Harus Diperhatikan! Ini Cara Memilih Ayam Potong Yang Segar
Beberapa tahun yang lalu, sempat viral berita mengenai para pedagang di pasar yang berlaku curang dalam menjual dagangannya. Salah satunya adalah pedagang ayam potong.
Kalau tidak jeli memilih, bisa jadi kita mendapatkan ayam tiren, alias mati kemarin, lho! Memang, kalau dipikir-pikir membeli ayam untuk konsumsi, ya sudah pasti harus dipotong terlebih dahulu ayamnya ya, Bu.
Tapi, yang jadi masalah adalah proses pemotongannya yang sudah dilakukan berhari-hari, tanpa penyimpanan yang tepat. Sehingga bikin ayam jadi berbau busuk dan tidak layak konsumsi.
Bahkan ada juga ayam tidak layang potong atau ayam sakit, yang dibiarkan mati sendiri. Kemudian dijual di pasaran, dibalur dengan pengawet (formalin) agar terlihat masih segar.
Untuk menghindarinya, cara memilih ayam potong yang segar jadi hal yang wajib dilakukan. Terlebih, sebagai Ibu kita tentu selalu menginginkan yang terbaik buat dikonsumsi keluarga, bukan?
Simak, cara memilih ayam potong yang segar dalam ulasan berikut. Perhatikan baik-baik ya, Bu!
Tips memilih ayam potong yang segar
1. Lihat dari warna daging dan kulitnya
Ketika pertama kali membeli ayam potong di pasaran, hal utama yang kita perhatikan adalah warna dan bentuknya. Apalagi, bila di supermarket, kebanyakan ayam potong sudah dibalut dengan plastik cling wrap.
Sehingga menyulitkan kita untuk memegang teksturnya. Nah, paling gampang saat memilih ayam potong dalam kondisi tersebut adalah cukup melihat warna daging dan kulit luarnya saja.
Dikutip dari Wholey cara memilih ayam potong yang segar yang bisa kita lihat dari tampilannya adalah sebagai berikut:
- Warna daging terlihat segar, berwarna pink muda
- Tampilan kulit terlihat lembut, tidak kering, tidak berwarna kekuningan
- Jika ayam berwarna terlalu putih atau pucat, kemungkinan ayam tersebut sudah dipotong sehari sebelum dijual
- Bentuk daging tidak rusak dan masih utuh
- Jika dicium tidak mengeluarkan aroma busuk atau bau lainnya.
2. Memilih ayam potong frozen
Cara memilih ayam potong yang segar selanjutnya adalah, jika memilih ayam dalam bentuk frozen. Sama seperti memilih ayam lainnya, ayam frozen perlu juga untuk dipegang tekstur dagingnya.
Daging ayam harus terlihat kenyal. Perhatikan pula apabila ada banyak darah dalam kemasan. Ayam segar biasanya tidak mengeluarkan darah berlebihan, terutama jika ditekan.
Tapi biasanya, ada cairan berwarna pink muda yang keluar dari ayam, khususnya ayam frozen. Terutama jika ayam tersebut telah di deep frost atau dikeluarkan dari freezer selama beberapa jam.
Menurut U.S Departement of Agriculture (USDA) Ibu tak perlu khawatir, sebab cairan pink muda ini merupakan air yang terserap oleh ayam selama proses pendinginan. Biasanya, darah sudah dikeluarkan dari ayam selama penyembelihan dan hanya sedikit yang tersisa di jaringan otot.
Ayam potong berbentuk frozen yang masih mengeluarkan darah segar, menandakan bahwa ayam tersebut tidak layak dikonsumsi. Karena, proses penyembelihan dan pencuciannya tidak sempurna.
Selain itu, penting untuk memerhatikan kemasaan luar saat membeli ayam frozen. Jika kerak esnya menebal, artinya ayam sudah dibekukan dalam waktu yang lama. Otomatis kualitasnya sudah kurang baik.
3. Perhatikan kekenyalan daging
Nah, kalau tips memilih ayam potong segar yang satu ini sebaiknya jangan sampai dilewatkan ya, Bu. Membeli ayam potong sebaiknya wajib memerhatikan kekenyalan dagingnya.
Jika ditekan, daging ayam yang segar akan terasa kenyal dan kembali ke bentuk semula dengan cepat. Kalau tekstur ayam saat dipegang terasa keras, bisa menandakan bahwa ayam tersebut tidak berkualitas.
Bisa jadi, ayam tersebut sudah disuntik agar terlihat lebih besar dan montok. Untuk daging ayam yang mulai busuk, biasanya punya tekstur daging sangat lembek dan mengeluarkan banyak air.
4. Ayam kampung organik, ada sertifikatnya
Melansir dari Eating Well baik ayam kampung maupun ayam organik (free-range chicken), biasanya harus punya sertifikasi yang jelas. Ayam organik, menandakan semua pakan yang diberikan peternak merupakan pakan organik.
Juga tidak ada pupuk atau pestisida sintetis, produk sampingan hewan, atau bahan tambahan lainnya yang diberikan dalam pakan ayam tersebut. Ayam organik bersertifikat juga harus memenuhi kriteria "free-range".
Nah, biasanya ayam organik ini lebih mudah ditemukan di supermarket. Ibumin biasa menandakan ayam organik ini dengan stiker berupa sertifikat warna hijau, khas dari produsennya.
5. Perhatikan darah ayam
Cara memilih ayam potong yang segar yang satu ini, berlaku untuk ayam yang dibeli di pasar tradisional ya, Bu. Memerhatikan darah segar pada ayam yang keluar usai dipotong, adalah wajib hukumnya.
Ketika kita menekan daging ayam menggunakan jari, jika ayam masih mengeluarkan banyak darah, itu menandakan bahwa ayam tersebut ditangani secara kasar saat proses penyembelihan. Selain sadis dan dianggap tidak halal, cara ini dapat meningkatkan risiko terkontaminasi bakteri yang lebih besar.
6. Perhatikan keberadaan lalat
Siapa sih yang nggak jijik dengan hewan yang satu ini? Eits, jangan negatif thinking dulu ya, Bu. Nyatanya, cara memilih ayam potong yang segar, juga bisa kita indikasi lewat keberadaan lalat, lho!
Lalat sangat menentukan seberapa segar produk ayam, ikan maupun daging sapi yang di jual di pasar. Jadi, kalau nggak melihat adanya lalat yang hinggap saat Ibu membeli ayam potong, patut dicurigai ya.
Sebab, bisa jadi ayam tersebut mengandung bahan kimia berbahaya, seperti formalin atau boraks. Jelas, kedua bahan pengawet ini sangat berbahaya buat dikonsumsi manusia ya, Bu.
Satu lagi, tips memilih ayam potong ala Ibumin adalah, setelah memilih ayam yang dirasa tepat, Ibumin biasanya selalu minta butcher untuk memotong ayam tersebut dalam beberapa bagian. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, lho!
Sebab, dikutip dari Smart Chicken hal ini dapat membantu mencegah kontaminasi bakteri di dalam rumah, terutama pada permukaan dan peralatan dapur. Apalagi, daging ayam memiliki ragam bakteri layaknya Salmonella SP, yang punya risiko besar buat kesehatan. Semoga artikel mengenai cara memilih ayam potong yang segar ini dapat membantu Ibu ya!