Arti BDSM Dan Pro Kontra Mengenai Aktivitas Seksualnya
Setiap pasangan yang sudah menikah harus selalu menjaga hubungannya agar tetap harmonis. Salah satu caranya dengan melakukan rutinitas hubungan seksual.
Rutin berhubungan seksual juga bisa memperkuat ikatan antara suami dan istri. Semakin erat hubungan kamu dengan pasangan, maka kebahagiaan dalam rumah tangga akan lebih terjaga.
Nah, saat berhubungan seksual beberapa pasangan mungkin juga memiliki fantasi seks yang berbeda. Ini merupakan hal yang umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual.
Tapi, ada juga pasangan yang gemar melakukan praktek BDSM sebagai fantasi seksual mereka. Selayaknya yang dilakukan dalam film Fifty Shades of Grey.
Namun, BDSM ini seringkali dianggap merupakan perilaku seksual yang menyimpang dan cenderung ekstrem. Untuk lebih jelasnya simak terlebih dahulu yuk Bu apa arti BDSM dan mitos terkait hal tersebut dalam ulasan berikut ini.
Apa itu BDSM?
Jika melansir WebMD arti BDSM adalah sebuah singkatan dari Bondage and Discipline (BD), Domination and Submission (DS), Sadism and Masochism (SM). Artinya BDSM merupakan sebuah fantasi seksual yang mengharuskan salah satu di antara pasangan ini tunduk kepada pasangannya dalam aktivitas seksualnya.
Mirip banget sama film Fifty Shades of Grey biasanya para pelaku akan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, seperti mencambuk, mengikat, memborgol atau membungkam pasangannya saat berhubungan seksual.
Bagi mereka ini merupakan hal yang menyenangkan, bisa membuat gairah seksual mereka meningkat dan membuat pelaku merasa puas. Arti BDSM sendiri bila dijabarkan adalah sebagai berikut:
- Bondage Discipline (BD): jika diartikan secara harfiah adalah ikatan atau perbudakan. Bondage umumnya melibatkan kendali fisik untuk kenikmatan seksual untuk kedua belah pihak. Saat salah satu pihak terikat dengan tali atau tertahan dengan borgol untuk rangsangan seksual atau alat seks untuk memuaskan nafsu seksualnya. Sementara Discipline dalam arti BDSM biasanya pelaku akan memberikan beberapa hukuman ringan yang dilanggar oleh salah satu pihak. Misalnya seperti mencambuk dan memukul pantat.
- Domination Submission (DS): dominasi disini merupakan sebuah dominasi pelaku untuk memimpin, memberikan rasa sakit, memberikan hukuman, mengendalikan pergerakan maupun psikologis pasangannya. Sementara submission, merupakan pihak yang menerima hal-hal yang dilakukan oleh pihak dominan. Pihak submission harus dan akan menerima hukuman untuk mematuhi semua perintah yang diberikan pihak yang mendominasi atau pelaku.
- Sadism and Masochism: sadism sendiri merupakan dorongan dari pihak pelaku untuk melihat salah satu pihak mengalami kesakitan. Contoh sadism dalam BDSM meliputi mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan, memukul pantat, mencambuk, mencekik dan rangsangan berlebihan lainnya. Anehnya, pelaku sadism ini justru merasa puas dan semakin terangsang saat korban mendapatkan rasa sakit terlebih jika sampai berteriak. Sementara masochism kurang lebih memiliki arti yang sama dengan sadism.
Meski BDSM biasanya dilakukan hanya pada saat berhubungan seksual, namun BDSM sendiri seringkali dianggap sebagai salah satu tindak kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi hal ini masih merupakan sebuah kontroversi besar bagi masyarakat dunia, terutama para pasangan yang sudah menikah.
Banyak yang beranggapan bahwa BDSM legal jika kedua pasangan melakukannya sebagai sebuah variasi seksual tanpa salah satunya merasa tersakiti secara fisik dan tidak adanya unsur pemaksaan. Tapi, kalau salah satunya sudah merasa tersiksa, BDSM bisa jadi merupakan sebuah tindak kekerasan seksual.
Pro kontra BDSM
Arti BDSM bagi kebanyakan orang merupakan sebuah fantasi seksual yang dianggap aneh. Apalagi jika yang merasa puas secara seksual hanyalah pelaku saja.
BDSM juga dianggap bukanlah suatu kegiatan seksual yang normal dilakukan. Bahkan termasuk dalam sadomasokism alias salah satu bentuk penyimpangan seksual dimana dalam perilaku pelaku seksual mencari kepuasan dengan melakukan kekerasan terhadap diri sendiri dan pasangan sebagai objek pemuas kebutuhan seksual.
Melansir Everyday Health menurut hukum di Amerika Serikat, BDSM berbeda dengan gangguan masokisme seksual (DSM-5) yang biasanya melibatkan tindakan dan rasa sakit yang ekstrim.
BDSM umumnya dianggap lebih ringan dan tidak menyebabkan rasa sakit atau cedera. Karenanya, BDSM di berbagai negara memang banyak mengundang pro kontra.
Berbagai mitos tentang BDSM
Karena arti BDSM seringkali dianggap merupakan hal yang menyimpang, maka banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat tentang BDSM. Melansir Self berikut adalah mitos tentang BDSM yang wajib kamu ketahui:
1. BDSM bisa merusak emosi seseorang
Menurut seorang pengamat seksual Stephanie Hunter Jones, Ph.D. sebenarnya jika dilakukan dengan benar, BDSM merupakan fantasi seksual yang boleh dilakukan oleh setiap pasangan.
Namun jika hal tersebut dilakukan tanpa paksaan dan atas dasar kemauan kedua belah pihak ya Bu. Intinya jika tidak ada unsur pemaksaan dan salah satu pihak tidak merasa tersiksa, BDSM tidak akan merusak emosi seseorang.
2. BDSM adalah fantasi seksual yang aneh
Padahal menurut Michael Aaron, Ph.D., seorang terapis seks di New York City dan penulis buku Modern Sexuality BDSM justru bukanlah fantasi seksual yang aneh.
Apalagi menurut Journal of Sexual Medicine pada tahun 2014 menemukan bahwa BDSM adalah hal yang biasa dan digemari orang-orang, bahkan 65% wanita menggemari jenis fantasi seks ini.
3. BDSM hanya untuk yang gemar mendominasi pasangan
Sebenarnya dominasi BDSM bisa dilakukan secara bergantian, nggak selalu orang yang mendominasi yang memimpin. Justru jika dilakukan secara bergantian dapat menumbuhkan sifat percaya diri seseorang. Terutama bagi mereka yang tidak terbuka soal fantasi seksualnya pada pasangan.
4. BDSM sangat berbahaya bagi kesehatan mental
Jika BDSM dianggap berbahaya bagi kesehatan mental, kembali lagi jika hal ini dilakukan dengan baik atas dasar keinginan satu sama lain jelas BDSM bukanlah suatu fantasi seksual yang berbahaya. Tapi semua kembali pada parameter masing-masing orang ya Bu.
5. BDSM selalu tentang seks dan kepuasan
Meskipun BDSM dilakukan untuk mendapat kepuasan tersendiri pada satu pihak, tapi BDSM nyatanya tak selalu berkaitan tentang seks. Bahkan, BDSM seringkali tak melibatkan penetrasi untuk mencapai klimaks, lho. Pelaku BDSM hanya merasa puas ketika melakukan aktivitas ini tanpa harus merasa klimaks secara seksual.
Pada intinya arti BDSM yang sebenarnya nggak melulu selalu negatif dengan catatan jika dilakukan atas dasar keinginan bersama ya Bu. BDSM boleh dilakukan secara positif bagi kamu yang bosan dengan gaya berhubungan intim yang itu-itu saja atau cenderung monoton. Namun, jangan lupa tetap perhatikan aturannya ya Bu.
Editor: Dwi Ratih