Cegah Kejahatan! Jaga 8 Privasi Keluarga Ini Dari Medsosmu
Menahan diri untuk tidak posting semua hal detail di media sosial akan melindungi privasi keluarga, lho! Sebab ada batasan-batasan tertentu yang membuat kita sebaiknya menjaga privasi keluarga tersebut.
Tujuannya tak lain demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk penculikan anak, perampokan harta benda atau penguntitan. Apalagi kejadian seperti ini semakin marak terjadi belakangan ini.
Jelas hal tersebut bikin orang tua jadi khawatir. Salah satu hal yang bisa mencegah tindak kejahatan adalah dengan menjaga privasi keluarga.
Tapi, apa saja sih yang termasuk dalam privasi keluarga yang perlu dijaga? Yuk, simak dalam ulasan berikut ini.
Privasi keluarga yang sebaiknya tidak diumbar di media sosial
1. Detail data diri
Data administrasi kependudukan menjadi hal yang sensitif dan sebaiknya menjadi privasi keluarga yang perlu dijaga dengan baik. Mengingat, data ini berisikan detail tentang diri kita, termasuk lokasi tempat tinggal, pekerjaan hingga golongan darah.
Di era digital ini, nomor identitas bahkan riskan digunakan oleh oknum-oknum tertentu yang memalsukan data. Tentu saja dengan tujuan yang tidak baik seperti pencurian, pembuatan identitas palsu, bahkan pengajuan pinjaman online tanpa kita ketahui ke mana uang dicairkan
Hindari mengunggah KTP, SIM, Kartu Identitas Anak, Paspor bahkan Kartu Keluarga. Dokumen pribadi seperti ijazah berbagai tingkat pendidikan, Akta Kelahiran atau dokumen penting lainnya juga sebaiknya tidak diunggah, ya Bu!
2. Detail data diri anak
Melansir dari Parenting, menjaga privasi keluarga seperti detail data diri, nama lengkap, alamat rumah, nama dan alamat sekolah pantang untuk dibagikan dalam laman media sosial. Bukan tanpa sebab, foto anak yang mungkin terlihat wajar bisa menjadi sasaran predator anak.
Apalagi foto atau video yang berisikan data lengkap anak atau menunjukkan aktivitas anak terlalu intens. Tidak baik juga bila orang tua mengunggah kartu identitas anak, tabungan anak, atau dokumen bepergian seperti paspor atau tiket.
Nama teman sekolah yang biasa bermain dengan anak juga sebaiknya tidak dibagikan demi menjaga privasi keluarga. Selain ini harus disetujui orang tua teman anak, membagikan nama teman juga berpotensi mengundang predator untuk mencari dan menelusuri lebih banyak korban.
3. Foto anak tanpa atau minim pakaian
Masih tentang keamanan anak, mengunggah foto atau video anak yang sedang berpakaian minim atau bahkan tanpa pakaian juga sebaiknya tidak dilakukan. Mengingat jaringan besar predator tak hanya bergerilya langsung. Mereka juga bergerilya secara online.
Sebuah berita di tahun 2017 oleh BBC mengungkapkan bagaimana komunitas predator mencari mangsa dan apa saja yang predator-predator ini lakukan di media sosial. Pelaku-pelaku ini mencari foto-foto dan video anak-anak yang tersebar luas di internet, dari orang tua yang mengunggah keseharian anak mereka, termasuk momen saat mandi, buang air besar, bermain atau tidur dengan hanya memakai kaus dalam dan celana dalam.
Foto dan video tidak diposting langsung, tapi ditautkan terlebih dahulu dan anggota komunitas perlu mengunduh file tersebut. Bahasan yang didiskusikan dalam komunitas online tersebut juga mengerikan, mulai dari bagaimana cara agar anak mau diajak berhubungan seks, agar anak tidak mengadu, serta bahasan-bahasan tidak senonoh lainnya.
Sebesar inilah risiko bila privasi keluarga menyangkut anak ini tidak dijaga dengan baik. Selain itu, tubuh anak adalah hak anak, sebesar apapun anak tersebut.
Sehingga mengunggah foto atau video anak perlu menghargai dan tidak mempermalukan anak. Termasuk di antaranya mengumbar bagian tubuh anak, mengunggah foto yang memalukan dari anak atau ketika anak sedang tantrum. Sebab, sedikit banyak hal ini sangat penting demi menjaga privasi keluarga.
4. Dokumen keuangan
Privasi keluarga lainnya yang perlu dijaga adalah dokumen keuangan. Apa saja yang termasuk dalam dokumen keuangan ini? Nomor rekening, buku tabungan bank, serta kartu debit dan kartu kredit.
Nah, dokumen-dokumen keuangan ini berisiko tinggi untuk dibajak orang-orang tertentu dalam hal penipuan dan pemindahan dana. Tak jarang, kartu kredit yang lama tidak terpakai pun bisa bocor pada oknum tidak bertanggung jawab tersebut.
Sehingga bisa jadi, berangkat dari dokumen keuangan yang merupakan privasi keluarga, malah berpotensi disalahgunakan, seperti pembayaran pada marketplace untuk barang yang tidak dibeli sendiri.
5. Dokumen bepergian
Terlihat keren bisa bepergian ke manapun baik untuk tujuan liburan atau pekerjaan. Nggak jarang tangan gatal ingin posting tiket atau boarding pass sebelum masuk ke transportasi yang digunakan.
Sayangnya ini bukan hal bijak untuk dilakukan, karena termasuk dalam privasi keluarga yang sebaiknya tidak dibagikan dalam unggahan media sosial. Melansir dari Independent UK tim keamanan jejaring sosial menegaskan bahwa, tiket bepergian memiliki barcode yang berisikan data diri secara lengkap.
Data diri ini mudah diakses bahkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, alih-alih menjaga privasi keluarga, hal ini malah bisa mereka gunakan untuk mengubah nomor penerbangan, dan mengambil data pemilik. Lebih berbahayanya lagi bisa digunakan untuk mencari lokasi tujuan pemilik data dan mengincar keamanan orang tersebut.
6. Masalah keluarga
Masalah keluarga juga masuk dalam privasi keluarga yang sangat tidak dianjurkan diunggah dalam media sosial. Masalah keluarga ini contohnya masalah dengan orang tua, mertua, bahkan pasangan kita.
Masalah keluarga termasuk hal sensitif, di mana ini mungkin akan membuat orang lain tidak nyaman, atau bila memiliki niat jahat justru akan menggunakan hal ini untuk semakin merusak hubungan seseorang dengan keluarganya.
Selain itu, mengunggah masalah keluarga hanya akan mengumbar aib diri. Berada dalam posisi seperti ini tentu tidak menyenangkan, ya.
7. Hal sensitif dalam keluarga
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan seseorang dalam hal privasi keluarga, yaitu hal sensitif dalam keluarga. Hal sensitif ini meliputi seks dan keuangan.
Saat ini ada banyak sekali seseorang yang dengan mudahnya mengumbar kehidupan seksnya dengan detail, seperti kebiasaan, durasi seks, gaya apa yang digunakan, bahkan foto-foto setelah hubungan seksual. Padahal hal ini justru dapat mengundang hal negatif.
Contohnya seperti menjadi bahan konten seksual orang lain, berpotensi menjadi korban pelecehan seksual online atau offline, serta memicu perselingkuhan (orang lain berhasrat ingin memiliki pasangan seperti dalam postingan). Selain seks, keuangan juga menjadi hal sensitif.
Besaran gaji, jumlah investasi, nilai tabungan, atau nilai pendapatan hasil penjualan juga sebaiknya tidak diunggah ke media sosial. Ini termasuk informasi privasi yang seharusnya dijaga, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan prasangka buruk dari orang lain.
8. Bagian depan rumah, rute menuju ke rumah atau pin lokasi rumah
Bijak menggunakan media sosial termasuk juga mewaspadai postingan tentang bentuk bagian depan rumah, rute menuju rumah dan pin lokasi rumah, menjadi hal yang penting jadi bagian menjaga privasi keluarga. Karena ini dapat membuat orang yang berniat jahat dalam menguntit, berencana merampok atau membahayakan nyawa tahu dengan detil ke mana harus mengikuti korbannya.
Apalagi jika di rumah ada anak-anak yang menjadi incaran penculik atau predator anak. Inilah sebabnya, mengunggah tentang alamat dan detail rumah sebaiknya tidak dilakukan.
Menjaga privasi keluarga dapat mengamankan seluruh anggota keluarga dan harta benda. Bijaklah dalam bermain media sosial dan gunakan untuk kepentingan yang positif.
Editor: Aprilia