Ibupedia

Believe Or Not, 10 Mitos Pernikahan Yang Populer Di Dunia

Believe Or Not, 10 Mitos Pernikahan Yang Populer Di Dunia
Believe Or Not, 10 Mitos Pernikahan Yang Populer Di Dunia

Hidup di dunia ini sepertinya nggak bisa lepas dari mitos masa lampau. Nggak hanya di Indonesia, kepercayaan mengenai mitos-mitos tersebut bahkan juga terjadi di beberapa negara di dunia.

Ada yang percaya, ada pula yang tidak percaya sama sekali akan mitos yang beredar tersebut. Melansir Britannica mitos merupakan prosa rakyat yang bercerita suatu kisah yang berlatar belakang masa lampau.

Biasanya mitos muncul sebagai bagian dari catatan sejarah yang dilebih-lebihkan. Mitos pun kebanyakan berisi tentang suatu kejadian di luar nalar atau tidak masuk akal.

Namun, pada beberapa orang termasuk orang tua kita zaman dahulu masih ada yang percaya akan mitos, termasuk mitos pernikahan. Mitos pernikahan sebenarnya tidak semua berkembang ke arah yang buruk.

Akan tetapi bagi sebagian orang yang percaya akan mitos pernikahan, hal tersebut sebaiknya tidak dilanggar. Tujuannya agar pernikahan langgeng dan tidak mengalami kendala ke depannya. Lalu apa saja sih mitos pernikahan yang populer di dunia? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ya.

10 mitos pernikahan yang populer di dunia


1. Suku Jawa tidak boleh menikah dengan suku Sunda

Mitos pernikahan yang satu ini pasti sudah nggak asing di telinga Ibu. Orang tua kita jaman dahulu menganggap bahwa orang Jawa dan Sunda dilarang nikah campur karena perbedaan kultur.

Suku Jawa dianggap punya sifat pekerja keras dan gigih dalam bekerja. Sementara suku Sunda dianggap punya sifat malas dan tidak mau bekerja.

Sampai saat ini mitos pernikahan mengenai pelarangan ini masih dianut oleh beberapa orang di Indonesia. Mitos ini berawal dari kisah perang Bubat dan permasalahan dahulu kala.

Sehingga ada baiknya mitos pernikahan seperti ini nggak perlu dipermasalahkan lagi ya Bu. Soal sifat malas atau pekerja keras, semua kembali lagi pada karakter masing-masing orang. Banyak juga orang Sunda yang justru ulet dalam bekerja, begitupun sebaliknya.

2. Dilarang melangkahi kakak menikah

Jodoh merupakan rahasia Ilahi yang kita sendiri tak tahu kapan datangnya. Dahulu kala, jika kamu memiliki kakak dan terpaksa melangkahi kakak menikah maka sang kakak bisa terkena sial.

Mitos pernikahan seperti itu juga dianggap kurang sopan dan bukanlah sikap yang baik yang harusnya dilakukan seorang adik. Konon, melangkahi kakak menikah dapat membuat sang kakak menjadi sawan, rentan mengalami kejadian buruk, serta makin mempersulit si kakak untuk menemukan jodohnya.

Meski hal ini merupakan sebuah mitos, namun hingga saat ini masih banyak orang yang percaya dan tidak mau melangkahi kakak menikah. Ya, kalau alasan sopan santun mungkin tidak masalah ya Bu.

Tapi, kalau sengaja tidak dilakukan karena percaya akan mitos pernikahan tersebut sepertinya kamu harus pikir ulang. Sebab kembali lagi, jodoh dan maut semua sudah tersusun rapi di tangan Tuhan.

3. Menikah dengan kembaran

Dalam kebudayaan Bali ini disebut dengan kembar buncing atau manak. Masyarakat Bali dahulu kala percaya bahwa anak yang kembar laki-laki dan perempuan harus tinggal terpisah.

Kemudian setelah mereka besar harus dinikahkan. Karena kelahiran kembar buncing dianggap dapat mendatangkan malapetaka hingga salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan menikahkan keduanya.

Jika dijabarkan dengan logika, pernikahan incest atau sedarah jelas sangat dilarang di negara bagian manapun ya Bu. Sebab, bayi yang lahir dari keduanya berisiko mengalami cacat fisik dan gangguan perkembangan lainnya.

4. Tidak boleh menikah di tahun yang sama

Menurut adat Jawa ada kepercayaan bahwa tidak boleh ada kakak beradik yang menikah dalam tahun sama. Jika hal ini terjadi, maka diharapkan salah satunya harus mengalah untuk menikah dengan pasangannya di tahun berikutnya.

Kalau hal ini dilanggar maka, dikhawatirkan dapat mendatangkan keburukan dan rezeki susah mengalir bagi kedua pasangan yang melanggar. Faktanya, menikah boleh dilakukan kapanpun meski ditahun yang sama.

Nah, yang tidak boleh justru seorang laki laki yang hendak menikahi kedua perempuan bersaudara sekaligus. Seorang laki laki boleh menikahi perempuan bersaudara, apabila sudah bercerai dari saudara sebelumnya.

5. Menikah di hari Rabu 

Menurut tradisi Inggris, hari Rabu dianggap sebagai hari terbaik untuk menikah karena dipercaya dapat mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungan dalam pernikahan. Hari Sabtu sendiri dianggap sebagai hari paling tidak beruntung.

Akan tetapi di Indonesia dan di negara lain, hari Sabtu justru menjadi hari paling populer untuk melangsungkan pernikahan. Selain karena hari libur dan kemungkinan tamu yang datang bisa lebih banyak, hari Sabtu juga dianggap hari yang paling ideal untuk menikah.

6. Menikah di bulan Muharram

Dalam tradisi adat Jawa, menikah di bulan Muharram atau bulan Suro sangat dilarang. Sebab, bulan Muharram merupakan bulan keramat yang tak diperbolehkan untuk melangsungkan pernikahan, jika dilanggar maka dapat mendatangkan malapetaka di antara dua keluarga.

Masyarakat Jawa percaya di malam 1 Suro, arwah leluhur sedang mengunjungi sanak saudaranya. Untuk itu pada malam 1 Suro kebanyakan masyarakat seringkali mencuci benda-benda pusaka seperti keris untuk menyambut arwah leluhur.

7. Laba-laba simbol keberuntungan

Masyarakat Inggris percaya apabila kita menemukan laba-laba dalam gaun pengantin maka berarti kita bisa mendapatkan keberuntungan. Namun, jika kamu menemukan gaun pengantin yang sobek di beberapa sisi, maka mitos pernikahan akan berakhir dengan kematian pengantin prianya. 

Kembali lagi, kedua mitos ini memang hanya sebuah mitos belaka jadi jangan dibawa serius ya Bu!

8. Jarak umur pasangan harus 4 tahun

Mitos pernikahan selanjutnya adalah mengenai jarak umur pasangan pengantin yang paling bagus adalah 4 tahun. Ini merupakan tradisi dan kebudayaan masyarakat Tionghoa yang mungkin masih dipercaya hingga sekarang.

Angka 4 ini diibaratkan kaki meja yang mampu berdiri kokoh. Sehingga nantinya dipercaya kedua pasangan mampu membuat rumah tangga menjadi kokoh. Jika pengantin melanggar, maka dipercaya pernikahan tak akan berjalan lancar.

9. Menyelipkan gula balok di sarung tangan pengantin

Masyarakat Yunani punya kepercayaan sendiri untuk mewujudkan pernikahan yang harmonis. Mereka percaya bahwa menyelipkan gula balok di sarung tangan pengantin wanita akan membuat pernikahan selalu indah dan manis layaknya gula.

Nggak hanya itu, pernikahan juga dianggap bisa langgeng dan bebas dari prahara rumah tangga. Tradisi ini mungkin masih berlaku di masyarakat Yunani hingga sekarang.

10. Melayat setelah menikah

Menurut kepercayaan masyarakat Korea Selatan, seorang pengantin dilarang dekat-dekat dengan orang yang meninggal beberapa hari sebelum dan sesudah pernikahan. Hal ini karena dikhawatirkan mereka akan diikuti aura kedukaan di upacara pemakaman. Sehingga pernikahannya akan selimuti berbagai kendala dan masalah.

Nah, itu tadi merupakan mitos pernikahan yang paling populer di seluruh dunia. Believe it or not, semua kembali pada kepercayaan masing-masing ya Bu.

Editor: Dwi Ratih