Ibupedia

8 Tanda Kehidupan Pernikahan yang Sehat

8 Tanda Kehidupan Pernikahan yang Sehat
8 Tanda Kehidupan Pernikahan yang Sehat

Kehidupan pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah dijalani. Kamu bisa saja telah menggelar pesta pernikahan impian yang mewah dan membuat banyak orang berdecak kagum. Namun ternyata, mewahnya pesta pernikahan belum tentu akan membawamu pada kehidupan pernikahan yang mulus, lancar, dan sehat. Saling mencintai saja ternyata tidak cukup, Bu. Ada banyak daftar yang harus dilakukan supaya kehidupan pernikahan tak hanya perkara berdua bersama-sama, namun lebih dari itu, kita butuh banyak hal untuk membuat kehidupan pernikahan ini berdiri dengan kokoh, bahagia selamanya, hingga maut memisahkan. Dikutip dari situs oprahmag.com yang membahas tuntas bersama sang ahli tentang kehidupan pernikahan yang bahagia, inilah tanda-tanda Ibu memiliki hubungan pernikahan yang sehat.

  1. Tidak terlalu berharap pasangan akan melengkapimu

    Tak ada manusia yang sempurna, maka janganlah memaksa pasangan untuk harus melengkapi kita ya, Bu. Prinsip ini apabila terus-menerus diberlakukan pada hubungan pernikahan Ibu, dampaknya akan tidak baik dan menciptakan ketergantungan yang berlebihan pada pasangan. Maksudnya ketergantungan di sini, Ibu akan terus memaksa pasangan untuk selalu menuruti keinginan Ibu saja. Padahal, kehidupan pernikahan yang sehat bukan tentang ia melengkapi Ibu saja, tapi ini semua tentang Ibu dan pasangan yang sama-sama belajar untuk saling melengkapi. Meski sudah berumah tangga pun, sebaiknya Ibu tak bergantung pada pasangan untuk terus membuat Ibu bahagia, justru Ibu harus mampu menjadi pribadi yang mandiri, mencari kebahagiaan untuk diri sendiri sehingga dapat meminimalisasi kekecewaan bila pasangan belum dapat memenuhi apa yang Ibu harapkan. Namun bila Ibu sudah tidak berharap pasangan akan selalu melengkapimu, maka Ibu sedang menjalani hubungan pernikahan yang sehat.

  2. Pasangan punya kesempatan mengutarakan pendapat

    Tidak mungkin kehidupan pernikahan akan terus bahagia. Ada masa di mana hubungan pernikahan berjalan begitu romantis, namun ada masanya Ibu dan pasangan akan melewatinya dengan getir. Seperti apa yang diutarakan oleh seorang Psikolog Erica McGregor, “Layaknya sebuah hubungan, pasang surut itu hal yang wajar.” Tak hanya itu saja, beliau juga mengatakan bahwa apabila harus bertengkar, sepasang suami istri yang menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia akan saling mendengar pendapat satu sama lain, mengenali saat perdebatan yang terjadi sudah keluar jalur, dan bersama-sama fokus pada solusi dari permasalahan yang ada. 

    Bahkan faktanya, seorang terapis yang menangani masalah rumah tangga dan pasangan, yaitu Dr. Juliana Morris pun berbagi pengalamannya, pasangan paling bahagia yang pernah melewati masa-masa tersulit pun ternyata pernah bertengkar. Maka, bila Ibu bertengkar dengan pasangan, ini bukan berarti Ibu sedang menjalani hubungan pernikahan yang tidak bahagia, justru hal ini menandakan bahwa kehidupan pernikahan Ibu adalah normal.

  3. Terima kekurangan pasangan dan fokus pada kelebihannya

    Menerima kekurangan orang lain bagi sebagian orang mungkin bukan hal yang mudah, tapi ketika telah menikah, maka kita wajib dan harus siap dengan segala kekurangan yang dimiliki pasangan. Daripada terlalu fokus dengan kekurangan pasangan hingga membuat Ibu merasa kecewa atau terkadang benci kepada pasangan, maka sebaiknya Ibu mulai fokus pada kelebihan pasangan saja. Misalnya Ayah selalu saja menaruh handuk setelah mandi di tempat tidur, tapi masakan Ayah adalah yang terlezat, maka jangan bosan mengingatkan Ayah untuk mengubah kebiasaan itu dengan cara baik dan mintalah Ayah menyiapkan sarapan yang lezat. Hal ini akan membuat Ibu hidup lebih realistis dan merasakan kepuasan yang lebih nyata daripada terus menerus menggerutu tentang handuk basah yang tak kunjung diangkat oleh Ayah.

  4. Tidak terlalu bergantung pada pasangan, tapi tetap lakukan hal menyenangkan bersama

    Meski di atas telah disebutkan bahwa Ibu tak boleh terlalu menggantungkan kebahagiaan pada pasangan, namun Ibu tetap disarankan untuk melakukan hal-hal menyenangkan dengan pasangan supaya kehidupan pernikahan yang sehat dan harmonis dapat terus diwujudkan. Nonton film berdua, pergi belanja bulanan berdua, atau mungkin olahraga berdua juga bagus, Bu.

  5. Saling menghormati

    Kehidupan pernikahan ini tak akan indah tanpa rasa  menghormati satu sama lain. Ada banyak hubungan pernikahan yang gagal hanya karena gaji Ibu lebih besar daripada penghasilan Ayah. Atau mungkin, suami sering kali tak menghormati Ibu karena tak terlalu pandai memasak, dan masih banyak lagi. Kuncinya hanya satu, saling menghormati atau menghargai, dan kehidupan pernikahan yang sehat pun ada di depan mata.

  6. Merayakan momen penting 

    Bersama-sama dalam suka maupun duka adalah salah satu janji pernikahan ya, Bu. Di sini pasangan suami istri tak hanya harus hadir ketika kehidupan pernikahan ada pada masa bahagia, namun juga saat berada di masa-masa yang sulit. Tapi biasanya, beberapa pasangan terlalu fokus pada masa-masa sulit saja sehingga lupa akan kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang sedang terjadi pada suatu keluarga. Misalnya, saat Ibu bercerita hari ini kue buatannya laku keras melebihi target harian penjualan online-nya, usahakan Ayah dapat turut serta larut merasakan kebahagiaan Ibu dengan hadir dan mendengarkan cerita-ceritanya. Atau sebaliknya, saat hasil kerja Ayah dipuji atasan dan Ayah begitu bahagia saat bercerita, sebaiknya Ibu juga turut hadir mendengarkan cerita Ayah. Kadang yang se-simple ini justru menandakan hubungan pernikahan Ibu sehat lho. 

  7. Saling Introspeksi

    Salah satu kunci keharmonisan hubungan rumah tangga adalah adanya kesadaran untuk saling beradaptasi dan introspeksi diri. Misalnya, Ayah yang terus berusaha mengatur waktu dengan seimbang untuk keluarga tercinta dan urusan rumah tangga meski sibuk dengan pekerjaan. Jika Ibu di rumah dan lebih banyak mengerahkan tenaga untuk mengurus anak dan rumah tangga, cobalah mulai memperbaiki manajemen waktu dan berbagi peran dengan Ayah agar tetap memiliki quality time dengan pasangan. Quality time ini tentu sangat penting untuk membuat kehidupan pernikahan ini jadi lebih baik.

  8. Saling menyayangi dan saling mengerti

    Bertengkar dengan wajar, saling memaafkan kembali, dan terus berusaha saling menyayangi serta mengerti satu sama lain adalah salah satu dari banyak hal termanis yang akan menciptakan kehidupan pernikahan sehat. Lakukanlah  evaluasi bersama usai bertengkar dengan pasangan. Berusaha bersama-sama dan tumbuh menjadi pribadi yang semakin baik dari waktu ke waktu juga akan membuat kehidupan pernikahanmu lebih awet. Jangan pernah bosan melakukan hal ini ya Bu.

Tak hanya delapan tanda di atas saja Bu, ada juga tips dari Dr. Viviana Coles (Terapis khusus pernikahan dan keluarga) untuk menciptakan kehidupan pernikahan yang bahagia dan kami rangkum dari brides.com seperti berikut :

  • Komunikasi adalah kuncinya

    Dalam suatu hubungan, terutama jenjang yang lebih serius dan lebih tinggi seperti kehidupan pernikahan, terbuka dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain adalah kuncinya. Jangan berharap pasangan Ibu dapat membaca pikiran, namun katakan padanya apa yang sedang Ibu rasakan atau ada hal apa yang ingin diutarakan. 

  • Selalu bersikap jujur

    Dr. Coles mengungkapkan bahwa banyak klien yang datang padanya dengan keluhan yang sama, yaitu perselingkuhan dalam suatu kehidupan pernikahan. Meski perselingkuhan bisa jadi bukan akhir dari sebuah hubungan, namun ini dapat menjadi awal sebuah kepercayaan yang luntur. Selain itu, Dr. Coles juga menyarankan bila kamu adalah salah satu pasangan yang diselingkuhi, maka membalas pasanganmu dengan selingkuh untuk menyamakan skor supaya sepadan dengan apa yang kamu rasakan bukanlah suatu jalan keluar. Jangan lakukan hal ini karena kualitas hubunganmu akan semakin rapuh.

  • Boleh tidak setuju, namun jangan bertengkar

    Pendapat berbeda dari Dr. Coles berikut ini bisa dipertimbangkan ya, Bu. Memang tak harus bertengkar bila tak setuju dengan pasangan, tapi tetap boleh bila ingin menyampaikan pendapat. Dr. Coles juga menyebutkan bahwa perselisihan dan perdebatan adalah dua hal berbeda, bila hubunganmu terlalu dipenuhi dengan perdebatan secara terus-menerus, maka sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali situasi yang sedang dijalani.

Nah, Ibu setuju dengan tips yang mana nih? Apapun tips-nya, mudah-mudahan kehidupan pernikahan yang sehat dan harmonis dapat selalu kita wujudkan ya Bu.

Penulis: Luciana
 Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram