Bahaya! Hindari 4 Cara Komunikasi Dengan Pasangan Ini
Tahukah kamu bahwa ada 4 tipe cara komunikasi dengan pasangan yang hanya berujung pada kehancuran hubungan? Ups, hati-hati. 4 tipe komunikasi pernikahan yang seperti ini tidak baik jika terus menerus dilakukan. Ketahui dulu apa saja tipenya lalu temukan tips komunikasi dengan pasangan yang akan mengamankan hubungan.
4 Cara Komunikasi Dengan Pasangan dari Metafora Apokalips
Terbaginya 4 tipe komunikasi dengan pasangan ini didasarkan pada teori The Four Horsemen, atau empat penunggang kuda yang membawa kematian yang dikisahkan dalam Kitab Perjanjian Baru.
Teori tersebut berisikan Penaklukan, Perang, Kelaparan, dan Kematian. Dilansir dari The Gottman Institute, sebuah lembaga berbasis penelitian hubungan antar pasangan, dengan metafora ini cara komunikasi dengan pasangan akan berujung pada berakhirnya hubungan. Ini dia tipenya:
1. Tipe Mengkritik
Tipe yang pertama adalah tipe mengkritik. Cara komunikasi dengan pasangan dalam bentuk kritik sering disalah artikan sebagai komplain. Sayangnya, mengkritik berbeda dengan mengutarakan komplain. Kritik menyerang pasangan dengan cara yang menyakitkan.
Cara komunikasi dengan pasangan dengan mengkritik bahkan dapat berujung pada pembunuhan karakter, lho. Ini karena saat kamu menggunakannya, pasanganmu akan merasa tersakiti, kecewa, dan diabaikan sebagai pasangan.
Sedangkan komplain, diutarakan dengan cara yang tidak menyakiti dan didasarkan atas kesepakatan bersama sebelumnya. Dengan kata lain, komplain memiliki dasar yang nyata sedangkan kritik yang menyakiti hanya luapan emosi dengan dasar yang mungkin hanya dibesar-besarkan. Berikut contohnya:
Saat kamu mengkritik, kamu akan menggunakan kalimat seperti ini, “Kamu egois! Selalu mementingkan keinginanmu tapi nggak pernah mikirin aku dan anak-anak butuh apa.”
Bedakan dengan complain dengan kalimat ini, “Aku lihat kamu baru beli sparepart motor lagi untuk modif, ya. Kita sudah sepakat, kan, kalau kita mau belikan anak kita beberapa baju baru karena banyak yang sudah nggak cukup. Aku rasa kamu mungkin lupa.”
Jika cara pertama yang kamu gunakan pada pasangan, bukan tidak mungkin hubungan kalian semakin tidak baik. Bahkan berpotensi berkembang menjadi tipe selanjutnya, yaitu penghinaan. Untuk mengatasinya, perbanyak menggunakan “I message” atau kalimat yang mendahulukan sudut pandang ‘aku’.
2. Tipe Menghina
Waspadai tipe yang satu ini. Penghinaan dalam cara komunikasi dengan pasangan lebih buruk dari sekedar kritik. Kritik mungkin menyerang karakter pasangan secara personal. Tetapi penghinaan akan membuat pasangan lebih buruk lagi, menyerang moral dan tertuduh sebagai pihak yang paling bersalah.
Seseorang dalam tipe menghina akan dikelilingi pikiran negatif yang mendominasi dan bahkan menunjukkan bahasa tubuh yang sarat kebencian. Tidak sedikit yang menggunakan umpatan dalam hal ini.
Bagaimana contohnya?
“Kok bisa sih kamu bilang kamu capek setelah pulang kerja? Kamu kira aku nggak capek seharian urus anak dan rumah, siapin makananmu, cuci setrika bajumu. Kamu pulang udah bisa santai-santai, aku masih banyak yang dikerjakan. Kamu pikir ini hotel dan aku pelayanmu?”
Hmm, terdengar menyakitkan, bukan? Jika kamu berada pada posisi ini, yuk coba benahi kalimatmu. Sebagai permulaan, cobalah untuk menyebutkan 5 hal positif tentang pasanganmu sebelum mulai menyebutkan 1 tindakannya yang menurutmu tidak sesuai. Apresiasi pasangan di awal, lalu kemukakan isi hatimu.
“Terima kasih sayang, sudah kerja keras hari ini. Gimana tadi di kantor? Makan siang di mana? Maaf ya, selesai kamu makan malam, kamu yang tugas cuci piring, yah. Trus tolong buang sampah keluar. Aku lumayan capek juga nih, hari ini. Aku akan berterima kasih sekali kalau kamu mau melakukannya.”
Bagaimana? Lebih nyaman didengar dan tidak membahayakan hubungan, lho. Dengan cara komunikasi efektif ini kamu juga akan mendapatkan keputusan bersama yang menguntungkan semua pihak.
3. Tipe Mempertahankan Diri
Cara komunikasi dengan pasangan dalam tipe ini sebenarnya adalah respon dari tipe kritik. Ada pasangan yang memilih untuk mencari kambing hitam agar dirinya tidak tampak terlalu bersalah meskipun memang sedang melakukan kesalahan. Contohnya seperti ini:
Pasangan: “Sayang udah masak? Aku lapar, nih”
Kamu: “pekerjaan rumah banyak banget hari ini. Sekali-kali kamu-lah yang masak buat aku. Semua semua kok harus aku.”
Ungkapan seperti ini seolah melimpahkan kesalahan pada pasangan. Lebih baik jika mengakui kesalahanmu lalu mencari alternatif bersama. Hubungan justru semakin baik kalau kamu memilih untuk mengakui kesalahanmu dan terbuka pada pasanganmu. Seperti ini contohnya:
“Maaf sayang, aku belum masak nih, soalnya kecapekan tadi. Mau nunggu sebentar nggak? Aku masakin sesuatu. Atau apa kamu mau kita pesan makanan saja?”
Menawarkan opsi yang masih bisa kamu tangani lebih bijak daripada justru menyalahkan pasangan untuk hal ini.
4. Tipe Menghindar
Cara komunikasi dengan pasangan pada tipe ini seperti membangun tembok di antara kamu dan pasangan. Kamu lebih memilih untuk diam, menghindar, bahkan menjauh dari pasangan saat kalian berkonflik, tanpa menjelaskan apapun dahulu.
Sayangnya ini hanya akan membuat pasanganmu makin stres melihatmu tidak merespon. Pasangan akan berpikir bahwa kamu tidak serius dan tidak menanggapinya dengan benar. Cobalah untuk menggunakan kalimat ini:
“Sayang, aku butuh waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Biarkan aku berpikir dulu, ya. Kita bicara lagi nanti, ya.”
Lalu gunakan waktu rehat ini untuk benar-benar berpikir tentang konflik kalian dan kembalilah setelah mendingin. Bicarakan kembali masalahnya sampai menemukan titik terang.
Cara-cara komunikasi di atas memang bisa mengancam keberlangsungan hubungan. Tetapi jika kamu dan pasangan dapat mengatasinya dengan mengubah kalimat serta pemikiran, hubungan akan harmonis dan masalah dapat cepat diselesaikan.
Editor: Dwi Ratih