Ibupedia

Geger Kasus Inses! Ini Penjelasan Seputar Hubungan Sedarah Yang Terlarang

Geger Kasus Inses! Ini Penjelasan Seputar Hubungan Sedarah Yang Terlarang
Geger Kasus Inses! Ini Penjelasan Seputar Hubungan Sedarah Yang Terlarang

Di akhir bulan Juni 2023, masyarakat Indonesia digemparkan dengan adanya kasus inses di Purwokerto Selatan, Banyumas. Seorang Ayah mencabuli putri kandungnya sejak 2013 hingga melahirkan 7 orang bayi, yang kemudian dikubur hidup-hidup.

Awal Juli 2023, muncul kasus inses lagi, yakni seorang Ibu di Sukabumi yang melakukan hubungan inses dengan dua anak remaja laki-lakinya. Hubungan ini terbongkar, setelah sang Ibu terbukti menganiaya dan membunuh putri angkatnya yang berusia 5 tahun.

Hubungan inses sendiri masuk dalam kategori pencabulan. Hubungan ini juga bertolak belakang dengan norma sosial dan agama. Lalu, bagaimana dampak hubungan inses bagi korban dan anak yang lahir dari hubungan ini?

Apa itu inses?


Inses adalah hubungan yang dilakukan oleh dua orang sedarah. Arti inses sendiri tidak hanya mencakup hubungan sedarah Ayah dan anak perempuan.

Hubungan sedarah ini bisa dilakukan oleh siapa saja anggota keluarga dekat, seperti:

  • Ibu dan anak laki-laki
  • Kakak laki-laki dan adik perempuan
  • Kakak perempuan dan adik laki-laki
  • Kakek dan cucu perempuan
  • Nenek dan cucu laki-laki

Inses sendiri termasuk dalam kekerasan seksual, meski pada beberapa kasus tertentu ini dilakukan dengan kesadaran dan kerelaan dari kedua belah pihak yang melakukan. Inses bukan hal lazim dan sudah jelas pelarangannya di seluruh dunia.

Dikutip dari Liputan 6, Kriminolog Haniva Hasna menjelaskan bagaimana inses mudah terjadi pada keluarga di Indonesia, karena adanya faktor rasa patuh. Di samping itu, pelaku seringkali tidak memiliki penyaluran seksual yang tepat dan melihat kesempatan yang terbuka lebar.

Lengkap juga dengan kepatuhan dari korban, karena rasa tidak berdaya dan tidak mampu menentang. Dalam norma masyarakat, saat kita menyuarakan perbedaan pendapat pada orang tua seringnya dianggap tidak sopan dan suka membantah.

Belum lagi hubungan seksual inses yang dilakukan orang tua terhadap anak, berkedok wujud kasih sayang. Tidak bisa diterima oleh akal sehat, tapi dianggap benar oleh pelaku.

Inses sendiri dikategorikan sebagai kelainan seksual dan bukan masalah gangguan kejiwaan.

Kondisi korban inses


Berdasarkan Counseling Today, korban inses dari hubungan Ayah-anak perempuan lebih berat terdampak daripada jenis inses lainnya. Mereka merasa sangat depresi, tersakiti secara psikologis dan merasa hanacur.

Meski begitu, semua korban inses akan merasakan hantaman psikologis yang kemudian membuat korban mengalami:

  • Kepercayaan diri yang rendah
  • Hilang kepercayaan pada orang lain
  • Kehilangan jati diri
  • Depresi
  • Ingin menyakiti diri sendiri
  • Merasa dikucilkan dari masyarakat
  • Takut memulai hubungan di masa depan
  • Melakukan tindak kekerasan seksual serupa, atau kekerasan seksual jenis lainnya.

Tingkatan depresi korban hubungan inses juga berbeda-beda tergantung dari beberapa hal di bawah ini:

  • Durasi pelecehan inses terjadi (dilakukan sejak kapan)
  • Frekuensi pelecehan (terjadi berapa kali)
  • Bentuk pemaksaan, kekerasan dan tekanan yang didapat sekeras apa
  • Pelaku adalah laki-laki dalam keluarga
  • Kedekatan dengan pelaku
  • Terjadi di awal masa kehidupan anak
  • Bagaimana korban menyalahkan dirinya
  • Bagaimana lingkungan menerima kondisi korban.

Inilah yang kemudian membuat korban hubungan inses semakin depresi. Selain merasa hidupnya hancur, hubungannya dengan orang di dalam keluarganya juga berjalan tidak seharusnya.

Dalam kasus inses dengan pelaku laki-laki dalam keluarga, ini cukup keras menghantam segi psikologis. Mengingat sosok laki-laki dalam keluarga diharapkan menjadi pelindung, namun berakhir menjadi pemangsa.

Bahaya medis anak yang lahir dari hubungan inses

Melansir dari CPTSD Foundation, hubungan inses yang menghasilkan kehamilan atau melahirkan bayi berbahaya bagi kesehatan anak tersebut. Hal inilah kira-kira yang akan dialami bayi-bayi dari hubungan inses:

1. Kelainan genetik


Seseorang lahir dengan genetik warisan dari kedua orang tuanya. Artinya gen Ayah dan Ibu ada di dalam tubuh anak.

Jika Ayah melakukan hubungan inses dengan anak perempuannya kemudian hamil, maka bayi mendapatkan 2 gen yang sama. Di mana hal ini akan berbahaya untuk kesehatan bayi.

Karena gen yang bertemu cenderung sama, variasi DNA dalam tubuh anak akan sedikit. Sedangkan untuk bisa memerangi beragam penyakit, variasi DNA harus banyak dan beragam.

Inilah kemudian yang membuat tubuh anak hasil hubungan inses, lebih rentan terkena penyakit berat dan mengalami cacat lahir. Penyakit-penyakit yang mungkin diderita anak dari hubungan inses:

  • Albinisme (meski tidak semua kasus albinisme karena inses)
  • Hemophilia (meski tidak semua kasus hemophilia karena inses)
  • Kejang tonik-klonik
  • Keterbelakangan mental
  • Kaki pengkor
  • Mikrosefalus
  • Habsburg jaw

2. Tingkat IQ yang rendah

Karena memengaruhi genetik, maka sudah tentu akan memengaruhi semua kerja tubuh, terutama pusat kordinasi tubuh, yaitu otak. Otak anak hasil perkawinan sedarah, terdampak memiliki tingkat intelektual rendah. Tak jarang mengakibatkan kelainan perkembangan.

3. Sistik fibrosis

Ini merupakan kelainan pada sel tubuh, di mana sel tubuh akan memproduksi lendir, keringat dan cairan pencernaan yang lebih dari batas normal. Semua cairan ini akan menebal dan memblokir saluran-saluran yang ada di tubuh. Bila sudah begini, tentu kerja tubuh akan terganggu.

4. Kelahiran prematur


Bayi-bayi dari kehamilan inses cenderung lahir prematur, dan memiliki berat badan rendah. Bayi masih mungkin selamat. Namun kebanyakan memiliki kelainan bentuk tubuh.

5. Berisiko mengalami bibir sumbing

Bibir sumbing merupakan kelainan berupa tidak menutupnya celah langit-langit mulut, ketika bayi sudah dilahirkan. Secara umum disebabkan karena kelainan genetik. Hubungan inses salah satunya.

6. Kelainan jantung

Jantung bayi hasil inses juga terdampak. Jantung cenderung tidak terbentuk sempurna saat kehamilan. Bila berhasil dilahirkan dan berumur panjang, anak dari hubungan inses cenderung memiliki kelainan jantung sepanjang hidupnya.

7. Kematian bayi


Bayi hasil hubungan inses lebih cenderung meninggal dalam kandungan atau sesaat setelah dilahirkan. Akibat kerja tubuh yang tidak normal dari akar mulanya, yaitu gen.

Bagaimanapun juga, hubungan inses tidak dibenarkan. Kesadaran akan pendidikan seksual sejak dini, membantu anak-anak tahu batasan seksualitas dan melindungi mereka dari predator.

Mengedukasi anak untuk menyadari sejauh mana orang tua boleh menyentuh tubuhnya, serta bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik (laki-laki memperlakukan perempuan), dapat memutus mata rantai kejahatan seksual dalam keluarga.

Editor: Aprilia