8 Manfaat Liburan Keluarga dan Tips Mempersiapkannya
Liburan keluarga tidak jarang menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh anak. Mulai dari berkunjung ke rumah nenek hingga rekreasi ke taman hiburan atau bahkan naik gunung, liburan keluarga membuat ayah dan ibu bisa memiliki quality time bersama anak-anak sehingga menciptakan memori yang tak terlupakan bahkan sampai anak beranjak dewasa.
Mulai saat ini, ibu sebaiknya lebih sering mengajak anak berlibur dibanding membelikannya mainan. Penelitian menyebut bahwa liburan keluarga lebih bermanfaat bagi tumbuh kembang anak dibanding menstimulasinya dengan mainan.
"Momen liburan keluarga benar-benar membekas dalam ingatan anak bahkan hingga jangka panjang. Jadi jika orang tua diminta memilih membelikan anak mainan atau mengajaknya berlibur, rasanya jawabannya sudah jelas: berlibur," ujar psikolog Oliver James.
Liburan keluarga pun tidak harus mahal. Apalagi, zaman sekarang banyak aplikasi yang menawarkan potongan harga, mulai dari diskon harga tiket pesawat terbang, kereta api, kamar hotel, hingga tiket masuk ke tempat wisata tertentu beserta restoran terdekat.
Ibu pun bisa memilih bentuk liburan yang cocok dengan kondisi keluarga dan tentunya budget liburan keluarga itu sendiri. Ibu bisa merencanakan untuk berlibur sekaligus menginap di hotel yang menyediakan berbagai aktivitas untuk anak-anak alias staycation. Atau ibu juga bisa mengajak anak ke taman atau pantai yang tidak mematok harga tiket masuk untuk melakukan kegiatan outdoor seperti bermain petak umpet, membangun kastil dari pasir, atau hanya sekedar menikmati suasana sambil membacakan buku cerita kepada anak.
Intinya, liburan keluarga harus menjadi momen yang mempererat bonding antara orang tua dan anak serta menghadirkan memori indah yang akan dikenang sepanjang masa.
8 Manfaat Liburan Keluarga
Bagi orang tua, liburan keluarga membuat mereka menikmati waktu di luar rutinitas rumah tangga maupun pekerjaan di kantor. Sedangkan bagi anak-anak, liburan keluarga bisa menjadi momen untuk mengeksplorasi lingkungan, terlebih jika liburan itu dilakukan jauh dari tempat tinggalnya.
Berikut 8 manfaat yang bisa didapatkan dari liburan keluarga:
Lebih cerdas
Anak-anak selalu bersemangat dalam menyambut petualangan baru dan liburan keluarga bisa menjadi saluran yang tepat untuk memberikan pengalaman baru bagi anak-anak tersebut. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum bahwa mengajarkan anak dengan pengalaman langsung lebih baik dibanding hanya sekedar teori atau pelajaran di dalam kelas.
Menurut Dr. Margot Sunderland, fisioterapis anak asal Amerika Serikat, menyatakan liburan keluarga bisa menjadi lingkungan belajar hal-hal baru yang kaya bagi anak, baik secara fisik maupun sosial. Liburan keluarga membantu perkembangan otak anak, terutama dalam berkonsentrasi, sehingga juga sangat berguna dalam membangun kesehatan mental anak.
"Lingkungan yang kaya akan pengalaman baru itu bagaikan pupuk bagi otak anak, sedangkan mengeksplorasi tempat baru bersama orang tuanya membuat anak lebih berani. Dengan kata lain, mereka akan cerdas secara intelejensia maupun emosionalnya," kata Dr. Margot.
Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan Dr. Margot juga menunjukkan bahwa anak yang sering menjalani liburan keluarga memiliki nilai akademis yang lebih tinggi dibanding anak yang jarang berlibur.
Bonding
Bukan rahasia lagi bahwa orang tua zaman sekarang sering terjebak dengan rutinitas mencari nafkah yang kadang kala membuat mereka jauh dari anak-anaknya. Nah, liburan keluarga ini bisa menjadi momen untuk kembali merekatkan kedekatan antara anak dengan orang tua.
Ketika berlibur bersama anak, orang tua bisa memiliki waktu yang tak terbatas untuk berkomunikasi dengan anak. Terlebih, komunikasi itu bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, misalnya sambil berenang, bermain pasir di pantai, atau camping. Kebersamaan seperti ini yang kerap dikenang oleh anak sepanjang hidupnya.
Menghilangkan stres
Liburan keluarga bukan hanya bermanfaat untuk anak. Bagi orang tua, kegiatan ini pun memainkan peran penting, terutama dalam menghilangkan stres akibat terlalu lama berkutat dengan pekerjaan atau macet jalanan.
Menurut Profesor Jaak Panksepp, peneliti senior di Washington State University, Amerika Serikat, liburan keluarga juga memengaruhi cara kerja otak secara positif. Liburan keluarga juga mengaktifkan hormon-hormon baik di dalam tubuh seperti opioids, oksitosin, dan dopamine sehingga level stres, tekanan darah, maupun kolesterol, dalam diri orang tua akan berkurang drastis selepas pulang dari liburan keluarga yang berkualitas.
Sementara bagi anak, liburan keluarga juga tak kalah penting dalam meningkatkan kondisi kesehatannya. Berdasarkan penelitian, anak yang minimal menghabiskan 20 menit di alam akan lebih bisa fokus dan konsentrasi dalam bidang akademisnya.
Petualang cilik
Membawa anak ke tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya bisa menghidupkan jiwa petualang cilik yang mungkin ada dalam diri anak. Ibu bisa pergi ke kebun binatang untuk mengenalkan anak jenis-jenis hewan pada anak, bisa juga ke kebun bunga, atau museum untuk mengajarkan anak sejarah dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan ini diharapkan bisa menanamkan dalam diri anak bahwa ada banyak makhluk hidup di dunia ini dan semuanya bisa hidup berdampingan.
Kenangan indah
Berdasarkan survei yang dilakukan di Inggris, sebanyak 49% responden menyebut kenangan terindah yang pernah mereka rasakan ialah ketika liburan keluarga. Sepertiga di antaranya bahkan bisa mengingat secara jelas momen kebahagiaan itu, sedangkan seperempat di antaranya menggunakan kenangan indah dalam liburan keluarga itu untuk membantu mereka keluar dari saat-saat sulit atau membuat stres di masa sekarang.
"Mengingat kenangan indah pada masa kanak-kanak saat liburan keluarga seperti itu bisa menjadi dorongan kuat bagi orang dewasa untuk terus menjalani rutinitas dengan semangat, orang dewasa juga bisa melihat suatu masalah dengan sudut pandang berbeda berdasarkan pengalaman menyenangkan tersebut," ujar John McDonald, Direktur dari Asosiasi Liburan Keluarga yang melakukan survei itu.
Pengalaman yang tak ternilai
Orang tua ingin selalu memiliki ikatan yang kuat dengan anak-anaknya sehingga tak jarang ayah dan ibu membelikan mainan sesuai permintaan anak. Tetapi benarkah hanya mainan yang membuat anak senang?
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Consumer Research, justru hadiah yang bukan berupa benda adalah kado paling berkesan yang didapat oleh anak. Jadi, daripada mengalokasikan dana besar untuk membeli mainan mahal, ada baiknya ibu dan ayah 'menginvestasikan' uangnya untuk melakukan liburan keluarga yang tidak akan dilupakan oleh anak.
Meningkatkan skill sosial
Ketika ibu dan ayah mengajak anak ke tempat wisata, anak bisa berinteraksi dengan orang lain yang belum dikenalnya. Terlebih, jika orang tua memilih destinasi wisata alam yang terdapat suku atau penduduk asli sehingga anak bisa belajar budaya, kebiasaan, maupun makanan mereka.
Orang tua pun bisa mendampingi anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar ini. Dengan demikian, anak bisa meningkatkan kepercayaan diri sekaligus skill sosialnya.
Lebih terbuka
Liburan keluarga biasanya menjadi saat yang tepat untuk mengakrabkan diri antar keluarga. Berdasarkan survei pada 2017 lalu, sebanyak 97% responden menyatakan liburan keluarga membuat anak merasa lebih dekat dengan kakak atau adiknya karena mereka bisa berkomunikasi dengan lebih santai dan mencurahkan isi hati masing-masing.
10 Tips dalam Mempersiapkan Liburan Keluarga
Liburan keluarga seharusnya menjadi momen yang menyenangkan bagi orang tua dan anak-anak. Oleh karena itu, merupakan hal penting bagi ibu dan ayah mempersiapkan segalanya dengan baik, terutama yang menyangkut keamanan anak selama berlibur.
Perlu digarisbawahi bahwa bepergian dengan anak-anak, baik bayi maupun balita, akan sangat repot. Ada baiknya orang tua mengikuti tips berikut ini.
Jangan terlalu ambisius
Mengitari beberapa bangunan bersejarah sekaligus di kota tertentu dalam satu hari mungkin terasa menyenangkan bagi orang tua sekaligus memberi pengalaman baru yang sebanyak-banyaknya bagi anak. Namun, percayalah, itu tidak akan terasa menyenangkan jika ibu membawa serta bayi atau balita. Usahakan liburan keluarga dalam satu hari diisi dengan pergi ke satu tempat tanpa harus berpindah-pindah untuk menghindari anak terlalu lelah atau malah stres.
Hal ini juga berlaku untuk transportasi menuju tempat tersebut. Pilihlah transportasi yang nyaman sehingga anak tidak sering rewel di perjalanan. Jika ibu memilih moda transportasi pesawat terbang, ada baiknya ibu memilih rute langsung, bukan transit, lagi-lagi untuk menghindari anak terlalu lelah dan stres.
Pilih destinasi wisata ramah anak
Tidak semua wisata alam baik bagi anak, terutama dari segi keamanannya. Ada baiknya ibu menunda liburan keluarga ke tempat semisal air terjun atau goa alam, apalagi jika berwisata bersama bayi.
Tunda juga bepergian ke tempat yang terlalu ramai dengan turis, terlebih bila ibu memiliki bayi atau anak yang mudah rewel. Atau, ibu bisa tetap berkunjung ke tempat wisata yang kurang ramah anak ini ketika sudah tiba jam tidur anak.
Pemilihan destinasi liburan keluarga yang ramah anak ini juga berlaku untuk pemilihan akomodasi, semisal hotel atau penginapan. Jangan sungkan juga untuk bertanya kepada warga setempat mengenai destinasi dan akomodasi ramah anak ini ya.
Persiapkan dokumen
Jika ibu dan ayah ingin membawa serta anak untuk berlibur ke luar negeri, maka anak juga harus memiliki paspor serta membuat visa untuk negara tertentu. Jika ibu dan ayah memiliki nama belakang yang berbeda dengan anak, sebaiknya bawa juga dokumen lain untuk membuktikan bahwa anak itu memang pergi bersama orang tuanya. Yang tak kalah penting, simpan dokumen-dokumen tersebut di tempat yang aman dan mudah dijangkau untuk memudahkan pengambilan dokumen bila diperlukan.
Tidak terburu-buru
Di sela-sela liburan keluarga, anak akan butuh waktu untuk makan, istirahat, berganti pakaian, bahkan tidur siang. Orang tua pun harus mengikuti jadwal anak ini.
Hal yang sama berlaku pula untuk perjalanan menuju lokasi wisata. Untuk mempersingkat waktu yang dialokasikan untuk anak, ada baiknya ibu dan ayah melakukan perjalanan pada malam hari, tepatnya pada jam tidur anak.
Semakin sedikit, semakin baik
Perilaku anak kadang kala tidak bisa ditebak. Tidak jarang juga rencana ibu merasakan liburan yang menyenangkan jadi berantakan karena anak cenderung tidak kooperatif dengan jadwal yang sudah ibu buat.
Untuk menghindari hal ini, ibu sebaiknya membuat rencana kegiatan sesedikit mungkin dalam satu hari. Misalnya, ketika ibu berlibur ke pantai, ajak anak untuk bermain pasir di tepi pantai pada pagi hari ketika belum banyak turis yang datang. Setelah itu, ibu bisa kembali ke penginapan supaya anak bisa mandi, makan, dan beristirahat sebelum kembali beraktivitas pada sore harinya. Dengan perencanaan yang agak longgar ini, anak tidak rentan kelelahan yang kerap menyebabkan ia rewel.
Bawa banyak cairan dan makanan kecil
Makanan kecil dan air (susu, jus, atau air putih) merupakan hal yang tidak boleh terlupa ketika membawa anak-anak bepergian. Selain untuk tetap menjaga anak kenyang dan tidak dehidrasi, memberinya snack dan minuman bisa membuat anak jauh dari rewel karena ia memiliki kesibukan selama perjalanan, yakni mengunyah.
Bawa makanan kecil dan minuman yang praktis dan sudah dipersiapkan dalam kemasan (bisa dalam tempat makan atau botol minum). Bisa juga ibu mempersiapkan buah-buahan seperti anggur, pisang, buah-buahan kering, biskuit, atau minuman karton atau kaleng, serta susu UHT. Siapkan juga tisu basah untuk menyeka bekas makan anak ya.
Persiapkan keamanan anak
Mulai dari sebelum memulai perjalanan hingga memulai liburan keluarga di tempat tujuan, ibu tidak boleh mengabaikan faktor keamanan anak. Di mobil, pastikan ibu memasangkan sabuk pengaman pada anak. Jangan pula merokok di dalam mobil sekalipun dengan jendela terbuka.
Di tempat wisata, ada baiknya anak dipakaikan baju berwarna terang dan mencolok untuk mengantisipasi seandainya ia terpisah dari orang tua. Selipkan juga secarik kertas berisi nomor telepon ibu dan ayah di saku celana atau baju anak.
Jika ibu memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk liburan keluarga, pastikan ibu membawa pakaian anak yang sesuai dengan kondisi negara tujuan. Jika ke Eropa saat musim dingin, jangan lupa membawa baju hangat. Sebaliknya jika bepergian ke negara gurun semisal Timur Tengah, anak harus dipakaikan baju yang mudah menyerap keringat.
Jangan lupa juga untuk membawa obat-obatan pribadi anak seperlunya untuk berjaga-jaga di tempat wisata tujuan. Selain itu, bagi bayi yang masih menyusu dengan botol, pastikan botol selalu steril. Tidak ada salahnya membawa botol bersih dan steril lebih banyak dari biasanya untuk mengantisipasi sulitnya mensterilkan botol atau alat menyusu selama dalam perjalanan.
Siapkan tas kecil
Untuk mengantisipasi anak rewel dalam perjalanan jauh, siapkan mainan, makanan, dan minumannya dalam satu tas kecil khusus anak. Berikan kepada anak satu per satu selama perjalanan agar anak tidak cepat bosan.
Untuk balita, ibu bisa mempersiapkan mainan favoritnya, semisal mobil-mobilan, boneka, puzzle, buku mewarnai, atau bahkan memberinya screen time dengan menonton kartun favoritnya lewat telepon selular. Sedangkan untuk bayi, ibu bisa memberinya mainan berwarna mencolok, kerincingan, teether, maupun cermin serta buku cerita untuk membuatnya tidak rewel selama dalam perjalanan.
Di dalam tas kecil ini, ibu juga bisa mengemas beberapa potong pakaian anak yang sekiranya bakal digunakan untuk baju ganti selama perjalanan.
Pemanasan
Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi, tidak ada salahnya bagi orang tua untuk memperkenalkan destinasi liburan keluarga kepada anak sebelum memulai perjalanan. Ibu bisa menunjukkan gambar tempat wisata yang dituju lewat internet atau menunjukkan brosurnya. Ketika menunjukkan ini, ibu atau ayah harus terlihat semangat ya supaya anak juga antusias dalam menyambut liburan keluarga yang sudah direncanakan ini.
Go with the flow
Ibu dan ayah mungkin menyusun rencana dari A sampai Z ketika berlibur bersama anak, tapi pada akhirnya anak akan menjadi penentu apakah rencana ibu bisa dieksekusi atau tidak. Ibu tidak perlu kecewa, justru ikuti saja kemauan anak karena tujuan liburan keluarga yang utama memang membuat anak bahagia, bukan?
Selalu buka diri terhadap setiap bentuk liburan dan alternatifnya. Misalnya, ibu mungkin tidak bisa berendam air panas, tapi ibu bisa bermain air dengan anak sepanjang sore. Dahulukan kepentingan anak, setelahnya ibu bisa mencuri waktu untuk me time dan meninggalkan kesan positif terhadap liburan keluarga ini.
(Asni)