Ibupedia

Cek Faktanya! Pro-Kontra Medis Tentang Berhubungan Intim Saat Haid

Cek Faktanya! Pro-Kontra Medis Tentang Berhubungan Intim Saat Haid
Cek Faktanya! Pro-Kontra Medis Tentang Berhubungan Intim Saat Haid

Viral cuitan Andrea Gunawan dalam akun Twitter-nya tentang kenyamanan berhubungan intim saat haid. Tentu hal ini menjadi bahan pembicaraan dan diskusi besar bagi masyarakat Indonesia, terutama yang mayoritas menganut agama Islam.

Bukan tanpa sebab, di dalam ajaran agama Islam, berhubungan intim saat haid merupakan salah satu dari dua larangan berhubungan intim dengan istri atau suami. Andrea pun sempat mendapat banyak kecaman, bahkan juga komentar pedas dari netizen yang membaca cuitannya.

Namun, jika dilihat dari kacamata medis, bagaimana sebenarnya aktivitas berhubungan intim saat haid? Benarkah berhubungan intim saat haid justru memberikan manfaat bagi tubuh?

Berhubungan intim saat haid apakah boleh?

Faktanya, di negara seperti Amerika, berhubungan intim saat haid menjadi hal yang lumrah dilakukan. Bahkan, hal ini juga didukung dengan adanya manfaat kesehatan dibaliknya.

Meski begitu, masih ada juga faktor risiko yang mengintai dibalik aktivitas ini. Pro dan kontra masih terjadi bahkan di negara yang melazimkan berhubungan intim saat haid.

1. Sisi kontra berhubungan intim saat haid


Medical News Today menyebutkan adanya faktor risiko berupa infeksi menular seksual, yang terjadi apabila berhubungan intim saat haid tanpa menggunakan pengaman. Kontak seksual saat tidak haid saja, sebenarnya membawa risiko penyakit menular seksual bila berganti-ganti pasangan dan tidak menjaga kebersihan.

Apalagi pada kondisi sedang haid, di mana vagina sedang mengalami perubahan kondisi dan darah sedang mengalir di organ ini. Aktivitas seks oral, anal, dan kontak kelamin berisiko terjangkiti penyakit ini.

Bakteri dan virus yang terbawa dalam darah berpotensi menular melalui hubungan intim saat haid, seperti HIV. Selain HIV penyakit menular seksual yang muncul akibat berhubungan intim saat haid ini adalah:

  • Klamidia
  • Kutil kelamin
  • Gonorea
  • Hepatitis B
  • Herpes
  • HPV, penyebab kanker serviks
  • Kudis
  • Kutu kemaluan
  • Sifilis
  • Trikomoniasis, infeksi pada vagina, saluran kencing, dan saluran pencernaan
  • Molluscum contagiosum, penyakit karena virus yang berbentuk seperti bisul bernanah, kemerahan tapi tidak terasa sakit.

Pada kasus Andrea Gunawan, dirinya menunjukkan penggunaan alat kontrasepsi berupa kondom wanita dalam proses berhubungan intim saat haid. Hal ini menurutnya, semata-mata untuk memberikan kenyamanan saat berhubungan dan di-klaim dapat mencegah kontak antara penis dengan darah haid.

Sayangnya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, meski penggunaan kondom dapat mengurangi penularan penyakit seksual, beberapa jenis penyakit tidak bisa dicegah dengan penggunaan kondom, utamanya jika ada perlukaan di alat kelamin.

Selain penyakit menular seksual, berhubungan intim saat haid juga berisiko mengakibatkan infeksi jamur. Berdasarkan penjelasan dalam Everyday Health, pH vagina berada pada angka 3.8-4.5 dan akan meningkat selama masa menstruasi.

Peningkatan inilah yang akan memperbesar risiko berkembangnya jamur. Ketika jamur berkembang di vagina, ditambah dengan kondisi perdarahan, penis-pun akan terkena dampaknya.

Ujung penis dan lubang saluran dapat mengalami peradangan karena infeksi ini. Sehingga, tidak hanya wanita, pria pun akhirnya terkena dampak berhubungan intim saat haid.

Tak berhenti di situ, berhubungan intim saat haid juga meningkatkan risiko infeksi saluran kencing pada wanita dan pria, serta endometriosis bagi wanita di kemudian hari. Adanya perubahan hormon selama haid juga memperbesar risiko infeksi di area vagina, rahim, saluran kencing bahkan hingga saluran pencernaan.

2. Sisi pro berhubungan intim saat haid


Mereka yang menyetujui aktivitas berhubungan intim saat haid, biasanya menggunakan alasan medis. Sehingga menganggap bahwa, aktivitas hubungan intim saat haid ini karena terbukti memberikan beberapa manfaat bagi tubuh wanita. Manfaat tersebut di antaranya:

  • Meredakan kram haid. Aktivitas seks hingga mencapai orgasme membuat otot tubuh rileks. Rasa nyaman dan rileks inilah yang kemudian memengaruhi area otot rahim, sehingga kram mereda dan tubuh merasa lebih nyaman.
  • Haid lebih pendek. Berhubungan intim saat haid juga diyakini membuat haid menjadi lebih pendek. Ini disebabkan karena kontraksi otot rahim selama aktivitas hubungan intim, dapat membantu membantu menekan darah di dalam untuk keluar lebih cepat. Inilah yang kemudian membuat periode haid lebih pendek.
  • Hubungan intim lebih nyaman dengan lubrikasi alami. Aktivitas hubungan intim lebih nyaman bila vagina telah mengeluarkan cairan pelumas alaminya. Namun, seringkali untuk memancing pelumas ini keluar dibutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga tak jarang pasangan yang berhubungan intim menggunakan pelumas dari luar. Saat haid, darah berfungsi sebagai pelumas alami yang menggantikan cairan pelumas seks.
  • Mengurangi migrain. Momen menstruasi tidak hanya menyebabkan kram perut, tapi juga migrain atau sakit kepala sebelah. Berhubungan intim saat haid, bantu melepas hormon endorfin dan membuat area yang migrain terobati dan kualitas tidur meningkat.

Bila melihat dari sisi pro dan kontra ini, berhubungan intim saat haid masih besar risikonya bagi kesehatan untuk wanita maupun pria yang berkontak. Ini juga didukung dengan penguat dari fakta medis, tentang manfaat berhubungan intim saat haid masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Penggunaan kondom pun tidak sepenuhnya melindungi dari penyakit menular seksual yang semakin besar risikonya, ketika berhubungan intim saat haid. Jadi, berhubungan intim saat haid apa boleh?

Pilihan tetap kembali pada kamu yang melakukan aktivitas ini. Pertimbangkan kembali faktor risiko yang mungkin terjadi, dan tentukan apa yang paling baik untuk diri dan kesehatanmu sendiri.

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram