Beralih Ke Pendapatan Tunggal, 9 Cara Amankan Keuangan Rumah Tangga
Perubahan situasi keuangan rumah tangga bentuknya beragam. Salah satunya perubahan dari hidup, dengan dua pendapatan yang berkurang jadi satu pendapatan saja.
Perubahan ini tidak selalu buruk, kok. Berkurangnya pendapatan bisa saja menjadi pembuka rezeki lewat jalur lain untuk keluarga. Karena rezeki tidak selalu berupa uang, bukan?
Lalu bagaimana cara survive beradaptasi dari pendapatan dobel ke pendapatan tunggal? Simak tipsnya berikut ini.
Strategi penyesuaian keuangan rumah tangga
1. Persiapan selalu lebih baik daripada perubahan mendadak
Benar sih, perubahan keuangan rumah tangga datangnya bisa tiba-tiba. Tiba-tiba kena PHK, tiba-tiba ada tambahan anggota keluarga baru yang tidak diduga, atau tiba-tiba proyek yang dikerjakan tidak berlanjut.
Nggak heran kalau ahli keuangan selalu menyarankan seseorang punya tabungan dana darurat, dan masih mempersiapkan juga untuk dana pensiun. Selama masih memiliki pemasukan dobel, rencanakan dengan matang untuk menyimpan lebih banyak.
Pastikan jumlah pinjaman tidak melebihi batas, dan sisihkan untuk tabungan masa depan sejenis logam mulia atau reksadana. Dana darurat setidaknya berjumlah 3 hingga 6 kali kebutuhan bulanan.
Tujuannya tak lain, untuk memberikan keamanan finansial sebelum benar-benar beralih ke pendapatan tunggal. Jumlah ini meningkat bila memiliki anggota keluarga yang sakit.
Bila ada uang lebih, upayakan untuk selalu ditabung dan alokasikan untuk rekreasi keluarga secukupnya. Bahkan, bila memungkinkan sebelum beralih ke pendapatan tunggal, pinjaman bulanan sudah habis atau berkurang.
Jangan sampai malah boncos di belakang karena pinjaman ya Bu. Apalagi yang bersifat konsumtif dan berbunga sangat tinggi seperti pinjol.
2. Selesaikan hutang
Pinjaman jadi hal yang paling krusial ketika keuangan rumah tangga berubah. Berapapun banyaknya pinjaman, sebaiknya diselesaikan segera guna mengamankan pendapatan keuangan rumah tangga.
Bila perubahan keuangan rumah tangga terjadi mendadak dan dana darurat belum mencukupi, pertimbangkan untuk menjual aset yang dimiliki guna menutup pinjaman. Misalnya jika memiliki 2 unit kendaraan, maka pertimbangkan untuk menjual salah satunya untuk menutup pinjaman.
Tutup penggunaan kartu kredit dan jangan mengambil hutang baru lewat jalur lain. Menutup pinjaman akan sangat membantu keuangan lebih stabil dengan 1 pendapatan.
Nggak ada salahnya kok merencanakan beralih ke pendapatan tunggal untuk beberapa bulan ke depan. Sambil selesaikan pinjaman dan menabung lebih banyak untuk persiapan.
3. Potong biaya-biaya yang masih negotiable
Dalam hidup ada biaya-biaya yang tergolong kebutuhan utama dan tidak bisa diganggu gugat, seperti kebutuhan makan dan tempat tinggal. Melansir dari The Ascent, ada biaya-biaya hidup yang bisa dikurangi untuk membantu kita mengatur keuangan rumah tangga dari pendapatan yang berkurang.
Mengurangi penggunaan tv kabel berbayar salah satunya. Penggunaan wifi dan program layanan berbayar seperti Netflix atau Disney+ Hotstar, bisa dipertimbangkan untuk dihentikan.
Pengeluaran ini cukup besar biayanya. Memutuskan untuk berhenti langganan dan menggunakan tv biasa, adalah salah satu pilihan bijak menekan pengeluaran.
Pada keluarga dengan anak-anak, kebutuhan anak akan susu, diaper, vitamin, vaksin, serta biaya sekolah bisa jadi tidak bisa banyak dikurangi. Mungkin bisa untuk beberapa hal, seperti mengurangi atau menghentikan pemakaian popok sekali pakai dan mengatur kebiasaan membeli snack anak di luar.
Namun untuk beberapa hal yang krusial, kebutuhan anak lebih diutamakan. Alokasikan beberapa jenis dana kebutuhan orang tua yang bisa dipangkas. Seperti misalnya dana skincare Ibu, dan dana nongkrong Ayah dikurangi sekian persen, untuk menutupi kebutuhan yang lebih utama.
Ibu bisa memilih kembali skincare yang cocok dengan harga bersahabat. Sedangkan Ayah bisa mengurangi jadwal nongkrong dari seminggu 2 kali, menjadi seminggu sekali untuk menghemat pengeluaran selama nongkrong.
4. Amankan pos-pos tertentu
Jaminan kesehatan, dana darurat, dan tabungan pendidikan anak diutamakan untuk tercover. Misalnya pastikan BPJS aktif dan berjalan tanpa tunggakan, dan tabungan anak masih terus terisi meski jumlahnya setiap bulan mengalami perubahan.
Bila pendapatan masuk bulanan, maka pastikan pos-pos utama terisi dahulu, seperti kebutuhan makan, pembayaran listrik dan air, jaminan kesehatan, tabungan pendidikan anak dan dana darurat.
5. Latihan punya 1 pendapatan
Forbes menyarankan untuk latihan dengan 1 pendapatan saat masih memiliki 2 pendapatan. Ini bagus lho, buat melatih kesiapan mental kita menghadapi perubahan keuangan rumah tangga dan menahan diri untuk lebih berhemat.
Simpan 1 pendapatan (anggap sebagai tabungan dana darurat) dan maksimalkan 1 pendapatan lainnya untuk kebutuhan setiap bulan. Pastikan paling tidak pinjaman dalam batas aman, ya.
6. Lakukan langkah-langkah penghematan
Selain membantu mengurangi sampah, membawa bekal makanan dari rumah dan mengutamakan masak sendiri daripada membeli makanan siap saji lebih menghemat keuangan rumah tangga. Food preparation juga sangat membantu mengurangi stres harian untuk menentukan menu makanan.
Cara ini juga membuat pengeluaran makan lebih terkontrol. Bila dibandingkan, satu porsi makanan seharga Rp 25.000, sama besarnya dengan anggaran belanja harian satu keluarga untuk setidaknya 2 kali makan.
Tentu jumlah pastinya akan berbeda untuk setiap keluarga di beberapa daerah, ya. Ini hanya kisaran harga rata-rata saja.
7. Pekerjaan sampingan nggak ada salahnya, kok
Meski judulnya pendapatan jadi cuma dari 1 sumber aja, nggak ada masalah kalau pihak yang resign dari pekerjaan penuh justru punya pekerjaan paruh waktu dari rumah. Entah itu mencoba peruntungan berjualan online, menjadi pekerja lepas, atau bahkan mengisi waktu sebagai konten kreator dan afiliator saluran belanja.
8. Menahan diri
Berlebih-lebihan memang tidak baik. Menahan diri jadi kunci agar keuangan rumah tangga nggak bocor banyak.
Mulai alihkan kegiatan scroll e-commerce jadi kegiatan lain untuk mengisi waktu. Misalnya, lebih banyak main dengan anak, berkebun atau ikut serta dalam aktivitas di lingkungan.
9. Pastikan semua sudah berlandaskan kesepakatan dengan pasangan
Motherly mengingatkan bahwa ,komunikasi terbuka penting dilakukan bersama pasangan. Transisi ini, akan sukses dengan masing-masing saling bekerja sama untuk menjalani hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Pembagian tugas mengurus rumah dan anak-anak harus seimbang, begitupun dengan kesepakatan-kesepakatan keuangan juga sebaiknya tidak dilanggar. Bila ada pengeluaran di luar rencana, keduanya wajib saling memberi tahu agar mudah mengatur keuangan rumah tangga kembali.
Beralih ke pendapatan tunggal nggak selalu bikin keuangan rumah tangga kacau balau, kok. Dengan persiapan yang tepat, hidup akan baik-baik saja. Nikmati prosesnya dan keep on the track supaya keuangan aman terkendali.
Editor: Aprilia