Berdasarkan Survei: 23% Orang Tua Punya Anak Favorit, Benar Nggak Ya?
Ibumin masih sering mendengar sebuah pertanyaan mengenai, Ibu/Ayah lebih sayang Adik atau Kakak. Ibu juga tidak asing dengan kalimat tersebut, bukan?
Yes! Disadari atau nggak, bagi orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, konon juga punya kecenderungan punya anak favorit, lho! Hal ini didukung dengan sebuah survei yang dilakukan oleh Mumsnet pada 1.185 orang tua. Survei ini mengungkap 23% orang tua mengaku memiliki anak favorit.
Bahkan, dari 23% tersebut, 56% orang tua menyatakan anak bungsunya adalah favoritnya. Mereka juga mengatakan bahwa, anak favorit mereka cenderung lebih penurut dibanding saudaranya yang lain.
Ada juga sebuah survei dari Grandsnet, yang menunjukkan bahwa 42% kakek-nenek memiliki cucu kesayangan. Dari 42% tersebut, 39% kakek-nenek mengatakan cucu tertua mereka adalah yang paling favorit.
Namun dari gabungan para partisipan yang ikut dalam survei, mengaku bahwa memilih anak favorit adalah hal yang nggak baik buat perkembangan anak. Benarkah demikian?
Survei 2016: anak favorit, juga berkaitan dengan gender
Sebuah survei tahun 2016 yang dilakukan oleh The Cut juga mengungkapkan fakta baru bahwa, sebanyak 381 Ibu yang memiliki 2 orang anak, merasa lebih dekat dengan anak-anak perempuannya, ketimbang anak laki-lakinya. Bahkan, penelitian lain yang dilakukan oleh Society for Consumer Psychology juga menemukan fakta baru bahwa Ibu lebih gemar membelanjakan apapun untuk anak perempuannya.
Sementara sang Ayah, lebih cenderung gemar membelikan segalanya untuk anak laki-laki mereka. Hal ini semakin mendukung teori bahwa, gender juga berperan pada kecenderungan orang tua memiliki anak favorit.
Bahkan, perbedaan sikap orang tua terhadap anak favoritnya ini juga tanpa disadari juga dirasakan oleh anak lainnya, lho Bu! Meskipun sikap yang ditunjukkan sangat tipis, namun hati-hatilah, karena perasaan anak juga cukup sensitif mengenai hal ini.
Siapa yang sering jadi anak favorit?
Urutan kelahiran anak, juga berpengaruh menduduki posisi anak favorit Ibu dan Ayah. Nah, berdasarkan beberapa survei di atas, dapat disimpulkan bahwa anak sulung dan anak bungsu merupakan anak favorit.
Mengapa? Karena biasanya anak sulung dianggap anak yang lahir terlebih dahulu, dan memiliki sikap yang lebih dewasa. Sehingga, dituntut untuk lebih mengerti posisi Adik-Adiknya.
Sementara anak bungsu, adalah anak yang lahir paling akhir. Ketika sang Kakak mungkin sudah mulai memiliki lingkungan pertemanan baru, yang membuatnya jadi jarang berada di dekapan Ibu maupun Ayah.
Sehingga ketika si bungsu lahir, perhatian Ibu dan Ayah tercurah sepenuhnya pada si kecil. Karena menganggap si bungsu masih perlu perhatian ekstra, mengingat usianya yang juga paling kecil.
Punya kecenderungan memiliki anak favorit, bagaimana cara mengatasinya?
Percaya deh Bu, bahwa kecenderungan orang tua punya anak favorit ini bukanlah hal yang baik ke depannya buat anak. Sebab, hal ini bisa saja meningkatkan kecenderungan anak untuk berkompetisi dalam keluarga dalam hal negatif.
Which is, jelas hal ini sangat nggak baik untuk perkembangan psikologi si anak kelak. Bisa jadi, menimbulkan inner child anak yang terluka di masa depan.
Nggak mau si kecil punya trauma seperti ini? Mengutip dari Very Well Family berikut adalah beberapa hal yang mungkin bisa kamu terapkan, untuk membantu mengatasi kecenderungan tersebut:
1. Tanyakan kembali pada dirimu
Yuk, mulai sekarang coba tanyakan kembali pada diri Ibu mengenai apa yang dirasakan. Hal ini berguna untuk memastikan bahwa Ibu tidak punya sikap pilih kasih dalam keluarga.
Melakukan hal ini, akan menghasilkan hubungan yang lebih baik dengan semua anak. Sekaligus menambah wawasan tentang motivasi alam bawah sadar kita, juga dapat meningkatkan pola asuh mengarah pada lingkungan keluarga yang lebih sehat.
Otomatis, Ibu juga bisa lebih berhati-hati dalam merespon sikap pada tiap anak dan membantu mengetahui apa yang perlu diperbaiki.
2. Yakinkan pada dirimu bahwa perasaan ini hanya sementara
Ingatlah bahwa tiap hubungan akan melewati satu musim. Dengan kata lain, meskipun mungkin Ibu merasa lebih terhubung dengan satu anak pada waktu tertentu, hal ini mungkin akan berubah suatu hari nanti.
Oleh karena itu, jika Ibu mengalami kesulitan menjalin hubungan dengan anak lain yang bukan merupakan anak favorit, yakinlah bahwa ini bukan pertanda bahwa hubunganmu dengan anak tidak akan pernah mengalami tantangan.
3. Jangan pernah membandingkan
Setiap anak perlu mengetahui bahwa mereka memiliki hal-hal yang membuat mereka unik dan istimewa. Namun ketika orang tuanya sudah mulai membandingkan anak-anak mereka, seakan aturan ini hilang.
Bahkan, sekadar memuji seorang anak di depan anak lainnya, dapat membuat mereka bertanya-tanya apakah mereka sudah memenuhi standar tersebut. Bersikap membandingkan dua anak seringkali menjadi bumerang dan menyebabkan anak merasa rendah diri.
Selain itu, anak pada dasarnya ingin menyenangkan orang tuanya. Jika Ibu membandingkan mereka satu sama lain, hal ini akan meningkatkan kecemasan, bikin anak lebih mudah stres serta menurunkan harga diri mereka. Terutama saat mereka mulai percaya bahwa, saudaranya lebih baik daripada dirinya.
Daripada membandingkan anak, pastikan Ibu ataupun Ayah secara konsisten menunjukkan sisi positif setiap anak.
4. Hindari bersikap mengistimewakan anak favorit
Meski mungkin anak favorit Ibu tergolong anak yang memiliki kebutuhan khusus, namun bersikap mengistimewakan anak tersebut justru bisa membuat saudara-saudaranya yang lain jadi iri.
Jika mereka terus-menerus merasa tidak diperbolehkan menonton acara televisi tertentu, karena membuat saudaranya takut atau tidak bisa makan makanan tertentu karena saudaranya punya alergi, maka bukan tidak mungkin si kecil bisa saja merasa kesal.
5. Perlahan tapi pasti, cobalah untuk selalu bersikap adil
Salah satu cara termudah untuk memastikan tidak ada sikap pilih kasih adalah memastikan Ibu atau Ayah selalu membuat segala sesuatunya adil. Dengan kata lain, istilahnya pada hari libur, pastikan setiap anak memiliki jumlah hadiah yang sama untuk dibuka.
Semua bisa dibagi secara adil dan merata, tanpa pandang anak favorit orang tua. Karena, tanpa disadari ketika orang tua punya anak favorit, mereka tidak menyadari bahwa mereka telah berlaku tidak adil pada anak lainnya.
Yuk, pelan-pelan ubah kecenderungan Ibu atau Ayah memiliki anak favorit, agar anak tumbuh secara adil dan bahagia serta terhindar dari trauma masa kecil ketika dewasa.