Dikaitkan Dengan Pola Asuh Orang Tua, Ini Penyebab Anak Temperamental
Saat sedang asyik berkunjung ke toko mainan, tiba-tiba ada seorang anak yang marah dan temperamen akibat permintaannya tidak dituruti oleh orang tuanya. Nggak hanya itu, anak tersebut bahkan tak segan memukul orang tuanya, sehingga menarik perhatian pengunjung.
Kejadian seperti ini memang bukanlah hal yang asing dan seringkali kita lihat ya Bu. Konon katanya, penyebab anak temperamental juga sedikit banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Terutama bagi orang tua yang sejak kecil di didik terlalu keras.
Kurangnya pendekatan emosional antara orang tua dan anak juga sangat memengaruhi dan menjadi salah satu penyebab anak temperamental lho! Akibatnya jika sifat anak temperamen tidak diatasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi mental anak ketika dewasa.
Untuk itu, yuk kenali terlebih dahulu apa saja sih yang jadi penyebab anak temperamental? Kemudian bagaimana cara mengatasi hal tersebut untuk mengurangi kemungkinan anak temperamen kembali? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ya Bu!
Apa itu temperamental?
Temperamental merupakan bagian dari regulasi emosi tiap manusia. Namun dalam hal ini temperamental seringkali dikaitkan dengan sikap pemarah yang dilakukam oleh anak-anak.
Melansir Raising Children temperamental adalah sebuah cara bagi anak-anak untuk merespons dunia dan lingkungan di sekitarnya. Anak temperamen dibagi dalam tiga jenis di antaranya sebagai berikut:
- Reaktivitas: kondisi ini menunjukkan seberapa kuat anak-anak bereaksi terhadap suatu hal, seperti peristiwa menarik atau bahkan ketika keinginan mereka tidak terpenuhi. Anak-anak yang reaktif cenderung merasakan emosi dengan kuat.
- Self regulation atau pengaturan diri: kondisi ini menunjukkan seberapa besar anak-anak dapat mengontrol perilaku mereka, termasuk cara mereka menunjukkan perasaan mereka. Ini juga tentang seberapa banyak anak dapat mengontrol perhatian mereka dan seberapa gigih mereka dalam mempertahankan hal tersebut.
- Sociability: kondisi ketika anak merasa nyaman ketika bertemu orang baru atau mendapat pengalaman baru. Emosinya menjadi lebih stabil dan bersemangat dengan suatu hal tertentu yang dianggap menyenangkan. Biasanya anak-anak dengan jenis temperamental yang satu ini cenderung lebih bisa mengontrol emosi dan mengubah emosinya menjadi hal yang positif.
Nggak perlu khawatir ya Bu, tiap anak memang sudah natural dilahirkan dengan membawa temperamental mereka sendiri. Biasanya temperamen anak ini sudah mulai terlihat sejak ia masih bayi. Sehingga orang tua bisa tahu bagaimana cara mengontrol temperamen anak menjadi lebih positif.
Apa saja penyebab anak temperamental?
Emosi, amarah, kekecewaan, senang dan sedih merupakan bagian dari sikap temperamental seorang anak. Namun, sikap anak temperamen tentu tidak datang secara tiba-tiba tanpa adanya penyebab ya Bu.
Melansir Healthy Children berikut adalah beberapa kemungkinan dan penyebab anak temperamental yang perlu orang tua ketahui:
1. Temperamental akibat perubahan aktivitas
Aktivitas fisik, gerakan, kegelisahan atau perilaku gelisah yang ditunjukkan seorang anak dalam kegiatan sehari-hari sangat memengaruhi emosi dan temperamentalnya. Terutama jika anak kurang waktu istirahat dan jam tidur.
Melansir Healthline, menurut Psikolog anak Lynelle Schneeberg, PsyD dari Yale School of Medicine, anak yang kurang tidur memiliki lebih banyak masalah perilaku, akademik, dan beragam masalah kesehatan lainnya. Hal ini dapat memengaruhi emosional mereka dan menjadi salah satu penyebab anak temperamental.
2. Adanya perubahan rutinitas dalam lingkungan
Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi tidak nyaman sehingga kehilangan nafsu makan, kurang istirahat dan menjadi tertutup. Ujung-ujungnya anak bisa stress dan sulit mengendalikan emosi.
3. Akibat adaptasi dengan perubahan rutinitas atau transisi
Misalnya ketika biasanya harus pergi ke sekolah dan bertemu dengan teman-teman, kini terpaksa harus sekolah online dari rumah. Tak semua anak bisa mudah beradaptasi dengan perubahan ini. Sehingga sedikit banyak hal tersebut juga bisa menjadi penyebab anak temperamental.
4. Ketika seorang anak dipaksa untuk lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di mana lingkungan tersebut membuat ia merasa tidak nyaman. Sehingga anak cenderung meluapkan emosi atau bahkan memendam emosi.
5. Intensitas yang berhubungan dengan tingkat energi yang digunakan anak untuk merespon situasi, baik positif maupun negatif.
6. Suasana hati atau tingkat kesenangan anak sangat berpengaruh dan menjadi salah satu penyebab anak temperamental yang paling umum.
7. Rentang perhatian juga menjadi salah satu penyebab anak temperamental yang cukup umum. Rentang perhatian ini berhubungan dengan kemampuan konsentrasi anak.
8. Akibat distraksi yang terdapat dari rangsangan lingkungan baik visual maupun pendengaran.
9. Ambang sensorik yang dapat memengaruhi jumlah stimulasi yang dibutuhkan anak untuk merespon. Beberapa anak merespon rangsangan sekecil apa pun, sementara anak yang lain membutuhkan jumlah yang lebih banyak dan cukup intens.
Anak temperamen dan kaitannya dengan pola asuh orang tua
Melansir Very Well Family temperamen seorang anak memang erat kaitannya dengan pola asuh orang tua. Terutama bagi orang tua yang cenderung menerapkan sikap disiplin yang ketat terhadap anak-anaknya.
Karena temperamen seorang anak juga berkaitan dengan temperamen orang tua, maka menjadi hal yang sangat penting dalam mengenal dan memahami temperamen diri sendiri terlebih dahulu. Alasan utama mengapa penting untuk memahami temperamen orang tua terlebih dahulu adalah, karena hal itu dapat membantu dalam mengatasi temperamen anak.
Kesesuaian antara temperamen orang tua dan anak dapat membantu mengenali di mana anak merasa kesulitan. Sehingga orang tua juga tahu cara yang tepat dalam melalukan pendekatan dan menanganinya.
Perlu diingat, temperamen bukanlah suatu hal yang tidak baik atau buruk. Ini hanyalah karakteristik yang dimiliki oleh tiap manusia sejak lahir. Orang tua juga tidak akan dapat mengubah temperamen anak, namun orang tua bisa membantu anak mengatasi kesulitan yang ia alami.
Editor: Atalya