Belajar Tentang Sejarah, Yuk Tamasya Ke Aneka Museum Di Jakarta Berikut Ini
Akhir-akhir ini Ibumin agak bingung, mau kemana lagi mengajak si kecil tamasya. Pinginnya sih, tamasya di dalam kota saja.
Tapi, nggak mau ke playground ataupun taman kota. Mengingat cuaca panas yang belakangan ini melanda Ibukota, agar si kecil terhindar dari heatstroke akibat paparan panas terik dari matahari.
Salah satu teman Ibumin akhirnya punya ide, kenapa nggak coba mengajak anak berwisata ke berbagai museum di Jakarta saja. Apalagi, wisata ke museum di Jakarta menjadi destinasi tamasya yang cukup ramah di kantong.
Mengingat, beberapa museum di Jakarta biaya masuknya juga gratis. Wah, menarik banget nih Bu, selain berwisata, mengajak anak ke museum di Jakarta juga bisa sekaligus menambah wawasan mereka mengenai sejarah di Indonesia.
Penasaran, kira-kira museum di Jakarta mana saja sih yang bisa dikunjungi di akhir pekan nanti? Yuk, coba intip ulasan berikut ini!
1. Museum di Jakarta Pusat
Photo source: Kompas.com
Museum Nasional
Meski beberapa waktu lalu, Museum Nasional sempat mengalami musibah kebakaran, namun pihak pengelola gedung mengaku saat ini Museum Nasional tengah melakukan beberapa perbaikan. Museum Nasional atau yang akrab disebut Museum Gajah sendiri, terletak di Jl. Medan Merdeka Barat no 12, Jakarta Pusat.
Untuk mencapai museum ini, ada banyak alternatif kendaraan umum yang bisa diakses, salah satunya Transjakarta. Parents bisa turun langsung di Halte Monumen Nasional di mana halte ini letaknya persis berada di depan museum.
Jika hendak masuk ke sini dikenai biaya Rp 10.000/orang dewasa dan, Rp 5.000/anak-anak, sedangkan turis asing dikenakan Rp 100.000/orang. Nah, untuk mengetahui perkembangan dan kapan museum ini di buka kembali untuk umum, Parents bisa langsung cek Instagram @museumnasionalindonesia
Museum Taman Prasasti
Museum Taman Prasasti terletak di Jalan Tanah Abang I No. 1. Di dalam museum kita akan menemukan banyak prasasti kuno dan beberapa makam yang masih ada, seperti makam aktivis Soe Hok Gie.
Museum di Jakarta Pusat yang satu ini buka tiap hari Selasa-Minggu, sementara biaya masuk Museum Taman Prasasti sendiri tiap orang adalah Rp 5.000/orang dewasa dan Rp 2.000/anak. Untuk informasi selengkapnya, Parents bisa kunjungi laman Instagram @museumprasasti
Museum Sumpah Pemuda
Museum ini terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 106. Nah, di dalam museum ini sendiri terdapat diorama mengenai proses terbentuknya Sumpah Pemuda, dan perannya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Museum ini buka tiap Selasa-Minggu, dengan biaya masuk, orang dewasa Rp 2.000 dan untuk anak-anak hanya dikenakan Rp 1.000. Kunjungi laman Instagram @museumsumpahpemuda untuk mengetahui info kegiatan yang rutin dilakukan pihak pengelola.
Planetarium
Si kexil suka dengan astronomi? Parents bisa ajak mereka berkunjung ke Planetarium Jakarta. Di sini terdapat berbagai macam koleksi dan penjelasan mengenai tata surya.
Sudah pasti si kecil akan sangat menyukai berbagai kegiatan yang dilakukan pihak pengelola. Bahkan, si kecil juga bisa melihat fenomena alam dengan menggunakan teleskop.
Namun, saat ini Planetarium yang terletak di dalam Taman Ismail Marzuki sedang melakukan revitalisasi gedung. Lebih lengkapnya, Parents bisa cek di laman Instagram @planetariumjkt
2. Museum di Jakarta Selatan
Photo source: TribunnewsWiki
Museum Polri
Museum ini diresmikan pada 1 Juni 2009 oleh Presiden Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono. Museum di Jakarta Selatan yang satu ini, paling sering dikunjungi oleh anak-anak untuk edukasi fieldtrip sekolah, terutama bagi anak-anak usia TK.
Museum ini didirikan atas perintah dari Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, dengan tujuan untuk melestarikan nilai sejarah Polri. Museum ini terletak di Jalan Trunojoyo No.3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Untuk reservasi, silahkan klik laman Instagram @museumpolri ya Parents!
Museum Satria Mandala
Siapa sangka, ternyata museum di Jakarta yang satu ini dulunya merupakan kediaman dari mantan istri presiden Soekarno yaitu, Ratna Sari Dewi Soekarno, lho! Museum ini juga berisi sejarah TNI dan diorama perjuangan TNI saat melawan gerakan DI/TII.
Museum ini terletak di Jalan Gatot Subroto Kav 14, Jakarta Selatan. Cus, klik laman Instagram @museum_satriamandala_postmo untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
Museum Betawi
Didirikan sejak tahun 2017 lalu, museum di Jakarta Selatan yang satu ini terletak di dalam perkampungan Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Museum ini, memang sengaja dibangun guna memperkenalkan kebudayaan Betawi.
Di dalam museum juga memamerkan berbagai kebudayaan Betawi seperti alat musik tradisional, hingga contoh keseniannya. Untuk lebih jelasnya mengenai museum ini, kunjungi laman Instagram @museuminteraktifbetawi ya, Parents!
3. Museum di Jakarta Timur
Kebanyakan museum di Jakarta Timur, berada di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Beberapa diantara museum yang menarik dikunjungi adalah:
- Museum Asmat
- Museum Listrik dan Energi Baru
- Museum Keprajuritan
- Museum Transportasi
- Museum Perangko
- Museum Pusaka
- Museum IPTEK
- Museum Lubang Buaya
- Museum Dunia Air Tawar
Namun, masing-masing museum di dalam komplesk TMII ini punya tarif masuk yang berbeda-beda ya Parents.
4. Museum di Jakarta Barat
Photo source: Jakarta-Tourism
Museum Sejarah Jakarta
Museum ini terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat. Museum yang juga akrab dikenal dengan nama Museum Fatahillah ini menyimpan koleksi peninggalan sejarah Kota Jakarta sejak zaman Prasejarah, Masa Kejayaan, Pelabuhan Sunda Kelapa, Era Penjajahan, hingga Kemerdekaan.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum yang satu ini terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 2, Pinangsia, Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Museum yang dibangun pada tahun 1870 ini, memiliki kurang lebih 500 koleksi karya seni rupa.
Nggak hanya itu, museum ini juga pernah menjadi tempat Lembaga Peradilan Tertinggi Belanda sekaligus asrama militer pada zaman kependudukan Jepang.
Museum Wayang
Museum Wayang sebenarnya terletak masih satu komplek dengan Museum Seni Rupa dan Keramik, yaitu di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Pinangsia, Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat. Di dalam museum ini terdapat berbagai jenis koleksi wayang, di antaranya wayang Jawa dan wayang Sunda sekaligus perkembangan wayang di Indonesia.
Museum Tekstil
Museum Tekstil terletak di Jalan K.S Tubun No. 2-4, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat dan memiliki sekitar 120 koleksi kain tradisional yang telah dipilih untuk dipublikasikan kepada masyarakat.
Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia juga masih berada satu komplek dengan Museum Seni Rupa dan Museum Wayang, yaitu di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat. Di dalam museum ini pengunjung akan melihat beragam informasi terkait peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa.
Museum Macan
Belakangan ini, Museum Macan menjadi salah satu museum yang sedang naik daun. Karena menjadi salah satu museum yang memamerkan karya modern dan kontemporer tanah air dan internasional. Museum ini terletak di AKR Tower Level M, Jalan Panjang No. 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
5. Museum di Jakarta Utara
Photo source: Kemendikbuk
Museum Bahari juga menjadi salah satu pilihan museum di Jakarta yang gratis. Dahulu, museum ini digunakan sebagai gudang oleh persekutuan dagang Hindia Belanda atau VOC.
Museum ini terletak di Jalan Pasar Ikan No 1, Penjaringan, Jakarta Utara. Di dalam museum ini terdapat koleksi-koleksi unik berupa:
- Koleksi maritim
- Meriam VOC
- Kapal Jukung Barito
- Rangka Perahu Phinisi
- Koleksi Rempah Nusantara.
Museum Rumah Si Pitung
Museum Rumah Si Pitung terletak di Jalan Kampung Marunda Pulo, Cilincing, Jakarta Utara. Museum ini juga menjadi salah satu museum yang gratis di Jakarta Utara.
Di dalam museum ini menampilam rumah panggung yang kental dengan nuansa budaya Betawi dengan arsitektur China, milik Si Pitung seorang pedagang ikan bernama asli Haji Safiudin. Nah, saat memasuki museum ini kita akan melihat beranda, ruang tamu, kamar tidur beserta kasurnya, ruang makan serta dapur yang diklaim masih asli sejak masa kolonial Belanda pada tahun 1883.