Belajar dari Kisah Cinta Mendiang B.J. Habibie
Indonesia kembali berduka, Presiden Indonesia ke-3 menghembuskan nafas terakhirnya (11/9). B.J. Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta karena sakit setelah dirawat intensif sejak 1 September 2019.
Tak hanya mewariskan prestasi dalam bidang teknologi, dirgantara, dan pemerintahan, banyak hal berharga yang bisa kita teladani dari B.J. Habibie, salah satunya adalah tentang cinta.
Kisah cinta mendiang B.J. Habibie dan Ibu Ainun yang melegenda mengajarkan kita tentang kesetiaan hubungan yang tak lekang oleh waktu. Banyak sekali kata-kata dari B.J. Habibie yang menginspirasi kita untuk mencintai lebih baik lagi.
“Saya tidak bisa menjanjikan banyak hal. Tapi yang jelas, saya akan menjadi suami yang terbaik untuk Ainun”
Kalimat Pak Habibie ini mengingatkan kita, meski kita dalam keterbatasan, tapi kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi orang terbaik untuk pasangan kita.
“Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu. Tapi masa depan adalah milik kita”
Nah, buat yang masih meributkan masa lalu pasangan saat sudah menikah dan berumah tangga, yuk move on! Biarlah kita menyimpan masa lalu kita sendiri-sendiri dan fokus untuk menjalani masa depan bersama dengan pasangan.
“Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain, tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama.”
Kalau pesan Pak Habibie yang satu ini bisa menjadi refleksi untuk kita yang suka mencari kesalahan dalam diri pasangan. Nah, kalimat ini menekankan kalau tak ada gunanya untuk menjalani hubungan jika masih saling mencari perbedaan satu sama lain. Lebih baik kita fokus ke tujuan untuk membina cinta itu sendiri.
“Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun”
Tidaklah penting untuk mencari pasangan hidup yang sempurna, sesuai dengan standar atau bahkan berharap untuk mendapatkan seseorang yang melebihi standar kita. Yang terpenting, kita menemukan seseorang yang membuat kita merasa istimewa dan berarti karena itu tandanya, orang yang kita cari tersebut adalah orang yang tepat dan setia.
"Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup"
Pak Habibie juga mengingatkan betapa pentingnya logika dan cinta untuk berjalan beriringan. Tanpa cinta, manusia cerdas akan menjadi ‘robot’ yang tidak punya perasaan. Kecerdasannya bisa digunakan untuk memanipulasi orang lain. Tapi, hanya berbekal cinta saja pun tidak cukup. Kita butuh kecerdasan untuk bisa bertindak dengan tepat.
“Walaupun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap tersimpan abadi di relung hati”
Masih terekam jelas di benak kita tentang kesedihan yang dirasakan Pak Habibie saat Ibu Ainun meninggal dunia. Berpisah dari cinta sejati tentu menjadi hal yang sangat berat untuk Pak Habibie. Namun, kematian tidak lantas menghilangkan cinta Pak Habibie kepada Ibu Ainun. Perasaan cintanya tetap tersimpan di relung hati sampai akhir hayatnya.
Benar-benar pesan cinta yang indah dan bijak sekali ya dari mendiang B.J. Habibie? Biarlah itu semua bisa kita hayati dan bermanfaat untuk kehidupan rumah tangga kita.
Selamat jalan Pak Habibie, selamat berjumpa kembali dengan cinta sejati..
(Atalya / Dok. Berita Tagar)