Cara Budidaya Tanaman Cabe di Rumah, Dijamin Panen!
Budidaya tanaman cabe sendiri di rumah ternyata bisa jadi tips jitu untuk menghemat uang belanja lho, Bu. Ya, cabe memang termasuk salah satu jenis buah yang harganya cenderung tinggi di pasar. Tingginya harga cabe sebetulnya bukan hal yang mengherankan, mengingat orang Indonesia sangat akrab dengan kuliner-kuliner pedas. Bahkan konon makan dirasa belum lengkap kalau tidak ada sambalnya.
Cabe digemari bukan cuma karena rasa pedasnya, tapi juga nutrisinya yang sangat tinggi. Sayuran dengan nama ilmiah Capsicum frutescens ini kaya akan vitamin A, B, C, E, potasium, kalsium, fosfor, antioksidan, serta protein. Kandungan vitamin C pada cabe bahkan lebih tinggi dibandingkan yang ada dalam buah jeruk, lho.
Nah, keluarga Ibu juga termasuk penyuka pedas? Yuk, mulai coba budidaya tanaman cabe sendiri. Butuh waktu sekitar 3 bulan sampai cabe benar-benar bisa dipanen. Caranya nggak susah kok. Selain hasilnya bisa dipanen untuk dimasak, tanaman cabe juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan di halaman rumah, lho.
Oh ya, sebelumnya ketahui dulu jenis-jenis cabe yang dijual di pasar berikut:
- Cabe rawit;
- Cabe keriting;
- Cabe besar;
- Cabe gendot;
- Cabe paprika; dll.
Cara Menanam Cabe dalam Pot atau Polybag
Apa pun jenis cabenya, cara penanaman dan perawatannya kurang lebih sama saja, kok. Perbedaan mungkin hanya terletak pada usia panen jika Ibu ingin mendapat cabe varian tertentu. Misalnya Ibu perlu waktu sedikit lebih lama untuk menunggu cabe rawit putih berubah warnanya menjadi cabe rawit merah yang rasanya lebih pedas.
“Saya ingin tanam cabe di rumah, tapi tidak punya lahan yang luas. Gimana ya solusinya?” Tidak perlu khawatir, Bu. Tanaman cabe ini mudah sekali dibudidayakan di media tanam apa pun, termasuk pot dan polybag. Nah, ini dia langkah mudah menanam cabe dari lovethegarden yang bisa Ibu ikuti.
Pilih Bibit Cabe Berkualitas
Untuk menghasilkan tanaman cabe yang sehat dan bagus, dibutuhkan bibit cabe yang berkualitas. Ibu bisa mendapatkan bibit/biji cabe dengan membelinya di toko tanaman. Siapkan biji cabe lalu rendam dalam air selama semalam.
Nah, dari proses perendaman itu kita bisa tahu mana biji yang berkualitas dan mana yang tidak. Biji yang berkualitas akan tetap mengendap di dasar wadah. Sedangkan biji yang kurang bagus akan mengapung di air.
Pilih hanya biji yang berkualitas bagus, lalu keringkan di bawah sinar matahari kurang lebih 2-3 hari.
Lakukan Penyemaian Benih
Masih ada proses kedua untuk menyeleksi benih tanaman cabe terbaik, yaitu lewat proses penyemaian. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Siapkan media tanam yang sudah dicampur dengan sekam dan pupuk kandang. Perbandingannya adalah 2:1:1;
Siapkan polybag kecil dan masukkan media tanam tersebut sampai memenuhi ¾ bagian;
Rendam biji yang sudah kering dijemur dalam air hangat selama 6 jam. Tujuannya agar pertumbuhan benih terangsang dengan baik;
Buat lubang sedalam 2 cm pada media tanam, lalu masukkan beberapa butir biji cabe yang sudah direndam. Tutup kembali dengan media tanah;
Tempatkan polybag di area yang minim sinar matahari. Pastikan juga benih tersebut tidak terkena hujan;
Siram benih yang sudah disemai secara teratur, tiap pagi dan sore hari. Ibu bisa menggunakan semprotan agar benih tidak kebanyakan air;
Tunggu kurang lebih 15-20 hari sampai benih tumbuh dengan baik dan siap dipindah ke media tanam yang lebih besar; dan
Untuk memilih tanaman cabe yang berkualitas bagus, pilih yang tunasnya kelihatan besar dan sehat ya.
Pindah Benih ke Media Tanam yang Lebih Besar
Benih yang tingginya sudah mencapai 10-15 cm artinya sudah bisa dipindah ke media tanam yang lebih luas. Ibu bisa menggunakan polybag, pot, maupun ember bekas yang berdiameter minimal 30 cm.
Isi pot atau polybag dengan media tanam yang komposisinya adalah tanah, pupuk kandang, dan sekam (perbandingan 3:2:1);
Buat lubang sedalam 10 cm. Lalu pindahkan benih yang sudah disemai ke dalamnya dengan hati-hati; dan
Tutup kembali dengan tanah dan lakukan penyiraman secara rutin.
Perawatan Tanaman Cabe
Sebetulnya tanaman cabe tidak terlalu membutuhkan perawatan yang intensif, kok. Namun, agar kualitas cabe yang dihasilkan tetap bagus dan warnanya cerah, yuk lakukan perawatan dengan cara-cara berikut:
Siram rutin setiap pagi dan sore, tapi jangan terlalu banyak menyiram agar tanah tidak becek dan tanaman cabe tak membusuk;
Pastikan tanaman mendapat cahaya matahari yang cukup. Ibu bisa memindahkannya ke area terbuka yang terpapar sinar matahari;
Khusus daerah yang cahaya mataharinya sangat terik, gunakan pelindung seperti plastik mulsa agar tanaman cabe tidak mati dan layu karena kepanasan;
Beri nutrisi tambahan minimal 7 hari setelah benih tanaman cabe dipindahkan ke pot. Jangan terlalu dini ya Bu karena hal ini bisa mengganggu pertumbuhan tanaman;
Gunakan pestisida organik bila perlu; dan
Cek daun secara berkala karena bagian ini selalu jadi favorit serangga dan ulat.
Cabe Siap Dipanen!
Siklus hidup tanaman cabe sejak pertama kali benih disemai sampai masa panen adalah sekitar 80-90 hari. Nah, Ibu bisa mulai memanen cabe jika warna cabe sudah berubah (merah atau hijau). Jangan lupa gunakan gunting atau pisau khusus saat memanen agar batang tanaman cabe tidak ikut rusak, ya.
Oh ya, perlu diingat. Makin pedas varian cabe yang Ibu inginkan, makin lama pula proses menunggu panennya. Pro tips:
Usahakan memanen cabe sesering mungkin agar tanaman terangsang untuk terus menghasilkan buah dan beratnya stabil; dan
Jika tanaman cabe mulai meninggi dan terkulai, gunakan turus atau kayu agar posturnya tetap tegak dan tidak jatuh.
Manfaat Cabe untuk Kesehatan
Cabe yang sehari-hari kita nikmati ternyata punya segudang manfaat buat kesehatan tubuh lho, Bu. Dikutip dari Healthline, ini dia beberapa kandungan nutrisi yang terdapat dalam cabe dan manfaatnya.
Vitamin C: Vitamin C dalam cabe merupakan antioksidan alami yang efektif membantu meningkatkan sistem imun, menangkal radikal bebas, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Vitamin B6: Berperan penting dalam proses metabolisme tubuh.
Vitamin K1: Disebut juga dengan filokuinon. Berperan penting dalam proses pembekuan darah, serta menjaga kesehatan tulang dan ginjal.
Potasium: Mineral penting ini berperan aktif mencegah terjadinya risiko penyakit jantung.
Capsaicin: Mineral penting yang memberikan efek pedas pada cabe. Capsaicin terbukti sangat bermanfaat untuk mendukung kesehatan tubuh keseluruhan.
Asam Ferulat: Termasuk golongan antioksidan yang terbukti baik untuk mencegah radikal bebas penyebab kanker.
Lutein: Membantu menjaga kesehatan mata.
Tubuh Makin Langsing Berkat Makan Cabe
Konon, salah satu tips efektif untuk mendapatkan tubuh yang langsing ideal adalah dengan sering-sering mengonsumsi makanan pedas, terutama cabe. Betulkah demikian?
Ternyata kabar tersebut bukan omong kosong belaka lho, Bu. Masih menurut sumber yang sama, sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat cabe dalam mengontrol berat badan lewat pembakaran lemak.Ini berkat kandungan capsaicin di dalamnya yang membantu mempercepat metabolisme tubuh dan melepaskan kalori.
Nah, agar manfaatnya lebih terasa, sandingkan cabe dengan makanan berat lain, misalnya ketika makan siang atau makan malam. Cara ini akan menambah rangsangan saluran pencernaan. Hasilnya, tubuh akan lebih cepat langsing.
Namun, satu hal yang disorot para peneliti di atas adalah bahwa cabe efektif untuk menurunkan berat badan jika dibarengi dengan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur, banyak minum air putih, serta menghindari makanan berlemak dan alkohol.
Hobi Makan Pedas? Awas, Bahaya Kesehatan Mengintai
Cabe dan segala olahannya memang sedap. Kadang-kadang bahkan bisa bikin kita lupa diri sampai tak terkontrol seberapa banyak yang sudah dimakan. Hati-hati, Bu. Di balik segala kenikmatannya, cabe ternyata juga menyimpan bahaya kesehatan jika dikonsumsi secara berlebih. Apa saja itu?
Muncul Sensasi Terbakar
Zat capsaicin yang ada dalam buah cabe bisa memicu sensasi terbakar pada beberapa bagian tubuh seperti hidung, dada, tenggorokan, dan bahkan kulit. Konsumsi capsaicin yang berlebihan akan memicu terjadinya efek terbakar (burning sensation), iritasi, dan pembengkakan.
Dalam jangka panjang, terlalu banyak capsaicin dalam tubuh akan menyebabkan neuron nyeri tertentu menjadi tak lagi sensitif terhadap rasa nyeri. Tubuh akan terasa kebas.
Sakit Perut
Yup, efek yang paling cepat dirasakan akibat makan terlalu banyak cabe adalah sakit perut dan diare, terutama jika kita punya sistem pencernaan yang sensitif. Sakit perut ini juga biasanya dibarengi dengan kram perut dan sensasi terbakar di usus dalam waktu lama. Pun ketika BAB akan timbul rasa panas pada area anus.
Nggak mau hal yang sama terjadi pada Ibu dan keluarga, kan? Yuk, mulai kurangi makan cabe.
Gastritis (Maag)
Terlalu banyak makan pedas akan memicu terjadinya gastritis atau maag. Ini diakibatkan oleh iritasi pada dinding lambung akibat makanan pedas. Selain rasa perih, gejala gastritis lain yang muncul akibat makan cabe terlalu banyak adalah mual, muntah, serta diare.
Sensitivitas Lidah Berkurang
Sama seperti ketika kita mengonsumsi sesuatu yang sangat panas, makan makanan pedas terlalu banyak juga akan membuat sensitivitas lidah berkurang. Ini diakibatkan oleh terganggunya reseptor tertentu pada lidah. Jika terjadi dalam jangka waktu lama, kondisi ini akan menurunkan kualitas hidup si penderita, lho.
Insomnia
Makan makanan pedas sebelum tidur akan menyebabkan insomnia. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Psychophysiology, cabe dan bahan makanan pedas lain akan mengaktifkan hormon kimia tertentu yang melukai perut dan menyebabkan seseorang sulit beristirahat.
Meningkatkan Risiko Kanker
Dilansir dari Healthline, sudah ada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa konsumsi cabe berlebihan akan meningkatkan risiko kanker, terutama kanker saluran empedu dan kanker lambung. Meski studi lanjutan masih diperlukan untuk membuktikan hal tersebut, tidak ada salahnya kan mulai mengurangi cabe demi kesehatan diri sendiri dan keluarga?
Nah, itu dia informasi lengkap seputar tanaman cabe, mulai dari cara menanam sampai manfaat dan bahayanya untuk kesehatan. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Ibu sekalian, ya!
Penulis: Kristal
Editor: Dwi Ratih