Ibupedia

5 Tanaman Hias yang Menjadi Tren di 2020

5 Tanaman Hias yang Menjadi Tren di 2020
5 Tanaman Hias yang Menjadi Tren di 2020

Sejak ditemukannya virus corona baru atau yang disebut juga dengan Covid-19, kegiatan di berbagai negara seakan berhenti. Akibatnya, di masa pandemi ini, banyak orang yang jadi "terjebak" di rumah. Entah itu dampak dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kebijakan WFH (work from home), atau bahkan ‘dirumahkan’. Seolah berbarengan dengan kejadian ini, banyak kebiasaan baru yang muncul di masyarakat, misalnya bersepeda dan memulai bisnis. Satu lagi nih, yang mendadak booming, yaitu gardening. 

Apa yang menjadi alasan banyak orang tiba-tiba jadi rajin berkebun?

  1. Mengusir jenuh

    Satu dua minggu berada di rumah sih nggak masalah. Hitung-hitung menikmati waktu dengan keluarga dan ada ekstra waktu untuk beristirahat. Tapi kalau kelamaan, ya, pasti akan jenuh juga. Nah, gardening atau berkebun dirasa bisa mengurangi jenuh dan stress.

  2. Menghemat uang

    Berkebun juga dimanfaatkan untuk menghemat uang. Di masa sulit ini, ketersediaan bahan baku makanan menjadi terbatas, harganya pun sudah pasti ikut meningkat. Adanya kebutuhan yang tidak terduga, pastinya bikin keadaan makin sulit, misalnya, keharusan memenuhi kebutuhan internet, ada yang harus membeli ponsel baru atau laptop untuk kebutuhan sekolah anak, atau sekadar membeli ekstra vitamin. Apalagi jika ada yang mengalami putus kerja. Nah, dengan menanam sayuran di rumah, hasilnya lumayan untuk membantu kebutuhan makan sehari-hari. Apalagi sekarang ini, sudah banyak tersedia paket hidroponik, yang memudahkan pemula untuk berkebun.

  3. "Latah"

    Ada yang merasakan berkebun menjadi kegemaran barunya, ada yang hanya ‘ikut-ikutan’, dan ada pula yang tergiur dengan keuntungan. Ya, semenjak adanya Covid-19 ini, banyak tanaman hias yang harganya mendadak tinggi. Kalau Anda juga tergiur dengan keuntungan dari bisnis tanaman hias ini, hati-hati ya, bisa-bisa Anda terjebak di dalam ‘monkey business’.

Apa Itu Monkey Business?

Bukan berarti ‘jual beli monyet’ ya. Ada analogi yang seringkali digunakan untuk menjelaskan apa itu monkey business, yaitu sebagai berikut:

‘Orang kaya A, bersama asistennya B, datang ke sebuah desa yang populasi monyetnya tinggi. Orang kaya A mengatakan pada penduduk setempat, akan membeli monyet dengan harga Rp100.000 per ekor. Penduduk desa yang tergiur, kemudian memburu monyet-monyet tersebut hingga populasinya berkurang. Setelah itu, orang kaya A menaikkan harga monyet, menjadi Rp200.000, akan tetapi, monyet sudah susah untuk didapat. Lalu, orang kaya A menaikkan lagi penawarannya hingga Rp500.000 untuk setiap ekor monyet. 

Setelah harga seekor monyet semakin tinggi dan populasinya habis, orang kaya A pergi meninggalkan desa tersebut. Si asisten B yang menetap di desa tersebut, akhirnya menjual kembali monyet-monyet yang sudah dibeli oleh ia dan si orang kaya A, dengan harga Rp350.000. Penduduk desa kemudian tergiur lagi untuk membeli monyet tersebut, dengan harapan masih bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp150.000. Namun setelah penduduk desa membeli monyet-monyet tersebut, si asisten B pun ikut pergi. Akhirnya, penduduk desa memiliki monyet yang tidak bernilai lagi.

Jadi, monkey business ini bisa menjebak pelakunya yang semata-mata tergiur oleh keuntungan, dari suatu objek yang sebetulnya nggak menguntungkan. Monkey business ini nggak jauh berbeda dengan ‘gelembung ekonomi’ atau ‘economic bubble’ seperti dilansir dari laman cerdasco.com. Yaitu kondisi ekonomi yang ditandai dengan peningkatan harga aset yang nggak realistis dan nggak berkelanjutan. Intinya, ibarat sebuah gelembung, yang semakin lama akan semakin membesar, kemudian pecah dan hilang.

Fenomena tanaman hias mahal yang terjadi sekarang ini, disebut-sebut bakal menjadi kisah ikan louhan di tahun 2004, tanaman anthurium di tahun 2007 dan batu akik di tahun 2014. Nah, jadi jika Anda ingin mulai berbisnis, terutama untuk mendapatkan penghasilan yang terus-menerus, maka monkey business adalah salah satu yang mesti Anda hindari. 

Itulah hal yang mesti kita ketahui dibalik meroketnya harga tanaman hias. Tapi jika Anda memang berminat untuk mencoba bisnis ini, yuk, ketahui dulu jenis-jenis tanaman hias paling mahal dan hits di tahun 2020 seperti yang disebutkan di laman kompas.com, serta bagaimana cara merawatnya.

5 Jenis Tanaman Hias Mahal Tahun 2020

  1. Aglaonema

    Tanaman Hias Aglaonema

    Tanaman hias dengan nama lain ‘sri rejeki’ ini adalah salah satu tanaman yang dikatakan bisa membantu menyerap polusi. Beberapa jenis tanaman aglaonema yang populer misalnya, sri rejeki pride of sumatra, sri rejeki bidadari, sri rejeki widuri putih, sri rejeki dud amanjani, dst. 

    Pada dasarnya aglaonema adalah tanaman hias yang mudah untuk dibudidayakan. Salah satu caranya, adalah dengan pemisahan anakan pohon. Cari indukan yang sudah menghasilkan anakan, lalu potong akar sambungnya, tapi pilih dulu yang akarnya sudah tumbuh dengan baik, ya. Untuk media tanamnya, Anda bisa menggunakan arang sekam, pakis dan tanah, dengan perbandingan yang sama. Penyiramannya pun cukup satu kali sehari, atau disesuaikan dengan lingkungan. Gunakan pupuk organik atau NPK agar tanaman hias aglaonema tetap sehat, setiap dua minggu sekali.

  2. Monstera

    Tanaman Hias Monstera

    Kabarnya, tanaman hias yang berasal dari Meksiko ini mulai banyak digemari setelah seringkali digunakan sebagai properti foto dan banyak digunakan sebagai hiasan rumah minimalis. Tanaman monstera nggak hanya booming di luar negeri, tapi juga hingga ke Indonesia. Di sini, jenis monstera yang paling populer adalah monstera adansonii, atau yang lebih dikenal dengan nama ‘janda bolong’ atau 'janbol'. Apalagi untuk monstera adansonii variegata, harga jualnya menjadi jauh lebih mahal. Ciri khas variagata yang paling mudah dikenali adalah warna daun yang memutih.

    Untuk cara pengembang biakkan tanaman janda bolong ini, seperti dikutip dari laman Ilmu Budidaya, nggak jauh berbeda dengan tanaman hias aglaonema. Namun ada beberapa hal yang mesti Anda perhatikan jika ingin sukses dalam memelihara tanaman hias yang juga bermanfaat untuk memperbaiki kualitas udara ini. Pertama, tempatkan tanaman di tempat yang tak terlalu panas. Di malam hari, malah disarankan untuk meletakkan tanaman ini pada tempat yang sejuk. 

    Walaupun nggak bisa diletakkan di tempat yang terlalu panas, tapi tanaman monstera ini tetap membutuhkan sinar matahari, loh. Misalnya, Anda bisa meletakkannya di dekat jendela. Kedua, gunakan media tanam yang tepat, yaitu campuran tanah, pasir, dan kompos, dengan perbandingan yang sama. Ketiga, siram tanaman dua kali dalam sehari, yaitu di pagi dan sore hari. Keempat, jangan lupa memberi pupuk secara teratur. 

  3. Philodendron

    Tanaman Hias Philodendron

    Ada banyak jenis tanaman hias philodendron yang menjadi favorit. Mulai dari epripremnum aureum, atau yang kita kenal dengan nama sirih gading hingga philodendron jari. Buat Ibu, mungkin philodendrum pink bisa menjadi pilihan, karena warnanya cantik banget. Untuk memperbanyak tanaman hias ini, yang paling mudah adalah dengan pemisahan anakan. Caranya, seperti pembiakan tanaman sri rejeki. Setelah ditanam, letakkan di tempat yang terkena sinar matahari, yang nggak terlalu terik dan siram dengan rutin. Ketika menyiram, jangan terlalu banyak ya, supaya akarnya nggak membusuk.

  4. Anthurium veitchii

    Tanaman Hias Anthurium veitchii

    Lagi-lagi, tanaman hias anthurium naik daun. Namun kali ini bukan jenis gelombang cinta yang menjadi juaranya, melainkan anthurium veitchii. Tanaman hijau ini bentuknya mirip dengan sirih gading, tetapi lebih besar. Budidaya anthurium biasanya dilakukan dengan biji. Caranya juga nggak terlalu susah. Ambil biji yang sudah tua, lalu ambil intinya saja. Letakkan biji di dalam wadah yang sudah dialasi dengan kapas basah. Cara lainnya adalah memotong bonggol dengan akar yang sudah tumbuh dengan baik.

  5. Sansevieria

    Tanaman Hias Sansevieria

    Tanaman hias ini sebetulnya sudah lama biasa ditanam di rumah. Sansevieria, atau yang disebut juga dengan tanaman lidah mertua, tusuk gigi gajah atau snake plan. Tanaman hias ini dipercaya bisa membantu menghasilkan oksigen, mengurangi polusi, dan menyerap alergen. Tanaman hias lidah mertua, bisa Anda tanam di pot, atau langsung di tanah. Penting untuk Anda memerhatikan media tanamnya, karena tanaman ini nggak terlalu suka air. Gunakan pupuk, sekam, dan pasir malang dengan perbandingan 1:1:2. Siram secukupnya saja dan nggak perlu terlalu sering, serta jangan lupakan sinar matahari yaUntuk memperbanyak, bisa dilakukan dengan pemisahan anakan.

Nah, itulah beberapa jenis tanaman hias yang sedang naik daun dan meroket harga jualnya. Tanaman hias mana nih yang Ibu paling suka?

Penulis: Stephanie
 Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram