Ibupedia

5 Tips Persiapan Anak Masuk Pesantren, Biar Siap Secara Mental

5 Tips Persiapan Anak Masuk Pesantren, Biar Siap Secara Mental
5 Tips Persiapan Anak Masuk Pesantren, Biar Siap Secara Mental

Belakangan ini, kasus penyiksaan santri di pondok pesantren di Indonesia kembali meresahkan. Di awal tahun ini, sudah ada dua pesantren yaitu di Jambi dan Kediri, yang bahkan telah memakan korban hingga meninggal dunia.

Kedua kasus penganiayaan ini, diduga akibat bullying oleh senior di ponpes tersebut. Akibat berita ini, banyak orang tua menjadi takut dan khawatir ketika hendak melakukan persiapan anak masuk pesantren.

Tapi sebenarnya, secara keseluruhan apa saja sih yang perlu dipersiapkan orang tua saat anak masuk pesantren? Berapakah usia anak masuk pesantren yang tepat, agar siap secara mental tinggal jauh dari orang tua? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut, yuk!

Usia yang tepat anak masuk pesantren


Sebenarnya nggak ada patokan pasti usia anak masuk pesantren yang tepat ya, Bu. Namun, berdasarkan usia yang tepat kapan anak boleh sekolah menurut laman Parents adalah mulai dari 4-6 tahun.

Tapi, semua ini balik lagi pada kemampuan anak. Karena, patokan usia yang tepat anak masuk sekolah ini, bukanlah hal yang yang harus dipaksakan. Terlebih jika secara mental, si kecil belum benar-benar siap.

Nah, yang menarik adalah untuk usia anak masuk pesantren sendiri menurut para ahli ulama, seperti Buya Yahya yang dikutip dari Youtube Al-Bahja TV adalah sekitar 12 tahun. Akan tetapi, Buya Yahya menambahkan, selain usia yang harus matang, persiapan anak masuk pesantren juga perlu memerhatikan kondisi lingkungan dan orang tuanya.

Menurut Buya Yahya, kondisi lingkungan dan orang tuanya juga harus mendukung, terhadap terbentuknya akhlak sang anak. Mencakup orang tua yang rajin mengajarkan ilmu agama, mengajarkan akidah Islam yang baik, serta mengajarkan mengaji.

Jika usianya sudah matang, lakukan persiapan anak masuk pesantren


Berita tentang bullying di dalam pondok pesantren akhir-akhir ini memang sangat meresahkan ya, Bu. Hal tersebut jadi bikin Ibu galau ketika hendak memasukkan si kecil mondok ke pesantren, untuk memperdalam ilmu agama sesuai akidah Islam.

Agar Ibu lebih tenang, melepas anak menuntut ilmu jauh dari rumah, yuk coba lakukan persiapan anak masuk pesantren berikut ini:

1. Pastikan kredibilitas pesantren

Kalau mengutip NU Online mencari informasi mengenai kredibilitas pesantren sangatlah penting dilakukan. Orang tua nggak boleh hanya tergiur dari fasilitas yang memadai saja, namun kurikulum dan juga paham keislamannya penting diperhatikan.

Informasi mengenai kredibilitas pesantren ini perlu diteliti secara mendalam. Terutama mengenai riwayat, apakah pesantren tersebut pernah terjadi aksi bullying atau tidak.

2. Komunikasikan pada anak

Jangan terlalu berambisi, terutama jika rencana anak masuk pesantren merupakan keinginan bulat dari orang tua. Karena yang menjalankan pendidikan nantinya adalah anak, maka Ibu wajib menanyakan terlebih dahulu pendapat anak mengenai rencana mondok tersebut.

Jelaskan beberapa tahun sebelumnya, berikan pengertian mengapa anak harus mondok dan apa manfaatnya. Terutama mengenai kondisi yang mengharuskan anak tinggal jauh dari orang tua.

Pastikan anak masuk pesantren karena benar-benar keinginannya sendiri, yang menandakan bahwa mentalnya sudah kuat. Sehingga ia sudah ia sudah siap masuk pesantren, bukan tanpa paksaan orang tuanya.

3. Orang tua juga harus siap

Terkadang, ego orang tua ingin sekali anak bisa sukses menjadi penghafal Al-Quran. Namun, hal ini pun perlu mengorbankan perasaan orang tua yang rela dan tak rela tinggal jauh dari anak-anaknya, karena harus masuk pesantren.

Jadi, orang tua juga sebaiknya harus benar-benar siap secara mental ya Bu. Apalagi terkadang, ketidaksiapan orang tua ini bisa dirasakan si kecil sehingga mereka merasa mellow dan ragu untuk meninggalkan orang tuanya di rumah, demi menuntut ilmu di pesantren.

4. Jaga komunikasi sesuai aturan pesantren

Nggak semua pondok pesantren memperbolehkan anak-anak membawa alat komunikasi seperti handphone ya, Bu. Sehingga, untuk berkomunikasi dengan anak memang harus mengikuti aturan dari pesantren.

Meski begitu, orang tua tetap harus memberikan motivasi dan semangat pada anak agar tetap semangat belajar. Tanamkan pada si kecil bahwa, pesantren merupakan pilihan terbaik bagi anak untuk masa depannya.

Jangan lupa untuk selalu menjadi komunikasi virtual melalui doa, dan komunikasi horizontal kepada pengurus dan pengasuh di pesantren. Tujuannya agar orang tua bisa mengetahui perkembangan anak selama menuntut ilmu di pesantren.

Selama berkomunikasi dengan anak, pastikan ia selalu terbuka dengan orang tua mengenai kondisi dan lingkungan di sekolah. Terutama apabila ada tindakan senioritas yang kurang mengenakkan. Orang tua juga wajib kritis mengulik informasi dari anak, untuk menangkap sinyal bahaya apabila terdapat kondisi yang tidak aman di pesantren.

5. Ikhtiar dan berdoa agar selalu dimampukan secara materil

Persiapan anak masuk pesantren yang satu ini nggak kalah penting untuk diperhatikan nih, Bu. Karena perlu diakui, biaya anak masuk pesantren mungkin jauh lebih mahal ketimbang sekolah-sekolah reguler lainnya.

Jadi, pastikan ke depannya tabungan Ibu dan Ayah sudah cukup untuk menyekolahkan si kecil ke pesantren, ya. Jangan lupa pastikan selalu berdoa dan berikhtiar, agar kedepannya selalu dimampukan secara materil, demi masa depan si kecil yang lebih cerah terutama dalam akidah agamanya.

Nah, kalau dari Ibu sendiri ada nggak nih persiapan anak masuk pesantren khusus yang penting untuk diterapkan sejak dini? Semoga rangkuman persiapan anak masuk pesantren di atas, dapat membantu mengatasi kegalauan Ibu akibat berita kurang menyenangkan akhir-akhir ini ya Bu.