Ibupedia

7 Pelajaran Hidup yang Didapat dari Nonton Layangan Putus

7 Pelajaran Hidup yang Didapat dari Nonton Layangan Putus
7 Pelajaran Hidup yang Didapat dari Nonton Layangan Putus

Ikut emosi saat nonton Layangan Putus? Tenang saja, kamu bukan satu-satunya! 

Sejak ditayangkan pada 26 November 2021 lalu, serial Layangan Putus yang dibintangi oleh Reza Rahardian, Putri Marino, dan Anya Geraldine ini memang banyak mencuri perhatian penonton. 

Pasalnya, topik perselingkuhan yang diangkat sebagai kisah Layangan Putus terbilang cukup sensitif.  Tak heran jika setiap episode sinetron Layangan Putus menjadi viral di media sosial.

Tapi, tahukah kamu? Kisah Layangan Putus diadaptasi dari cerita nyata seorang pengguna Facebook bernama Mommy ASF (Eca Prasetya). 

Penulis Layangan Putus tersebut menceritakan kehidupan pernikahannya yang tidak berjalan mulus melalui status Facebook. Sebagai penulis Layangan Putus, ialah sosok pertama yang membagikan kisah perselingkuhan yang dialaminya pada tahun 2019 lalu. 

Cerita ini kemudian mendapat ribuan tanda suka dari para pengguna Facebook bahkan sempat viral dengan tagar #LayanganPutus. 

Nonton Layangan Putus memang bikin emosi. Terlebih adegan perselingkuhan yang diperankan tokoh Aris dan Lidya terbilang cukup berani. 

Nah, daripada marah-marah saat nonton Layangan Putus, berikut adalah pelajaran tentang kehidupan yang bisa kamu dapatkan dari kisah Layangan Putus.

Pernikahan bukan perjalanan akhir sebuah kisah cinta

Sebelum nonton Layangan Putus, mungkin kamu pernah berpikir bahwa kisah cinta akan berakhir bahagia dengan adanya ikatan pernikahan. 

Ini tentu bukan sebuah kesalahan, sebab sejak kecil banyak dongeng yang dikisahkan memiliki happy ending ketika tokoh utamanya menikah dan hidup bahagia selamanya di dalam istana megah. 

Faktanya, pernikahan justru menjadi gerbang utama yang membawa kisah cintamu pada perjalanan berliku sebuah kehidupan.

Menikah tidak menjamin kebahagiaan

Dari serial Layangan Putus kamu bisa belajar bahwa menikah tidak menjamin kebahagiaan. Dikutip dari Very Well Mindpada dasarnya kebahagiaan datang dari diri sendiri. 

Kebahagiaan memang didukung dari keadaan sekitar tempat dimana kamu berada. Namun demikian, yang bisa menentukan bahagia atau tidaknya kamu adalah dirimu sendiri. 

Orang lain, termasuk yang kamu cintai, tidak memiliki kontrol atas perasaanmu. Dengan begitu, hanya diri sendiri yang mampu menciptakan kebahagiaan.

Menjadi nomor satu, tidak berarti menjadi satu-satunya

Ketika memiliki pasangan dan ia selalu memperlakukan kamu sebagai yang nomor satu, sebaiknya jangan dulu merasa senang. Diperlakukan dengan baik dan menjadi nomor satu, tidak menjamin kamu adalah yang satu-satunya. 

Pasalnya, seperti perhitungan dalam Matematika, akan ada dua, tiga, dan seterusnya setelah nomor satu. Disarankan agar kamu dan pasangan bersikap saling mengerti akan prioritas kehidupan. Dengan begitu, tidak ada lagi keinginan untuk selalu didahulukan.

Kesetiaan berasal dari diri sendiri

Kisah Layangan Putus yang mengangkat topik perselingkuhan sebenarnya bukan lagi hal baru. Dalam kehidupan nyata pun perselingkuhan bisa terjadi, baik bagi pasangan yang sudah menikah atau belum menikah. 

Nonton Layangan Putus pada akhirnya memberi kesadaran bagi penonton, bahwa kesetiaan itu berasal dari diri sendiri. Artinya, sebaik apapun kamu bersikap dan sebesar apapuŕn cinta yang kamu berikan untuk pasangan tidak akan cukup. 

Istri sebaik tokoh Kinan maupun si penulis Layangan Putus, tidak bisa menjamin pasangannya tetap setia. 

Selingkuh itu adalah candu

Dikutip dari Psychology Todayorang yang pernah melakukan perselingkuhan memiliki persentase kecenderungan untuk melakukannya lagi sebesar 30 persen. Hal ini membuktikan bahwa selingkuh itu seperti candu bagi seseorang. 

Terlepas apapun alasannya, perselingkuhan tidak layak mendapat pembenaran. Jadi, ketika kamu berhubungan dengan orang yang pernah berselingkuh, tidak menutup kemungkinan bahwa orang tersebut akan mengulangi perbuatannya meski sudah menjalin hubungan dengan pasangan yang baru. 

Kamu tidak bisa merubahnya, kecuali dia dengan sendirinya bersedia untuk melakukan perubahan sikap menjadi setia.

Mencintai diri sendiri

Ingat dengan scene serial Layangan Putus ketika tokoh Kinan angkat bicara terkait perselingkuhan suaminya? Alih-alih meminta maaf dan mengakui kesalahan, suaminya justru bersikap denial dan manipulatif. 

Tentu saja, nonton Layangan Putus di episode ini sangat menguras emosi penonton. Namun, perlu diketahui bahwa apa yang dilakukan tokoh Kinan adalah bagian dari mencintai diri sendiri. Keberanian mengungkap perselingkuhan itu tidak mudah. 

Padahal langkah ini efektif mencegah terjadinya kesedihan berlarut-larut, yang justru akan mengganggu kesedihan mental.

Jangan pernah berharap dari orang lain

"It is my dream, not hers!" menjadi dialog antara tokoh Kinan dan Aris di serial Layangan Putus yang viral belakangan ini. Kalimat itu dipicu lantaran tokoh Aris mengajak Lydia pergi ke Cappadocia sebagai pembuktian cintanya. 

Padahal, Cappadocia adalah destinasi yang sangat diimpikan oleh Kinan. Dalam hal ini, kisah Layangan Putus memberi pelajaran kepada penontonnya agar tidak berharap atau menggantungkan mimpi pada orang lain. So, if it's your dream, then get it yourself!

Tidak disangka, ternyata nonton Layangan Putus bisa memberi banyak pelajaran tentang kehidupan. Terlepas dari perselingkuhan yang dijadikan topik untuk kisah Layangan Putus, tayangan ini cukup menarik untuk ditonton. 

Oh iya, sebagai informasi tambahan, sebaiknya setelah nonton Layangan Putus kamu tidak mencurigai pasangan dengan sembarangan, ya. Meski diadaptasi dari cerita nyata penulis Layangan Putus, bukan berarti pasanganmu juga layak dicurigai. 

Jadi, kira-kira seperti apa ya akhir cerita dari serial Layangan Putus ini? Semoga dengan nonton Layangan Putus kamu bisa banyak mengambil hikmah dari perselingkuhan tokoh Aris dan Lidya.

Editor: Dwi Ratih
Featured image source: viva.co.id

Follow Ibupedia Instagram