Ibupedia

Benarkah Ada Fobia Jarum Suntik? Ini Penjelasannya!

Benarkah Ada Fobia Jarum Suntik? Ini Penjelasannya!
Benarkah Ada Fobia Jarum Suntik? Ini Penjelasannya!

Pernahkah kamu melihat orang yang fobia jarum suntik saat divaksin Covid-19? Jika ya, kamu pasti bertanya-tanya apa yang sebenarnya mereka rasakan hingga menunjukkan reaksi ‘berlebihan’ saat melihat atau akan bersentuhan dengan jarum suntik. Padahal, fobia jarum suntik memang ada dan dapat dijelaskan secara medis.

Fobia Jarum Suntik


Fobia jarum suntik disebut dengan istilah Trypanophobia. Trypanophobia merupakan rasa takut yang ekstrim terhadap tindakan medis apapun yang melibatkan jarum suntik. Sebelumnya, fobia ini dianggap sebagai fobia umum, tetapi karena banyak penderitanya secara spesifik takut berlebihan pada jarum suntik, kemudian fobia ini disebut fobia jarum suntik.

Fobia terjadi jika rasa takut yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu bertahan cukup lama. Jika seseorang mendapatkan fobianya saat kecil, maka ketakutan ini tidak berhenti di usia menginjak remaja, dan akan menetap sampai dewasa. Fobia jarum suntik berbeda dengan takut jarum suntik. 

Fobia jarum suntik bisa menunjukkan tanda kecemasan bahkan hanya dengan membayangkan bendanya saja. Jika rasa takut bisa hilang, fobia membutuhkan waktu lama dan terapi bertahap untuk sembuh. Penderita fobia jarum suntik juga akan mengalami kesulitan saat berhadapan dengan tindakan medis yang berkaitan dengan injeksi.

Gejala Fobia Jarum Suntik


Orang dengan fobia jarum suntik akan mengalami beberapa gejala sebelum atau saat melihat jarum suntik. Biasanya mereka akan merasakan hal-hal berikut:

  • Panik;
  • Berkeringat;
  • Badan gemetar;
  • Pusing;
  • Detak jantung meningkat;
  • Nafas terengah;
  • Cemas;
  • Tekanan darah naik;
  • Beberapa mengalami tekanan darah rendah;
  • Pingsan karena ketakutan.

Gejala ini secara umum terjadi pada orang yang mengalami fobia. Bila seseorang mengalami fobia pada jarum suntik, maka inilah yang ia rasakan saat menghadapi jarum suntik. Bahkan jika penderita fobia sudah mengetahui akan bertemu jarum suntik di hari sebelumnya, ia juga dapat menunjukkan gejala insomnia.

Faktor Yang Mempengaruhi Fobia Jarum Suntik


Dilansir dari Very Well Mind, peneliti masih belum sepenuhnya yakin akan penyebab terjadinya fobia jarum suntik. Tetapi, ada beberapa faktor yang kemungkinan besar berperan dalam fobia ini.

1. Pengalaman Buruk

Biasanya kasus fobia jarum suntik ditemukan pada seseorang dengan riwayat medis yang membutuhkan berkali-kali tusukan jarum. Di lain kondisi, seseorang yang mengalami pengalaman buruk saat kecil disuntik dengan jarum dengan cara yang kurang tepat, atau cara yang kurang disukai olehnya, akan rentan mengalami fobia jarum suntik.

Tidak hanya itu, pengalaman buruk dengan jarum juga dapat terjadi pada kondisi tidak terduga di luar medis, seperti trauma mengalami kekerasan dengan disuntik obat tertentu, baik itu kekerasan fisik, verbal, maupun seksual.

2. Genetika sejarah keluarga

Jika kamu mengira genetika yang dimaksud adalah peranan gen tubuh, kamu mungkin keliru. Genetika yang dimaksud di sini adalah fobia jarum suntik yang terjadi karena pengaruh. Misalnya, saat Ayah mengalami fobia jarum suntik, anak yang sering melihatnya akan mengalami hal serupa. 

Fobia jarum suntik yang dialami anak adalah bentuk pola kebiasaan yang ia lihat dan tidak sadar ia tiru. Karena ia berasumsi bahwa jarum suntik memang sangat menakutkan ditafsirkan dari perilaku Ayah.

3. Perubahan Senyawa Kimia Otak

Adanya perubahan senyawa kimia di otak dapat membuat seseorang mengalami fobia. Perubahan inilah yang mengakibatkan seseorang sangat takut menghadapi jarum suntik.

4. Sensitivitas Kulit Pada Jarum

Beberapa orang memiliki sensitivitas tinggi pada jarum. Ini akan mengakibatkan seseorang merasakan sakit lebih dari biasanya, sensasi perih dan panas saat ditusuk, dan kulit yang cepat menjadi luka atau terbentuk keloid setelah disuntik. Ini juga dapat menjadi penyebab terjadi fobia jarum suntik.

5. Menerima Masukan Negatif Tentang Jarum Suntik

Ini biasanya terjadi sejak masa anak-anak. Ada orang tua yang memilih untuk menakut-nakuti anak dengan ancaman ‘disuntik’ jika ia nakal atau nilainya buruk. Otak anak merespon dengan serius akan hal ini dan merasa sangat ketakutan jika bertemu dengan jarum suntik. Ia merasa jarum suntik adalah ‘momok’ baginya meski ia tidak lagi nakal atau berbuat buruk saat dewasa.

Bagaimana Penanganan Bagi Penderita Fobia Jarum Suntik?


Laman Healthline menyarankan beberapa terapi termasuk diantaranya Teknik Pembiasaan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengolah ketakutan dan berusaha terbiasa dengan hal yang ditakuti. Penderita fobia jarum suntik akan dilatih menguasai ketakutannya dengan pikiran dan perasaannya. Selain itu ada juga Teknik Paparan. Penderita akan dilatih dengan paparan jarum suntik perlahan. Mulai dari foto jarum suntik, diminta berdiri di sebelah jarum suntik, kemudian memegang jarum suntik, lalu membayangkan disuntik.

Pada pasien dengan gejala cukup parah, Dokter juga akan meresepkan obat-obatan. Meski begitu, ada solusi yang biasanya disarankan untuk penderita yang masih fobia jarum suntik tapi membutuhkan tindakan medis dengan jarum suntik, yaitu pemberian injeksi dengan jet injection atau sistem distraksi dibantu oleh orang lain.

Cara Mengatasi fobia Jarum Suntik Saat Harus Vaksinasi

Jika kamu fobia jarum suntik dan harus menghadapi vaksinasi, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan berdasarkan tips dari Immunize BC berikut ini:

1. Jangan ragu untuk memberitahukan tenaga kesehatan yang memberi tindakan padamu bahwa kamu fobia jarum suntik.

2. Duduklah dengan tegak, jika kamu tidak punya riwayat pingsan saat fobia.

3. Tarik nafas dalam dan keluarkan perlahan, agar kamu lebih tenang.

4. Rilekskan bagian yang akan disuntik. Saat ototmu rileks, rasa sakit karena jarum suntik akan berkurang dibanding jika ototmu tegang.

5. Alihkan perhatianmu ketika injeksi dilakukan.

Injeksi biasanya tidak berlangsung lama. Dengan mencoba rileks dan menjalani terapi saat mengalami fobia, fobia jarum suntik bisa disembuhkan.

Editor: Dwi Ratih