung sering memberi pelukan atau ciuman, sementara Ayah akan membawa si kecil ke taman atau menemaninya bermain seharian. Tak ada yang salah dengan cara penyampaian kasih sayang untuk si kecil sepanjang dilakukan tidak dengan kekerasan.

18. Ayah Harus Dekat dengan Anak Tertentu

Mitos tentang Ayah yang satu ini cukup mengganggu! Setiap Ayah berhak untuk dekat dengan anak perempuan maupun anak laki-laki karena keduanya membutuhkan sosok Ayah dengan porsi masing-masing. 

Kehadiran Ayah dalam hidup anak tak hanya berpengaruh pada status sosial seorang anak saja, namun sepenuhnya dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil.

19. Ayah Harus Punya Perlakukan Khusus


Baik Ayah maupun Ibu punya kewajiban yang sama dalam mengurus anak, jadi mitos tentang Ayah yang harus membuat anak laki-laki lebih berani dibanding anak perempuan adalah salah besar. 

Anak perempuan ataupun anak laki-laki berhak mendapatkan didikan yang sama soal memupuk rasa berani, menjadi pemimpin, menyelesaikan masalah, bahkan mengajarkan anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membantu Ibu mencuci piring atau membersihkan rumah.

20. Anak dengan Kondisi Tertentu Membuat Ayah Malu

Beberapa anak dilahirkan istimewa dengan beragam kelebihan serta kekurangan yang menyertai. Anak dengan kebutuhan khusus misalnya, mereka membutuhkan kasih sayang kedua orang tua secara penuh untuk membantunya hidup lebih baik. 

Seorang Ayah akan lebih malu memiliki anak berkebutuhan khusus ketimbang Ibu adalah sebuah mitos tentang Ayah yang tak sepenuhnya benar. Justru bisa jadi seorang Ayah dapat menjadi pendukung dan penguat terbaik untuk anaknya sama seperti Ibu.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram