6 Jenis Fantasi Seks Intim, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh?
Seks telah menjadi kebutuhan biologis manusia dan setiap orang memiliki fantasi seks yang berbeda-beda. Khayalan seks ini banyak menuai pro dan kontra.
Karena jika diungkapkan, seseorang bisa saja memiliki fantasi seks yang liar, dianggap tabu, dan tidak dapat diterima secara sosial. Salahkah memiliki fantasi seksual? Fantasi seksual seperti apa yang sering dibayangkan seseorang? Apakah pasangan yang sudah menikah boleh memiliki fantasi seksual?
Wajarkah Memiliki Fantasi Seksual?
Dr. Boyke Dian Nugraha, seorang dokter dan seksolog menjelaskan dalam Akurat, bahwa fantasi seksual adalah hal wajar. Justru, 72 % pria dan wanita menggunakan fantasi seksual untuk meningkatkan gairah seksualnya bersama pasangan. Sehingga tujuan akhirnya adalah tercapainya hubungan seksual yang berkualitas.
Selain itu, fantasi seks juga membuat pasangan suami dan istri dapat mengeksplor tubuh masing-masing guna mendapatkan kepuasan seksual dan melibatkan interaksi yang menarik dengan pasangan selama berhubungan seksual. Fantasi seks bertindak sebagai bumbu percintaan agar hubungan seksual semakin ‘panas’ dan bergairah.
Bahkan fantasi seks bertujuan menggali hasrat terdalam. Mulai dari berbagai pose, pilihan lokasi bercinta, hingga properti saat bercinta dapat dimunculkan karena fantasi seks ini. Kuncinya memang adalah komunikasi dengan pasangan.
Karena penting untuk membuat pasangan nyaman dan sepakat saat mewujudkan fantasi seks terdalam. Fantasi seks suami dan Fantasi seks istri bisa saja berbeda. Tetapi selama disepakati bersama dalam pengaplikasiannya, fantasi seks menjadi hal yang sangat dinantikan untuk dipraktekkan.
Fantasi Seksual Paling Umum Yang Mungkin Sering Dibayangkan
Sebuah penelitian berjudul Sex Differences in Sexual Fantasy Pattern oleh Glenn Wilson dan Rudie Lang mengungkapkan bahwa fantasi seks pria dan wanita tergolong dalam 4 tipe, yaitu eksplorasi pasangan seks (sejenis, lawan jenis, lebih dari 1 orang), intimasi (cara berciuman, oral seks, menggunakan seks toys), impersonal (seks di tempat umum, seks disaksikan orang lain), Sadomasokisme (seks dengan kekerasan).
Sedangkan seorang psikolog sosial bernama Justin Lehmiller dalam buku Tell Me What You Want: The Science of Sexual Desire and How It Can Help You improve Your Sex Life membagi fantasi seks kepada 3 tipe yaitu seks berkelompok, BDSM (Bondage = Perbudakan, Dominance/Submission = Dominasi/Pasrah, Sadomasochism = Sadomasokisme atau gairah seks setelah menyakiti, Masochism = masokisme atau gairah seks setelah disakiti), dan pengalaman baru dalam berhubungan seks.
Dari tipe-tipe tersebut, inilah fantasi seks paling umum yang sering dibayangkan seseorang.
1. Threesome
Hubungan seks dengan dua orang sering menjadi fantasi seks seseorang. Apapun gendernya, threesome menjadi fantasi seks yang cukup populer. Meski begitu, fantasi seks ini sebaiknya tidak diaplikasikan karena mempertimbangkan nilai sosial dan kesehatan. Berganti pasangan dalam satu waktu tidak dianjurkan. Selain itu, ini bukanlah hubungan seksual legal dalam pernikahan.
2. Sensory Play
Bukan, ini bukan sensory play untuk balita. Permainan sensori yang dimaksud adalah aktivitas seperti menutup mata pasangan atau merangsang dengan es batu lalu mengeksplorasi titik sensitif tubuhnya. Fantasi seks jenis ini disarankan untuk dilakukan agar momen bercinta dengan pasangan jadi makin menantang.
3. Cosplay dan Roleplay
Kedua hal ini bisa digunakan salah satu saja atau bersamaan. Fantasi seks roleplay seringkali tidak membutuhkan kostum apapun. Pasangan akan saling membisikkan dialog atau dirty talk saat berhubungan seksual seolah mereka adalah peran yang dimainkan.
Misalnya peran bos dan sekretaris, majikan dengan pelayan, atau bahkan terapis dan pengguna layanan pijat. Cosplay membuat fantasi seks semakin liar, karena didukung dengan kostum sesuai dengan roleplay yang dimainkan. Pasangan suami istri yang memainkan fantasi seks ini akan mendapatkan kepuasaan bersama dan menjaga hubungan seksual bervariasi.
4. Seks Selain di Ranjang
Fantasi seks yang satu ini bisa dimiliki siapa saja. Tipe eksplorasi adalah dasar dari fantasi seks ini. Dapur, meja makan, ruang tamu, kamar mandi, anak tangga, kolam renang rumah, hingga balkon menjadi lokasi yang dibayangkan akan menantang saat berhubungan seksual.
5. BDSM
Jenis fantasi seks ini juga bisa saja muncul menjadi keinginan seseorang. Dominasi, perbudakan dan keinginan menyakiti untuk mendapatkan gairah seksual sering dibayangkan karena ingin sesuatu yang baru. Tetapi sebaiknya komunikasikan dahulu dengan pasangan apakah ia bersedia atau tidak.
6. Fantasi Seks dengan Orang Selain Pasangan
Fantasi seks ini bisa saja terjadi ketika seseorang mengagumi orang lain. Bisa teman dekat, orang yang baru ditemui, bahkan idola atau orang terkenal. Fantasi ini sebenarnya didasarkan kekaguman, tetapi tidak harus benar-benar bersama orang yang difantasikan.
Bisa saja diakibatkan karena seseorang kagum akan karir orang tersebut, wibawanya, sifatnya, atau kagum dengan ketampanan/kecantikannya. Sayangnya, pada pasangan yang sudah menikah ini akan mempengaruhi hubungan karena pasangan akan dituntut untuk sesempurna orang dalam fantasi.
Sedangkan jika belum menikah akan mempengaruhi standar menari pasangan. Ketika tidak sesuai dengan yang difantasikan maka akan mengganggu hubungan.
Tidak semua fantasi seks ini baik dilakukan. Yang paling penting dalam menjalani hubungan adalah komunikasi dan kesepakatan bersama. Jika aktivitas seks berdasarkan fantasi kurang disepakati pasangan, maka cobalah mencari jalan tengah yang sama-sama membuat nyaman. Turunkan standar diri sehingga dapat menerima pasangan apa adanya.
Bila kamu memiliki fantasi seks dengan selain pasanganmu, maka sebaiknya pertimbangkan kembali pemikiran ini. Tidak semua yang terlihat sempurna dari orang lain benar-benar sempurna pada kenyataannya. Selain itu, fantasi seks selain dengan pasangan kurang dapat diterima secara norma sosial maupun agama. Ini juga dapat mempengaruhi penilaianmu terhadap pasanganmu. Jika kamu bisa mengolah fantasi seks bersama pasangan dengan baik, hubungan intimmu justru akan semakin berkualitas.
Editor: Dwi Ratih