Keluarga

5 Mitos Seputar Malam Pertama, Ternyata Ini Faktanya!

5 Mitos Seputar Malam Pertama, Ternyata Ini Faktanya!

Di Indonesia, ada banyak mitos seputar malam pertama yang diyakini oleh masyarakat. 

Tak heran jika topik pembicaraan tentang seks di malam pertama belum juga menemukan titik akhir. Beberapa calon pengantin bahkan masih kesulitan membedakan mitos dan fakta malam pertama. 

Nah, untuk meyakini bahwa mitos seputar malam pertama hanya sekadar kepercayaan masyarakat yang tanpa bukti ilmiah, kamu harus mengetahui seperti apa fakta  yang sebenarnya. Yuk, cari tahu di sini!

1. Bercak darah tanda keperawanan

Sampai detik ini masih banyak orang yang meyakini seks di malam pertama akan ditandai dengan adanya bercak darah sebagai tanda keperawanan. 

Dengan kata lain, wanita yang tidak ‘berdarah’ saat melakukan hubungan seks di malam pertama dianggap tidak perawan sebab sudah pernah berhubungan seksual sebelumnya. 

Padahal ini hanyalah salah satu dari sekian banyak mitos seputar malam pertama yang beredar di masyarakat.

Dikutip dari Medical News Today, selaput darah kewanitaan atau secara medis disebut dengan istilah hymen mempunyai karakter yang berbeda-beda. 

Terdapat wanita dengan hymen berbentuk jaring, ada juga yang berbentuk cincin. Sementara beberapa wanita lainnya mempunyai hymen yang sangat elastis sehingga baru akan robek setelah beberapa kali berhubungan seksual. 

Menariknya, secara genetik bahkan ada wanita yang terlahir tanpa hymen. Jadi, keperawanan seorang wanita tidak hanya bisa dilihat dari ada atau tidaknya bercak darah di malam pertama.

2. Harus dilakukan di malam hari

Meski dinamakan malam pertama, tidak ada aturan maupun anjuran khusus bahwa kamu dan pasangan harus melakukan aktivitas ini di malam hari. 

Mitos seputar malam pertama yang satu ini tidak bisa dijadikan pedoman waktu untuk berhubungan seksual. Pasalnya, ada pasangan pengantin yang justru merasa kelelahan di malam pertama setelah acara resepsi pernikahan berlangsung. 

Memaksakan hubungan seks dalam kondisi kurang fit juga akan berpengaruh pada kepuasan seksual.

Ingat, seks di malam pertama bisa dilakukan kapan saja selama kedua belah pihak menyetujui. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk segera berhubungan seks, ini justru bisa memberikan pengalaman malam pertama yang kurang menyenangkan. 

Melaksanakan malam pertama di malam hari hanya menjadi bagian dari mitos seputar malam pertama.

3. Penis yang besar menjamin kepuasan seksual

Mitos dan fakta malam pertama yang selanjutnya terkait dengan ukuran penis. Konon, penis yang besar bisa menjamin kepuasan seksual di malam pertama. Tentu saja, hal ini bisa berpengaruh pada kepercayaan diri seorang pria. 

Mereka yang merasa memiliki penis besar tentu tidak masalah, sebaliknya bagi yang merasa ukuran penisnya kecil. Kurangnya kepercayaan diri inilah yang justru akan mempengaruhi kualitas seks di malam pertama.

Dikutip dari Healthline, kepuasan seks di malam pertama maupun di malam-malam berikutnya tidak ada kaitannya dengan ukuran penis seorang pria. Hal ini bahkan tidak berpengaruh pada kesuburan pria. 

Penis yang besar tidak menjamin seorang pria memiliki tingkat fertilitas yang baik. Sementara penis yang kecil juga bukan berarti pria tersebut tidak subur. Mulai sekarang cobalah untuk merubah mindset kamu, ya!

4. Terasa sangat menyakitkan bagi wanita

Masih ada lagi mitos seputar malam pertama yang beredar di masyarakat, yaitu rasa sakit berhubungan seksual bagi wanita. Seks di malam pertama disebut-sebut bisa menimbulkan rasa sakit yang tidak terlupakan oleh wanita. 

Faktanya, hal ini hanyalah mitos belaka. Rasa sakit saat melakukan seks di malam pertama muncul akibat kondisi vagina yang belum cukup terangsang.

Mitos dan fakta malam pertama ini sebenarnya sudah sering dibahas, tetapi masih saja menimbulkan kecemasan bagi wanita. Perlu diketahui, perasaan cemas dan was-was berlebih justru akan membuat seks di malam pertama menyakitkan. 

Kondisi ini dipicu akibat vagina yang tegang, sehingga nyeri ketika penetrasi dilakukan. Oleh karena itu, cobalah untuk santai dan menikmati malam pertama bersama pasangan.

5. Seks di malam pertama harus sukses

Mitos seputar malam pertama yang satu ini harus diabaikan oleh calon pasangan pengantin. Percaya atau tidak, mitos bahwa seks di malam pertama harus sukses justru akan menjadi beban pikiran. 

Padahal saat melakukan hubungan seksual, terlebih untuk pertama kalinya, kedua belah pihak harus rileks. Beban pikiran untuk sukses di malam pertama justru akan mengurangi kenikmatan seks di malam pertama itu sendiri.

Sebenarnya, seks di malam pertama tidak jauh berbeda dengan hal-hal lain yang kamu lakukan untuk pertama kali. Beberapa mungkin bisa langsung sukses, tapi tidak sedikit yang baru bisa sukses di malam-malam berikutnya. 

Tentu saja, hal terpenting saat seks di malam pertama adalah terciptanya kedekatan intim antara kamu dan pasangan. Sukses atau tidaknya malam pertama juga bukan tolak ukur keberhasilan hubungan pernikahan. Jadi, kamu tidak perlu ambil pusing tentang mitos ini.

Kira-kira apa masih ada lagi mitos dan fakta malam pertama yang kamu ketahui? 

Setidaknya hal-hal yang disampaikan tadi adalah mitos seputar malam pertama yang tidak perlu kamu percaya. Hal yang jauh lebih penting adalah mempersiapkan stamina agar tubuh fit selama seks di malam pertama. 

Sssttt, jangan lupa memperpanjang durasi foreplay supaya kamu dan pasangan bisa lebih rileks. Selamat mencoba!

Editor: Dwi Ratih