Cara Menghadapi Ancaman Risiko Kebakaran di Rumah
Tahukah Bunda? Di tahun 2008, hampir 61.000 anak dari seluruh dunia mati karena kebakaran. Sebanyak 87 persen kematian disebabkan oleh kebakaran di rumah yang menyebar dengan cepat dan menyisakan waktu sekitar 2 menit buat penghuni menyelamatkan diri saat api mulai berkobar.
Kebakaran di rumah jadi salah satu penyebab banyak orang tewas di rumah. Itulah kenapa, sangat penting untuk kita memiliki alat pemadam kebakaran, detektor asap, dan mengenali rute untuk menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran di rumah.
Mempersiapkan keluarga untuk menghadapi kebakaran di rumah
Anak harus tahu bagaimana merespon suara alarm asap. Ajarkan anak untuk merunduk dan keluar rumah ketika mendengarnya. Anak yang dilatih sebelumnya punya kemungkinan lebih besar untuk selamat.
Hubungi pemadam kebakaran untuk berkunjung ke perumahan buat memberikan pelatihan pencegahan kebakaran pada masyarakat.
Buat dua jalan keluar dari tiap ruang. Hal ini untuk menghindari perasaan panik jika jalan satu-satunya terlalu berbahaya untuk dilalui akibat kebakaran di rumah.
Buat rute yang sederhana dan efisien, tujuannya agar keluarga dapat keluar dari rumah secepat mungkin. Kebakaran kecil bisa berubah menjadi kobaran api yang tidak terkontrol dalam waktu kurang dari 30 detik lho.
Berlatih menghadapi kebakaran bersama keluarga dan pengasuh atau orang lainnya yang mengurus anak-anak sehari-hari. Berlatihlah keluar dari rumah dengan mata tertutup karena saat kebakaran terjadi, rumah kita akan penuh dengan asap pekat dan sangat gelap.
Bila Anda tinggal di rumah bertingkat, siapkan tangga portable yang bisa digunakan pada jendela. Beri tahu seluruh penghuni rumah tentnag lokasi penyimpanan tangga tersebut dan cara untuk menggunakannya.
Bila tinggal di apartemen, jangan gunakan lift saat sedang evakuasi karena lift akan mudah rusak dan macet saat sedang beroperasi.
Ajarkan anak untuk berbaring di lantai dekat dengan tempat tidur jika mereka terjebak di dalam kamar saat kebakaran di rumah terjadi.
Tentukan satu titik di luar rumah untuk menjadi tempat berkumpul saat terjadi kebakaran di rumah.
Mencegah Kebakaran di Rumah
Kebakaran di rumah jadi ancaman keamanan serius bagi kita semua. Sayangnya, seringkali orang berpikir kalau insiden kebakaran tidak bisa dihindari, padahal semua insiden itu bisa dicegah lho. Berikut ini beberapa hal paling umum yang menyebabkan kebakaran di rumah, serta langkah sederhana untuk mencegahnya.
Ancaman kebakaran di rumah akibat aktivitas memasak
Keamanan kebakaran di rumah paling sering terjadi di area dapur. Memasak, khususnya dengan kompor, biasanya jadi pemicu penyebab kebakaran di rumah. Banyak kebakaran terjadi karena lupa mematikan kompor atau karena teralihkan oleh hal lain.
Sebagai langkah pencegahan, selalu awasi kompor Anda. Pastikan kompor sedang tidak menyala saat kita harus meninggalkan area dapur untuk melakukan hal yang lain.
Ancaman kebakaran di rumah akibat rokok
Selain berbahaya bagi kesehatan, rokok jadi urutan ke-3 penyebab kebakaran di rumah. Kebakaran bisa terjadi saat perokok lupa mematikan puntung rokok yang masih menyala. Kondisi ini membuat puntung rokok bisa kontak dengan permukaan yang mudah terbakar, seperti bantal kursi.
Solusinya, buatlah aturan di rumah untuk merokok di luar rumah. Selain itu, ada baiknya jika rokok disiram air dulu sebelum dibuang untuk memastikan puntung rokok sudah benar-benar padam.
Ancaman kebakaran di rumah akibat kerusakan listrik
Kabel listrik yang rusak bisa jadi penyebab lain kebakaran di rumah. Kabel yang pecah bisa memercikkan api ke permukaan benda yang mudah terbakar dan membuat api berkobar.Solusinya, periksa kabel listrik secara rutin untuk memastikan bentuknya masih baik dan segera ganti kabel yang kondisinya sudah tidak layak.
Ancaman kebakaran di rumah akibat lilin
Selain sebagai alternatif cahaya saat mati lampu, lilin sering menyebabkan kebakaran di rumah. Solusinya, Anda bisa gunakan lampu darurat saat mati lampu. Daripada menggunakan lilin tradisional, coba beralih ke lampu darurat yang dioperasikan dengan baterai. Bila menggunakan lilin tradisional, pastikan selalu ada orang dewasa yang mengawasi ruangan ketika lilin dinyalakan. Api harus dimatikan bila orang dewasa sudah tidak ada di ruangan. Hentikan kebiasaan menyalakan lilin lalu meninggalkannya karena ini bisa menyebabkan bencana. Selain itu, lilin tidak boleh dinyalakan di kamar tidur.
Satu hal penting lagi Bun, jangan pernah biarkan anak bermain korek api. Anak yang bermain korek api menjadi penyebab 35.000 kebakaran tiap tahun di seluruh dunia. Ajarkan anak cara yang tepat menggunakan korek api dan bila tidak yakin anak mampu menyalakan korek api dengan aman, Anda harus menyalakannya untuk si kecil.
Melindungi keluarga saat terjadi kebakaran di rumah
Keamanan keluarga jadi hal yang paling penting, jadi jangan menyelamatkan barang apapun dan jangan buang waktu menghubungi pemadam kebakaran dari dalam rumah saat kebakaran di rumah terjadi. Hubungi pemadam kebakaran setelah Anda aman di luar rumah. Bila tidak membawa handphone, minta tetangga atau orang lain untuk menghubungi pemadam kebakaran.
Ingat, asap dan gas beracun jadi pemicu kematian yang berhubungan dengan kebakaran. Bila jalan keluar rumah dipenuhi asap, Anda harus merangkak. Asap akan naik, jadi udara akan terasa lebih bersih bila posisi kita berada dekat dengan lantai. Jika tidak bisa merangkak di bawah asap untuk keluar dengan aman, tutup pintu dan ventilasi udara di sekitar pintu dengan lap atau isolasi untuk menghindari asap.
Saat mau keluar ruangan, sentuh dulu gagang pintu dengan perlahan agar kita bisa tahu apakah suhunya panas atau tidak. Jika gagang pitu terasa panas, gunakan jalan alternatif. Jika berada di lantai dasar, kita bisa keluar lewat jendela. Sedangkan jika kita berada di apartemen dengan lantai tinggi, kita bisa menyelamatkan diri dengan naik ke atas atap dan menunggu hingga bantuan datang.
Bila tidak bisa keluar rumah, hubungi pemadam kebakaran segera. Beritahukan posisi Anda di dalam rumah dan beri tanda minta pertolongan di jendela.
Jika rambut atau pakaian kita terbakar, segera berhenti melakukan apapun, jatuhkan diri, dan bergulinglah. Ajarkan pada anak untuk melakukan hal yang sama. Bila pakaian anak terbakar, bungkus tubuhnya dengan selimut untuk memadamkan api.
Idealnya, semua rumah harus memiliki setidaknya satu alarm asap pada tiap lantai, dan lebih baik lagi bila ada alarm asap pada tiap kamar tidur. Alarm asap harus diganti secara rutin setiap 10 tahun sekali.
(Ismawati)