6 Tips Membantu Pasangan Berhenti Merokok
Merokok bukanlah kebiasaan buruk. Lebih dari itu, ia adalah bentuk kecanduan yang serius serta sulit dijelaskan sehingga para penikmat rokok disebut sebagai ‘pecandu’ dan mereka amat sulit berhenti merokok.
Meskipun demikian, berhenti merokok bukanlah target yang mustahil dilakukan oleh para pecandu. Justru, menurut catatan Pusat Kontrol Penyakit (CDC) Amerika Serikat, saat ini terdapat lebih banyak orang yang berhenti merokok dibanding para perokok aktif. Pada 2015, CDC juga menyatakan 7 dari 10 perokok menyatakan keinginannya untuk berhenti merokok.
Beberapa dari mereka berhasil berhenti merokok, tapi tidak sedikit juga yang kembali merokok lagi karena berbagai alasan, misalnya stres dan berat badan naik. Adalah nikotin, zat yang terkandung di dalam tembakau rokok, yang membuat para pecandu sulit melepaskan diri dari rokok.
Data CDC juga menunjukkan bahwa orang Amerika paling banyak mengalami ketergantungan terhadap nikotin dibandingkan dengan obat-obat terlarang seperti kokain, heroin, bahkan alkohol. Ketika seseorang sudah mengalami ketergantungan terhadap nikotin, ia akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan selalu khawatir berlebihan
Tidak bisa fokus dalam berpikir
Ingin mencicipi produk yang terbuat dari tembakau apapun
Selalu merasa lapar lebih dari biasanya
Efek ketergantungan terhadap nikotin ini akan sering dialami terutama di masa-masa awal pecandu berusaha untuk berhenti merokok. Namun, tidak jarang juga efek ini berlangsung bertahun-tahun, tergantung kondisi kecanduan si perokok ketika masih menjadi perokok aktif.
Penyakit akibat Kecanduan Merokok
Dalam iklan di televisi, radio, baliho, hingga di sampul bungkus rokok itu sendiri telah dijelaskan bahwa merokok bisa mengakibatkan pecandunya menderita banyak gangguan kesehatan. Peringatan tentang bahaya merokok pun sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, yang kemudian aturan pelaksanaannya dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.
Tetapi, tetap saja masih banyak konsumen rokok di Indonesia, bahkan jumlahnya semakin meningkat setiap tahun. Berdasarkan hasil riset Atlas Tobbaco pada 2016, jumlah perokok Indonesia mencapai 90 juta jiwa dan menduduki prevalensi tertinggi dibanding negara-negara di ASIA Tenggara lainnya dengan jumlah laki-laki merokok sebesar 67,4 persen.
Berikut penyakit kronis yang mungkin diderita oleh para perokok aktif:
Kanker paru-paru
Membuat kulit cepat keriput, bernoda, serta membuat gigi kuning
Menurunkan fungsi indera penciuman dan perasa
Kelainan genetik yang bisa diturunkan kepada keturunan, terutama jika merokok dilakukan oleh ibu hamil
Impoten yang bahkan tidak bisa ditolong dengan meminum obat-obatan perangsang gairah seksual seperti Viagra atau Cialis
Stroke
Gangguan penglihatan hingga kebutaan dikarenakan adanya gumpalan darah di retina
Penyakit-penyakit degeneratif, seperti sakit pinggang dan punggung, hernia, dan osteoartritis
Kanker lainnya, seperti kanker hati, ginjal, mulut, tenggorokan, perut, maupun pankreas.
Membantu Pasangan Berhenti Merokok
Para pecandu rokok kerap menggambarkan masa rehabilitasi mereka dari kecanduan rokok sebagai salah satu masa-masa tersulit dalam hidup mereka. Berpikir untuk berhenti merokok pun sudah menjadi keberanian tersendiri sehingga mereka merasa butuh dukungan, terutama dari orang-orang terdekat seperti pasangannya alias ibu sendiri.
Nah, ibu bisa mencoba 6 tips di bawah ini untuk membantu suami berhenti merokok.
Bicarakan baik-baik, jangan menggurui
Para pecandu rokok biasanya sudah mengetahui bahaya dari merokok itu sendiri, misalnya merokok menyebabkan kanker paru-paru maupun serangan jantung. Pemerintah pun sudah membuat regulasi yang mewajibkan para produsen rokok menampilkan gambar penyakit yang bisa timbul akibat merokok di depan sampul bungkus rokok. Namun, itu aja tidak cukup menjadi alasan mereka untuk berhenti merokok.
Sebaliknya, para perokok kerap tidak menyadari bahwa racun yang mereka hisap dari sebatang rokok juga bisa membahayakan orang-orang di sekeliling mereka, tidak terkecuali istri dan anak-anaknya. Di media sosial pun pernah viral bahwa ada balita yang divonis mengidap pneumonia karena kerap menghisap residu rokok dari pakaian ayahnya. Dengan kata lain, balita tersebut merupakan perokok pasif.
Nah, isu ini bisa ibu bicarakan dengan suami sebagai motivasinya agar berhenti merokok. Tetapi ingat untuk tidak menggurui apalagi memaksanya untuk berhenti merokok segera. Tindakan persuasif yang bisa ibu lakukan misalnya:
Merokok sebetulnya adalah kegiatan yang menghambur-hamburkan uang lho. Coba diskusikan dengan ayah jika uang rokok dikumpulkan dan dibelikan barang kebutuhan rumah tangga, apa saja yang bisa ibu dan ayah miliki
Diskusikan mengenai dampak ayah merokok bagi anak, bukan hanya soal pengaruh merokok pasif bagi anak, tapi juga soal psikologis anak
Ibu bisa memberi gambaran bahwa berhenti merokok bisa menghindarkan ayah dari penyakit-penyakit kronis sehingga ibu dan ayah bisa hidup bersama sampai kakek-nenek.
Menyediakan bantuan
Menyediakan berbagai produk untuk menggantikan kebiasaan ayah merokok merupakan alternatif yang banyak dilakukan oleh orang yang sedang berusaha berhenti merokok. Ketika ayah mengeluh mulutnya terasa asam atau pahit sebagai tanda kangen dengan rokok, ibu bisa memberikannya permen jahe, permen karet, permen mint, atau inhalers sebagai gantinya.
Ibu harus selalu sigap me-refill produk ini jika sudah hampir habis agar masa rehabilitasi ayah tidak terputus. Memang beberapa produk bantuan ini memiliki harga yang cukup merogoh kocek, tapi lihatlah efek jangka panjangnya. Pada satu titik, ayah mungkin tidak lagi akan membutuhkan bantuan-bantuan ini karena sudah sepenuhnya sembuh dari ketergantungannya terhadap rokok.
Meskipun demikian, selalu ada kemungkinan bagi ayah untuk kembali merokok ketika merasa sudah benar-benar sembuh dari ketergantungannya terhadap nikotin. Jika ibu merasa permen dan alat bantu lainnya ini tidak mempan, sila konsultasi ke dokter untuk mendapat pertolongan medis. Biasanya dokter akan meresepkan bupropion dan varnicline tartrate yang bekerja dengan menstimulasi otak pecandu rokok untuk tidak lagi kecanduan nikotin.
Mengalihkan perhatian
Salah satu cara paling efektif yang bisa ibu lakukan untuk membantu suami berhenti merokok ialah mengajaknya banyak melakukan aktivitas. Ketika ayah terlihat ingin sekali merokok, ibu bisa mengajaknya berolahraga ringan seperti jogging dan yoga, berjalan di taman, membantu ibu memasak di dapur, membersihkan rumah, merapikan area taman, maupun melakukan kegiatan lain yang membutuhkan kerja otot tangan seperti bermain game. Ibu juga bisa mengajak ayah bermeditasi untuk menyegarkan pikiran lho.
Selain itu, hindarkan ayah dari kegiatan yang membuatnya teringat akan kegemarannya merokok. Jangan pergi ke tempat di mana banyak orang terlihat merokok seperti kafe atau konser maupun pertemuan keluarga dan teman, bahkan jangan mempertemukan ayah dengan teman merokoknya jika ada.
Jangan memaksa
Ketika membantu ayah berhenti merokok, ibu mungkin akan membuat sederet peraturan untuk dipatuhi oleh ayah. Hal ini baik, tapi ibu tetap harus berempati dengan ayah yang sedang berjuang untuk melakukan langkah besar dalam hidupnya.
Jangan terlalu memaksa ayah untuk cepat sembuh dari kecanduannya terhadap rokok. Sesekali, berikan ruang bagi ayah untuk merenungkan hal-hal yang sudah dijalaninya maupun motivasinya berhenti merokok. Jika ayah merasa terlalu dibebani untuk segera berhenti merokok, bukan tidak mungkin ayah justru akan memberontak dan tidak meneruskan program rehabilitasinya.
Sebaliknya, ketika ayah hampir berhasil berhenti merokok, berikan ia dorongan untuk mempertahankan prestasi itu. Ibu bisa mengajaknya makan malam bersama, nonton film di bioskop, maupun memberikan hadiah lain yang disukai oleh ayah agar ia termotivasi untuk selalu jauh dari rokok.
Suportif dalam masa-masa sulit
Hal yang paling bisa ibu lakukan ketika ayah tengah berusaha berhenti merokok adalah selalu suportif, sekalipun dalam masa-masa sulit. Nikotin adalah zat yang menimbulkan kecanduan, nyaris sama seperti obat-obatan terlarang. Oleh karena itu, tidak jarang orang yang berusaha berhenti merokok gagal melakukannya dalam percobaan pertama.
Jika ayah gagal menaklukkan kecanduannya terhadap rokok, jangan menyalahkannya karena tidak mampu menahan godaan. Justru, ibu harus selalu menyemangatinya untuk terus mencoba lagi sampai ayah benar-benar berhasil berhenti merokok.
Mencari bantuan dari luar
Peranan istri terhadap usaha suami untuk keluar dari jeratan rokok memang sangat penting dilakukan. Tetapi, jika semua usaha sudah mentok, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan orang lain. Ibu bisa mengajak ayah untuk berkomunikasi dengan dokter atau bergabung di komunitas perokok yang sama-sama ingin berhenti merokok. Bergabung di support group semacam ini bisa membuat ayah merasa ada teman yang senasib sehingga meningkatkan motivasinya untuk terus berusaha berhenti merokok.
Setelah Berhenti Merokok
Merokok sama saja memasukkan ribuan racun ke dalam tubuh kita. Racun itu bukan hanya membahayakan paru-paru, namun juga jantung, hati, bahkan seluruh organ di dalam tubuh manusia. Namun, kebiasaan merokok alias menumpuk racun selama bertahun-tahun juga bisa disembuhkan ketika seseorang memutuskan untuk berhenti merokok.
Berikut gambaran yang terjadi pada tubuh setelah tidak lagi terpapar racun dari rokok.
- 20 menit setelah rokok terakhir
Efek positif dari berhenti merokok sudah bisa dirasakan hanya 20 menit setelah ayah terakhir kali menghisap batang beracun itu. Di check point pertama pasca berhenti merokok ini, tekanan darah ayah sudah kembali mendekati normal selayaknya orang yang tidak merokok.
Selanjutnya, sel-sel yang berada di paru-paru juga mulai bergerak lagi setelah sebelumnya tidak bisa bergerak karena terhalang racun dari rokok yang masuk ke tubuh. Sel-sel ini menjadi penting untuk terus beredar di dalam paru-paru karena ia membawa virus dan bakteri keluar dari paru-paru sehingga organ pernapasan itu tidak rentan terkena infeksi.
8 jam setelah rokok terakhir
Dalam 8 jam, kandungan karbon monoksida di dalam darah akan berkurang hingga menyentuh level yang menyerupai orang yang tidak merokok. Karbon monoksida adalah zat kimia dalam darah yang menekan kandungan oksigen. Ketika kandungan oksigen dalam darah kembali meningkat, maka berbagai jaringan dalam tubuh akan melakukan regenerasi plus sumbatan di aliran darah akan mulai berkurang.
24 jam setelah rokok terakhir
Seiring dengan semakin lancarnya aliran darah, risiko orang yang berhenti merokok terkena serangan jantung atau stroke pun mulai berkurang. Hal ini dikarenakan sumbatan aliran darah dari dan menuju jantung sudah perlahan terbuka. Level nikotin yang terkandung dalam darah juga sudah berkurang secara signifikan.
48 jam setelah rokok terakhir
Hanya dalam tempo 2 hari setelah berhenti merokok, ayah akan merasakan indera yang sebelumnya kurang berfungsi kini perlahan pulih, seperti indera penciuman dan perasa. Jika ayah memiliki keluhan badan atau tangan yang sering gemetar ketika masih menjadi perokok aktif, keluhan ini juga bisa berkurang drastis hanya dalam waktu 2 hari setelah ayah menghisap rokoknya yang terakhir.
72 jam setelah rokok terakhir
Dalam waktu tiga hari, ayah akan merasa bernapas kini lebih enak dan melegakan. Hal ini dikarenakan berbagai sumbatan di tabung paru-paru terbuang sehingga membuat pertukaran karbon dioksida dengan oksigen di dalam paru-paru lebih mudah. Kapasitas paru-paru menampung oksigen juga lebih besar setelah bersih dari berbagai sumbatan ini.
Satu minggu setelah rokok terakhir
Tidak merokok sama sekali dalam kurun satu minggu bisa dibilang merupakan prestasi tersendiri bagi seorang pecandu rokok. Pasalnya, perokok yang bisa sampai pada titik ini memiliki kemungkinan sukses untuk berhenti merokok selamanya 9 kali lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mampu menahan godaan dalam satu minggu penuh.
Dua minggu setelah rokok terakhir
Dalam dua minggu setelah berhenti merokok, ayah mungkin akan merasa badan lebih enteng dan bisa berjalan lebih enak. Hal ini dikarenakan sirkulasi darah dari dan ke paru-paru semakin lancar dan kapasitas paru-paru meningkat 30 persen dibanding ketika ayah masih menjadi perokok aktif.
Satu bulan setelah rokok terakhir
Hanya dalam kurun satu bulan setelah berhenti merokok, ayah bisa merasakan bahwa staminanya meningkat tajam. Berbagai masalah kesehatan yang terjadi saat ayah masih merokok juga semakin berkurang, seperti penyumbatan di hidung akibat penumpukan lendir serta napas yang tercekat. Sebagai tambahan, sel-sel paru-paru sudah sepenuhnya kembali ke level normal sehingga makin kuat dalam melindungi paru-paru dari berbagai infeksi penyakit.
6 bulan setelah rokok terakhir
Setelah 6 bulan bersih dari rokok, ayah akan lebih jarang merasakan stres akibat tidak bisa merokok. Dari segi kesehatan, ayah juga sudah lebih jarang batuk, ataupun jika batuk tidak lagi mengeluarkan lendir yang banyak seperti ketika masih merokok. Hal ini dikarenakan saluran pernapasan tidak lagi bengkak karena terpapar racun dari rokok.
1 tahun setelah rokok terakhir
Ayah akan merasakan napas yang lebih lega dibandingkan saat masih merokok, badan juga lebih enteng karena terbebas dari sebagian besar racun akibat konsumsi nikotin yang terus-menerus. Ketika ayah sudah satu tahun tidak merokok, tidak salah jika ibu dan ayah mulai menghitung keuntungan yang didapat oleh keluarga secara materi. Merokok adalah kegiatan yang mahal dan membutuhkan uang banyak, bayangkan berapa rupiah yang bisa dihemat keluarga dalam setahun jika ayah tidak merokok.
3 tahun setelah rokok terakhir
Dalam tiga tahun setelah berhenti merokok, ayah akan terbebas dari risiko serangan jantung seolah-olah tidak pernah merokok sebelumnya. Kegiatan merokok juga meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah yang memblokade aliran oksigen dari dan menuju jantung sehingga meningkatkan risiko serangan jantung. Ketika ayah memutuskan berhenti merokok, kadar lemak ini pun semakin berkurang hingga pada level normal setelah tiga tahun tubuh sama sekali tidak dimasuki zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok.
5 tahun setelah rokok terakhir
Berdasarkan penelitian yang dilakukan University of Carolina, Amerika Serikat, orang yang berhenti merokok akan memiliki risiko terkena kanker paru-paru 50 persen lebih sedikit setelah tiga tahun dibanding ketika ia masih menjadi perokok aktif.
15 tahun setelah rokok terakhir
Nah, baru dalam kurun 15 tahun setelah seseorang benar-benar berhenti merokok, metabolisme tubuh akan kembali kepada level normal. Ayah akan terbebas dari risiko serangan jantung maupun stroke sama seperti orang yang sebelumnya tidak pernah merokok.
Ya, memang memakan waktu lama bagi pecandu rokok untuk mengeluarkan seluruh racun akibat merokok. Namun, dengan banyaknya manfaat yang didapatkan dengan tidak merokok, tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti merokok dari sekarang.
Efek yang dirasakan setiap orang setelah berhenti merokok juga relatif berbeda-beda. Orang yang membarengi penghentian merokok dengan olahraga atau gaya hidup sehat akan kembali menemukan metabolisme tubuh normalnya lebih cepat dibanding orang yang sekedar berhenti merokok tanpa melakukan usaha hidup sehat lainnya.
(Asni / Dok. Freepik)