Ibu Pergi Tanpa Anak Untuk Dinas Kerja, Lakukan Ini Agar Hati Tenang
Ketika seorang Ibu pergi tanpa anak pasti bukan hal yang mudah, apalagi bila harus ditinggal ke luar kota yang memerlukan perjalanan cukup lama. Saat Ibu dinas kerja, pikiran pasti berlabuh pada anak yang ada di rumah.
Hampir setiap Ibu sama dan merasa sedih bila buah hati tercinta jauh dari pandangan mata. Sama halnya seperti Nagita Slavina, yang baru-baru ini harus pergi bersama sang suami Raffi Ahmad ke Spanyol untuk urusan pekerjaan.
Mama Gigi terpaksa meninggalkan Rafathar dan Rayyanza, sehingga membuat Ibu dua anak tersebut tampak tak tega hingga mengeluarkan air mata. Terutama saat diantar oleh keduanya di bandara.
Tak tinggal diam, sang suami pun dengan sigap menenangkan Mama Gigi dan memastikan semuanya akan baik-baik saja. Hingga saat berada di atas pesawat pun, Mama Gigi masih menangis dan ditenangkan oleh pramugari yang sedang bertugas.
Ibumin setuju banget, deh! Memang, saat Ibu pergi pikiran tentang anak-anak akan selalu ada di mana saja. Lalu, gimana sih biar hati tetap tenang ketika Ibu pergi tanpa anak?
Tips agar hati tenang saat Ibu pergi meninggalkan anak-anak di rumah
Setiap Ibu pasti ingin selalu berada di dekat anaknya, ketika Ibu pergi untuk suatu keperluan, rasanya ingin sekali pulang bertemu buah hati.
Tak cuma orang tua saja, anak-anak juga merasakan hal yang sama. Hal ini sering kali disebut dengan separation anxiety atau kecemasan akan adanya perpisahan.
Melansir dari laman Kids Health, kecemasan akan perpisahan ini juga bisa dirasakan oleh orang tua. Tanda ini biasanya seperti saat Ibu pergi, sehingga timbul rasa kehilangan anak, merasa cemas, hingga sedih bahkan menangis.
Padahal sebenarnya Ibu pergi tanpa anak hanya sebentar saja, tak sampai berganti hari, dan tak begitu jauh. Apakah hal ini wajar terjadi? Tentu saja hal ini wajar dan menandakan ikatan Ibu dengan anak sudah terjalin begitu erat serta sangat baik.
Sementara itu, melansir dari laman National Library of Medicine, tingginya tingkat kecemasan akan perpisahan Ibu, memiliki korelasi psikologis yang berbeda tergantung dari usia anak dan kedekatan terhadap orang tuanya.
Di samping itu, kecemasan akan perpisahan juga berkaitan erat dengan gejala depresi yang harus segera dicari solusi. Tujuannya, supaya gejala tidak semakin besar saat anak sudah beranjak dewasa.
Sering kita lihat beberapa orang tua ingin terus berada di dekat anak meski ia sudah dewasa. Namun hal ini justru dianggap anak sebagai tindakan overprotektif yang membatasi gerak anak.
Supaya saat Ibu pergi tanpa anak hati tetap tenang dan anak-anak tidak menangis saat harus ditinggal, Ibu harus mulai menata diri dan lakukan beberapa tips bermanfaat seperti berikut ini:
1. Berikan penjelasan kepada anak
Saat Ibu pergi, hal utama yang harus dilakukan jauh hari sebelum hari keberangkatan adalah sounding ke anak. Katakan bahwa kepergian Ibu punya tujuan tertentu dan akan segera kembali berkumpul bersama ketika urusan sudah selesai Jangan lupa rencanakan juga kegiatan-kegiatan seru apa yang bisa dilakukan setelah Ibu pergi nanti, ya!
2. Usahakan memilih waktu yang tepat saat Ibu pergi tanpa anak
Selain Ibu dinas kerja, bila kepergian Ibu nanti untuk kepentingan yang lain, usahakan untuk memilih waktu yang tepat saat Ibu pergi tanpa anak. Misalnya, hindari Ibu pergi liburan tanpa anak saat anak sedang menjalani momen penting seperti ujian, lomba, atau hari ulang tahun anak.
Berbeda saat Ibu dinas kerja, apalagi bila pekerjaan Ibu dibawah naungan suatu perusahaan atau lembaga yang sudah ditentukan dan Ibu tidak bisa mengubahnya sesuka hati. Maka satu-satunya jalan yang bisa dilakukan tetap saja memberi pengertian pada anak.
3. Titipkan anak dengan orang yang terpercaya
Saat Ibu pergi untuk suatu urusan, jangan lupa untuk menitipkan anak-anak pada orang yang sudah dipercaya dan membuat anak-anak nyaman ya. Anak kecil akan merasa sangat sedih bila ia dititipkan dengan orang yang belum pernah ia kenal ,atau orang yang membuat mereka tidak nyaman.
Alih-alih akan semakin tenang dan merelakan Ibu pergi, justru anak-anak akan semakin tantrum dan meminta Ibu untuk segera kembali. Wah, jadi malah menambah pikiran nih, Bu.
4. Penuhi semua kebutuhan anak
Meski sudah menitipkan anak kepada orang terpercaya, namun saat Ibu pergi nanti, sebaiknya usahakan untuk memenuhi semua kebutuhan anak ya. Pastikan susunya masih tersedia, pampers tidak kehabisan, atau camilan kesukaan mereka sudah terisi penuh pada tempatnya.
Jangan lupa untuk membuat catatan khusus pada pengasuh atau orang yang menemani si kecil nanti, tentang apa saja yang dibutuhkan anak. Misalkan harus meninggalkan si kecil pada kondisi tidak sehat, Ibu bisa juga memberitahukan obat apa saja yang harus diberikan sesuai jadwalnya.
5. Rutin menjalin komunikasi dengan anak
Zaman sudah semakin canggih, meski berjauhkan, Ibu tetap bisa mengontrol dan mengetahui kabar anak melalui video call, telepon, maupun chat. Usahakan ingin selalu mengetahui kabar anak sesering mungkin, agar anak merasa saat Ibu pergi mereka tetap mendapatkan perhatian yang penuh.
Beritahu si kecil juga kapan waktu Ibu akan sangat sibuk dan susah dihubungi. Supaya si kecil tidak kecewa ketika teleponnya tidak diangkat. Buat jadwal khusus kapan bisa ngobrol seru meski melalui telepon genggam.
6. Peran suami sangat penting sebagai pendengar yang baik
Bila momen bepergian ini bersama suami, maka Ibu bisa berbincang hangat dengan Ayah tentang kecemasan perpisahan dengan anak yang sedang Ibu alami. Melansir dari laman Motherly, pasangan harus mampu berperan sebagai pendengar yang baik, saat Ibu merasa sedih meninggalkan anak-anak pergi jauh.
Saat Ibu mendapatkan dukungan emosional dari Ayah, maka Ibu seakan mendapatkan angin segar bahwa keadaan yang sedang dialami adalah hal normal dan semua akan tetap baik-baik saja. Hindari mengabaikan perasaan Ibu yang sedang gundah, karena akan memicu kecemasan yang semakin parah dikemudian hari.
Editor: Aprilia