5 Tanda Kecanduan Media Sosial dan Tips Pencegahannya
Tanda kecanduan media sosial bisa muncul kapan saja tanpa disadari. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini, orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gadget.
Seperti tidak mengenal batasan usia, dari anak-anak hingga orang dewasa bisa kecanduan sosmed dan gadget. Apakah kamu juga?
Yuk, cari tahu tanda kecanduan media sosial di sini! Jangan sampai terlewat, karena ada tips mencegah kecanduan sosmed juga.
1. FoMO (Fear of Missing Out)
Pernah mendengar istilah FoMo? Sesuai namanya, FoMO atau Fear of Missing Out merupakan kondisi psikis seseorang yang merasa takut ketinggalan berita atau tren terkini. Biasanya, FoMO lebih sering dialami anak muda atau remaja yang kecanduan sosmed.
Dikutip dari Very Well Mind, FoMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik, atau melakukan hal-hal yang lebih hebat daripada diri sendiri.
Ini juga melibatkan rasa iri yang mendalam dan mempengaruhi kepercayaan diri. Saat kecanduan sosmed, orang bisa terhanyut dalam ekspektasi hidup. Oleh karena itu, FoMO dianggap menjadi salah satu tanda kecanduan media sosial.
2. Mengecek ponsel sebelum dan sesudah tidur
Kamu suka mengecek ponsel sebelum tidur? Atau langsung melihat ponsel saat bangun tidur? Hati-hati sebab kebiasaan ini adalah tanda kecanduan media sosial yang tidak kamu sadari.
Keinginan untuk melihat apa saja yang mungkin kamu lewatkan saat tidur, baik di Instagram, Twitter, atau Facebook bisa menjadi alarm kalau kamu sedang kecanduan sosmed.
Termasuk ketika kamu langsung bergerak mengecek ponsel ketika ada notifikasi media sosial yang masuk. Jika kamu sering melakukannya, maka hentikan agar tidak semakin kecanduan sosmed.
3. Semua dijadikan konten
Orang yang kecanduan gadget dan media sosial biasanya tidak pernah terlepas dari ponsel. Segala aktivitas yang dilakukan bahkan harus diberitahukan kepada seluruh dunia.
Misalnya, alih-alih menikmati perjalanan liburan, orang yang kecanduan gadget justru akan lebih sibuk 'hidup' di dunia maya, dengan menjadikan liburannya sebagai bahan konten. Di sinilah fungsi liburan sebagai sarana rekreasi dan relaksasi bergeser menjadi realisasi eksistensi diri.
Selain itu, tanda kecanduan media sosial juga bisa dilihat saat kamu merasa khawatir atas konten yang diunggah. Apakah sudah cukup keren? Apakah akan banyak disukai? Kamu bahkan mulai menghitung jumlah like dan merasa cemas saat hanya mendapat sedikit tanda suka dari pengikut di media sosial.
4. Gelisah jika tidak ada koneksi internet
Selain untuk urusan pekerjaan, apakah kamu pernah merasa gelisah tanpa koneksi internet? Seolah hidup menjadi hampa karena tanpa koneksi internet, kamu tidak bisa berselancar di dunia maya. Jika merasa hal ini wajar, maka bisa dipastikan itu adalah tanda kecanduan media sosial.
Keinginan untuk selalu memegang ponsel dan melihat media sosial setiap 15 menit, misalnya, menandakan bahwa kamu sangat membutuhkan keduanya. Tanda kecanduan media sosial yang satu ini membuatmu lebih ingin menghabiskan waktu di media sosial, daripada bersama orang-orang di sekitarmu.
Bagi orang yang telah kecanduan gadget dan sosmed, interaksi di dunia maya terasa lebih menarik dibandingkan yang ada di dunia nyata.
5. Sering menunda pekerjaan
Saat kecanduan gadget, seseorang bisa menghabiskan waktu penggunaan sampai berjam-jam. Ia juga akan menunda pekerjaan lain hanya karena enggan meletakkan gadgetnya.
Sementara bagi beberapa orang yang menganggap dirinya multitasking, mereka memilih untuk menyelesaikan pekerjaan sambil tetap memainkan gadget. Padahal kebiasaan tersebut jelas akan berpengaruh pada hasil pekerjaan.
Di samping itu, tanda kecanduan media sosial bisa dilihat saat kamu tetap memikirkan media sosial, meskipun sedang menyelesaikan pekerjaan. Tanpa disadari kamu menjadikan media sosial sebagai hal pertama yang dituju saat ada kesempatan.
Bagi mereka yang kecanduan media sosial menganggap bahwa media tersebut adalah satu-satunya sumber dari segala berita.
6. Tips mencegah kecanduan sosmed
Ketika tanda kecanduan media sosial semakin sering ditunjukkan, sebaiknya segera lakukan langkah pencegahan agar tidak semakin kecanduan.
Pasalnya, platform media sosial tidak mengandung zat adiktif yang membuatmu ketagihan. Satu-satunya yang menyebabkan kecanduan gadget dan sosmed adalah diri kamu sendiri.
Lantas bagaimana cara mencegah kecanduan gadget dan sosmed?
- Berikan batasan waktu penggunaan gadget dan media sosial untuk dirimu sendiri. Misalnya, satu jam dalam sehari. Jadi, ketika kamu mulai mengakses akun media sosial, batas waktu penggunaan mulai dihitung. Kalau jatah waktunya sudah habis, jangan tergoda untuk membuka media sosial lagi.
- Matikan notifikasi media sosial di pengaturan ponselmu. Cara ini cukup ampuh mengurangi munculnya tanda kecanduan media sosial pada dirimu. Ketika tidak ada notifikasi yang muncul, maka kamu pun tidak merasa takut ketinggalan informasi atau tren saat ini.
- Letakkan gadget jauh dari tempat tidur. Hal ini penting agar kamu bisa lebih mudah beristirahat dan tidak tergesa-gesa mengecek ponsel saat bangun. Meletakkan gadget jauh dari jangkauan bisa mengurangi keinginan untuk mengakses media sosial.
- Hapus aplikasi media sosial di ponsel. Ini menjadi jurus terakhir yang bisa dilakukan jika tanda kecanduan media sosial semakin kuat. Meski kamu masih bisa membukanya melalui komputer atau laptop, setidaknya kamu tidak akan sesering itu mengakses media sosial. Menghilang sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dunia maya, bisa memberi peluang untukmu berinteraksi secara langsung di dunia nyata.
- Jika belum berhasil mengatasi kecanduan sosmed, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan psikolog. Setiap orang memiliki tingkat kecanduan yang berbeda-beda, sehingga belum tentu mampu mengatasinya seorang diri. Ceritakan tanda kecanduan media sosial yang kamu alami pada Psikolog untuk mendapat penanganan yang tepat.
Hidup di era digital tidak mungkin bisa melepaskan diri begitu saja dari penggunaan media sosial. Beberapa profesi pekerjaan bahkan mengharuskan kamu menggunakan media sosial.
Namun, jika tanda kecanduan media sosial mulai muncul, tidak ada salahnya untuk mengambil rehat. Istirahatkan diri dan pikiran dari kehidupan di media sosial, sehingga kamu lebih banyak mensyukuri apa yang dimiliki di dunia nyata.
Editor: Dwi Ratih