Ibupedia

Codependent Parents, Pola Asuh Orang Tua Yang Hambat Kemampuan Anak

Codependent Parents, Pola Asuh Orang Tua Yang Hambat Kemampuan Anak
Codependent Parents, Pola Asuh Orang Tua Yang Hambat Kemampuan Anak

Melindungi anak dari berbagai macam potensi berbahaya di luar rumah, adalah naluri alami yang dilakukan oleh orang tua. Tapi, tanpa sadar terkadang hal ini bisa berubah jadi over protektif.

Sikap ini juga seringkali dikaitkan dengan pola asuh orang tua codependent parents. Hal ini sedikit banyak akan membuat orang tua jadi bersikap di luar batas, sehingga terlalu nempel dengan anak.

Meskipun hal ini dilakukan hanya semata-mata untuk melindungi si kecil, nyatanya pola asuh orang tua codependent parents bisa menghambat perkembangan si kecil, lho! Pola asuh orang tua model ini bahkan bisa bikin anak jadi terlalu menempel pada orang tua dan nantinya jadi sangat bergantung dengan orang lain.

Jelas hal ini nggak baik untuk perkembangannya ya Bu! Bukan tidak mungkin hal ini jadi bisa memberikan efek domino, di mana nantinya anak akan menerapkan pola asuh yang sama kepada anak-anaknya kelak.

Untuk itu, yuk ketahui apa itu pola asuh orang tua codependent parents dan apa saja tandanya, dalam ulasan berikut!

Mengenal pola asuh orang tua codependent parents


Jika melansir Fatherly codependent parents adalah sebuah bagian dari kondisi emosional dan perilaku yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memiliki hubungan yang sehat dan saling memuaskan. Mereka yang menerapkan pola asuh orang tua model ini cenderung memiliki self-esteem yang rendah.

Sehingga mereka cenderung mencari sesuatu yang dianggap membuat nyaman, dengan tujuan untuk membantu mereka merasa lebih baik. Sayangnya, pola asuh orang tua codependent parents ini punya dampak negatif bagi anak.

Bahkan bisa merusak hubungan orang tua dan anak, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di kemudian hari. Untuk itu, sebagai orang tua, wajib mengetahui tanda apakah kamu termasuk golongan codependent parents atau tidak.

Sebab, pola asuh orang tua model ini kebanyakan jarang disadari oleh orang tua. Kebanyakan dari mereka cenderung bersikap over protektif dengan dalih hanya ingin melindungi anak.

Tanda pola asuh orang tua codependent parents


Secara keseluruhan, menurut jurnal berjudul The Concept, The Symptoms and The Etiological Factors of Codependency tahun 2014, sebenarnya pola asuh orang tua codependent parents ini nggak mudah dikenali.

Semua harus dilihat secara detail dari berbagai elemen, mulai dari biologis, psikologis, dan sosial yang dicurigai berkontribusi pada pola asuh orang tua ini. Namun, melansir Healthline orang tua tetap perlu mengetahui tanda codependent parents agar bisa segera menghindarinya berikut ini:

1. Terlalu menempel dengan anak

Alih-alih melindungi anak, malah jadinya bikin Ibu terlihat terlalu menempel dengan si kecil. Hal ini juga bisa jadi tanda pola asuh orang tua codependent parents yang sangat khas.

Pola asuh model ini dapat membuat anak maupun orang tua merasa saling ketergantungan. Tak jarang, hal ini dijadikan kesempatan orang tua untuk mencoba mengendalikan kehidupan anak. Hal ini dapat muncul dengan cara yang berbeda meliputi:

  • Terlibat jauh dengan masalah anak, menganggap bahwa rasa sakit anak adalah rasa sakit orang tua, tidak membiarkan anak menyelesaikan masalah sendiri dan lain sebagainya
  • Melakukan hal yang tidak tepat dengan usianya. Misalnya, masih mendikte dan memilih baju yang digunakan anak setiap hari. Padahal usianya sudah menginjak 8 tahun
  • Merasa bahwa perubahan suasana hati anak adalah tanggung jawab orang tua.

2. Gemar memanipulasi emosi anak

Disadari atau tidak hal ini sengaja dilakukan oleh orang tua, sebagai bagian dari strategi psikologis untuk membuat anak melakukan apa yang mereka inginkan. Biasanya akan meliputi berbagai sikap seperti:

  • Muncul perilaku pasif-agresif. Ini bisa saja terjadi ketika saat orang tua secara tidak langsung bersikap agresif terhadap anak mereka
  • Proteksi. Ini terjadi ketika orang tua tidak dapat menangani perasaan mereka atau percaya bahwa perasaan itu tidak dapat diterima. Akibat tidak bisa mengatasi perasaan, orang tua jadi memproyeksikannya ke anak mereka. Dengan cara ini, orang tua terhindar dari perasaan bersalah, malu, atau menyesal
  • Membangkitkan rasa bersalah. Ini terjadi ketika orang tua mencoba membuat anak mereka merasa bersalah. Tujuannya untuk menekan mereka agar tidak berperilaku di luar keinginan orang tua.

3. Standby 24 jam hanya untuk anak

Terkadang hal ini membuat orang tua saling mengabaikan pasangannya. Dalam pikirannya hanya ingin standby dan siap sedia di dekat anak kapanpun ia membutuhkan.

Ibu bahkan tidak segan membatalkan berbagai macam pertemuan penting, demi bisa selalu ada di dekat anak selama 24 jam. Kamu termasuk yang melakukan sikap seperti ini, nggak?

4. Tidak pernah merasa bersalah

Pola asuh orang tua codependent parents sering kali tidak mau menerima bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Mereka bahkan sering menunjukkan power sebagai orang tua ke anak, agar anak paham bahwa orang tua akan selalu benar.

5. Sakit hati anak adalah sakit hati orang tua

Orang tua yang memiliki pola asuh codependent parents cenderung merasa bahwa ketika anak sakit atau punya masalah dengan orang lain, hal ini juga berarti adalah tanggung jawab orang tua. Hal ini terkadang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan rasa simpati anak.

6. Kesulitan menegakkan batasan

Pola asuh orang tua model ini dapat membuat kita terkadang mengalami kesulitan untuk mendisiplinkan anak-anak mereka. Mereka cenderung memilih untuk membiarkan mereka melanggar batasan yang telah dibuat. Dalam kasus ini, orang tua lebih memilih untuk menahan rasa marah daripada mengambil risiko memaksakan batasan dan membuat anak jadi marah.

7. Punya self-esteem yang rendah

Codependent parents kerap memiliki harga diri atau self-esteem yang rendah. Tak jarang harga diri mereka bergantung pada anak mereka. Artinya jika anak mereka bahagia, mereka pun akan bahagia, begitupun sebaliknya.

8. Merasa terancam dengan kritikan orang

Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang bertujuan untuk melindungi diri dari pikiran, perasaan, dan informasi yang menyakitkan atau mengancam. Jika hubungan orang tua dengan anak berada di jalur yang benar, kemungkinan besar kamu tidak akan merasa terancam dengan sebuah kritikan.

Lalu, bagaimana cara mengatasi pola asuh orang tua model ini?


Kita tahu bahwa pola asuh orang tua codependent parents nggak baik bagi anak maupun orang tuanya. Untuk itu, melansir Parenting for Brain berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya:

  • Pahami perbedaan narsistik, codependent, manipulasi ataupun terlalu banyak mengontrol anak. Dengan mempelajari perbedaan ini, kamu akan tahu apakah kamu termasuk golongan codependent parents atau tidak
  • Terima kondisi dan masalah yang sedang dihadapi tanpa ikut campur terlalu dalam
  • Terima peranmu sebagai orang tua. Pahami di mana tanggung jawab kamu nantinya akan berakhir dan kapan perlu menerapkan batasan. Biarkan anak belajar bertanggung jawab atas masalahnya sendiri
  • Terima diri sendiri. Orang tua harus menjadi individu yang mandiri secara emosional dengan belajar menerima diri sendiri yang sebenarnya. Meski terkadang sesuatu yang kita inginkan sangat berbeda dengan keinginan si kecil
  • Pelihara hubungan yang sehat dengan pasangan atau sahabat untuk mengalihkan pikiran dari mengurus kehidupan pribadi anak
  • Cari bantuan. Kalau tidak bisa melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, nggak ada salahnya mencari bantuan profesional kok, Bu. Agar Ibu bisa ‘sembuh’ dari pola asuh yang kurang baik ini, dan si kecil bisa tumbuh mandiri tanpa perlu selalu dapat proteksi dari orang tua.
Follow Ibupedia Instagram