7 Tips Mengelola Keuangan Pasca Bercerai Dari Pasangan
Perceraian merupakan sebuah hal yang mungkin sangat berat bagi tiap pasangan. Meski begitu, pasca bercerai kehidupan pun mau tidak mau harus tetap berjalan.
Salah satu hal yang dapat menopang kehidupan kita di dunia adalah soal keuangan. Karena selama masih hidup di dunia ini, kita masih harus pandai mengatur keuangan.
Apalagi perlu diakui bahwa pasca bercerai, keuangan mungkin menjadi kendala serius yang tak luput dari perhatian. Terlebih jika dahulu Ibu tidak bekerja dan hanya mengandalkan penghasilan dari suami saja atau mungkin joint income.
Nah, jangan sampai kehidupan Ibu justru malah makin sengsara pasca bercerai hanya karena kesulitan keuangan ya Bu. Agar keuangan tetap stabil pasca bercerai, ada baiknya simak terlebih dahulu tips mengelola keuangan berikut ini yuk!
Tips mengelola keuangan saat bercerai
Mengelola keuangan bukanlah hal sepele, ditambah dengan perceraian tentu dapat membuat hal ini jadi semakin kompleks. Untuk itu, melansir USA Today diperlukan strategi khusus sebagai tips mengelola keuangan saat bercerai yang dirangkum dalam ulasan berikut:
1. Fokus pada finansialmu
Jika kamu memiliki budget lebih, kamu bisa menyewa pengacara agar dapat membantu menghadapi hal yang berkaitan dengan finansial dan legalitas hal-hal seperti; perjanjian perpisahan, kunjungan anak dan nafkah bulanan dari mantan suami untuk anak.
Pengacara akan membuat rekayasa keuangan yang nantinya dianggap adil bagi kedua belah pihak. Ketahui pula apa saja harta bawaan atau jumlah aset yang dimiliki bersama sebelum menikah.
Karena bisa jadi harta gono gini dapat menjadi masalah di kemudian hari pasca bercerai. Terutama untuk mereka yang tidak memiliki perjanjian pisah harta.
2. Atur uang keluar dan masuk sebaik mungkin
Tips mengelola keuangan pasca bercerai yang satu ini nggak boleh dilewatkan. Apalagi di bulan-bulan pertama pasca bercerai ya Bu.
Apalagi jika sebelum bercerai, kamu dan pasangan sama-sama memiliki penghasilan. Jelas setelah berpisah, hal ini akan berdampak pada keuangan nantinya.
Karenanya, mulai sekarang atur baik-baik mengenai pengeluaran dan pendapatan setiap hari. Catat apa saja kebutuhan pokok yang kiranya perlu dikurangi untuk menghemat budget bulanan.
Jika dibutuhkan, Ibu juga bisa membuat alur kas pribadi agar pemasukan dan pengeluaran pasca bercerai tetap terkontrol dengan baik.
3. Jangan lupa sisihkan dana darurat
Pastikan pengeluaran tak melebihi pemasukan ya Bu. Kemudian jangan lupa sisihkan dana darurat dan bila perlu berikan proteksi diri berupa asuransi kesehatan dan jiwa.
Apalagi melansir Securian keuangan keluarga setelah bercerai tentu akan berubah drastis. Terutama dalam hal pendapatan bulanan. Sisihkan dana darurat lain seperti:
- Dana darurat untuk membeli kebutuhan sekunder; barang-barang rumah tangga, jikalau Ibu harus keluar dari rumah
- Dana darurat untuk membayar sewa rumah
- Dana darurat untuk menutupi pengeluaran 3-6 bulan ke depan. Hal ini sangat penting diterapkan, terutama apabila sudah memiliki anak dan hak asuhnya jatuh ke tangan Ibu
Jika dilihat secara keseluruhan dana darurat ini seolah tidak terlalu penting. Tapi, tidak ada yang tahu akan seperti apa rintangan kehidupan yang ada di depan. Jadi, cobalah untuk secara teratur menyisihkan uang meski dalam jumlah kecil.
4. Jangan andalkan tunjangan mantan suami sebagai sumber keuangan
Pasca bercerai, biasanya hakim juga akan memutuskan tunjangan yang wajib diberikan oleh mantan suami pada anak dan mantan istri. Pada beberapa kasus, Ibu mungkin akan mendapatkan tunjangan khusus dari mantan suami.
Sayangnya hal ini tidak bisa menjadi patokan agar keuangan senantiasa aman ya Bu. Jadi, tips mengelola keuangan saat bercerai selanjutnya adalah jangan pernah mengandalkan tunjangan yang diberikan oleh mantan suami, meskipun sudah ditetapkan oleh hakim.
Sebaliknya, salah satu tips mengelola keuangan yang paling ampuh dan perlu diterapkan cobalah untuk mencari pekerjaan tetap atau tambahan. Agar Ibu bisa mendapatkan pendapatan sendiri setiap bulan, sehingga tidak lagi mengandalkan tunjangan tersebut.
Ketika Ibu mendapatkan penghasilan sendiri, maka Ibu lebih mudah untuk mulai menabung untuk mengumpulkan dana darurat. Sehingga nantinya kondisi keuangan menjadi lebih stabil meskipun sudah bercerai.
5. Lunasi hutang dengan harta bersama
Tips mengelola keuangan pasca bercerai selanjutnya adalah dengan melunasi hutang yang mungkin ada sebelum pasutri bercerai. Misalnya saja seperti kredit rumah ataupun kendaraan bermotor.
Hal utama yang perlu dilakukan jika memiliki tanggungan hutang adalah melunasinya. Tapi, bagaimana jika tidak ada budget? Cobalah untuk pertimbangkan melunasi hutang dengan harta bersama yang ada, sebelum harta tersebut dibagi dua.
Contohnya, menjual rumah atau kendaraan yang kemudian hasilnya bisa digunakan untuk melunasi hutang. Kemudian jika ada sisanya bisa dibagi sama rata untuk berdua.
Melunasi hutang dengan harta bersama ini terkadang seringkali diabaikan oleh mantan pasutri. Sehingga tak jarang menimbulkan masalah baru pasca bercerai.
6. Ketahui aset yang dimiliki
Nah, tips mengelola keuangan saat bercerai yang satu ini bisa diterapkan sebelum kamu berniat melunasi hutang. Sehingga nantinya jadi lebih tahu, aset apa saja yang dimiliki bersama dan bisa dijual untuk melunasi hutang.
Berdasarkan pasal 35 UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menjelaskan bahwa, harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Hal ini jelas bahwa ketika harta bersama hendak dijual maka harus mendapatkan izin dari pasangannya.
Namun, perlu diketahui bahwa ada dua macam harta yang bukan termasuk dalam golongan harta bersama atau gono gini, yaitu:
- Harta bawaan yang sudah dimiliki masing-masing suami istri sebelum menikah.
- Harta perolehan, atau harta milik suami atau istri setelah menikah yang didapatkan dari hibah, wasiat, atau warisan.
7. Tetap penuhi tunjangan untuk anak
Salah satu tips mengelola keuangan pasca bercerai yang satu ini juga seringkali diabaikan. Padahal meskipun anak sudah mendapatkan tunjangan pendidikan dan kebutuhan lainnya dari sang Ayah, namun pada kenyataannya ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa sang Ayah bisa saja mengabaikan kewajiban tersebut.
Alih-alih ingin si kecil tetap mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak, sudah semestinya bahwa Ibu juga harus memiliki penghasilan sendiri untuk berjaga-jaga. Tapi jangan lupa untuk mengingatkan mantan pasangan untuk tetap menanggung tunjangan anak tersebut. Sehingga, kewajiban ini tidak menjadi beban untuk Ibu saja melainkan dijadikan sebagai kewajiban bersama sebagai orang tua.
Editor: Atalya