Ibupedia

Ibu Tangguh: Perempuan Berdaya, Sukses di Karier dan Keluarga

Ibu Tangguh: Perempuan Berdaya, Sukses di Karier dan Keluarga
Ibu Tangguh: Perempuan Berdaya, Sukses di Karier dan Keluarga

Ibu, pernah nggak sih merasa kayak juggling seribu hal dalam sehari? Pagi-pagi harus buru-buru bangun, nyiapin sarapan, antar anak sekolah, lalu lanjut kerja dengan setumpuk deadline. Sore masih harus meeting, tapi di rumah si kecil sudah menunggu untuk bermain. Malamnya, baru mau rebahan sebentar, eh masih ada cucian kotor dan piring yang menumpuk. Rasanya nggak ada habisnya! Kadang Ibu mungkin berpikir, “Kapan ya ada waktu buat diri sendiri?”

Tapi di balik semua itu, Ibu tetap berdiri tegak. Entah sebagai working mom atau stay-at-home mom, semua punya perjuangan masing-masing. Debat soal mana yang lebih baik? Udah basi! Yang penting sekarang adalah bagaimana kita saling mendukung. Karena perempuan punya peran besar, nggak cuma di rumah, tapi juga di masyarakat, dunia kerja, bisnis, bahkan kebijakan negara. Semakin banyak perempuan yang aktif, semakin besar peluang untuk kebijakan yang lebih pro-perempuan.

Di event Obsession Talk 2025 yang diadakan oleh OMGCommunication, banyak perempuan tangguh berbagi cerita inspiratif tentang perjuangan mereka menyeimbangkan keluarga dan karier. Yuk, kita pelajari insight berharga dari mereka!

Belajar dari Para Perempuan Tangguh

Dalam sesi pembukaan, Nurbaiti Hisyam, CEO Obsession Media Group, mengingatkan kita bahwa 49,5% penduduk Indonesia adalah perempuan. Dari 65 juta UMKM di Indonesia, 60%-nya dikelola oleh perempuan. Artinya, perempuan bukan hanya berperan dalam keluarga, tapi juga menjadi pilar ekonomi yang kuat. Namun, di beberapa daerah, indeks pembangunan gender masih di bawah rata-rata nasional. Itulah sebabnya perempuan perlu lebih banyak terlibat dalam berbagai sektor.

Namun, sejauh mana perempuan telah mendapatkan akses dan kesempatan yang sama dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan? Data menunjukkan bahwa tantangan kesetaraan gender masih cukup besar.

Menurut data dari World Economic Forum 2023, Indonesia berada di peringkat ke-87 dari 146 negara dalam Global Gender Gap Index, menunjukkan masih ada hambatan yang perlu diatasi, terutama dalam dunia kerja dan kepemimpinan perempuan.

Bukan cuma soal ekonomi, para perempuan hebat di acara ini juga membuktikan bahwa perempuan punya peran krusial di berbagai bidang lainnya. Yuk, kita simak lebih dalam!

Perempuan Berdaya di Dunia Bisnis: Kunci Sukses dan Inovasi

Kesuksesan perempuan di dunia bisnis tidak hanya tentang menghasilkan keuntungan, tetapi juga bagaimana mereka bisa membawa perubahan.

Dr. Ayu Widyaningrum, pemilik Widya Esthetic Clinic, membangun bisnis kecantikannya di Kalimantan Selatan dari nol. Saat awal merintis, ia menghadapi tantangan besar, mulai dari modal hingga membangun kepercayaan klien. Namun, ia percaya bahwa inovasi adalah kunci sukses. Kini, ia tidak hanya menghadirkan layanan kecantikan, tapi juga berkontribusi pada perekonomian daerah.

Meski sukses, Dr. Ayu tetap memastikan keseimbangan dalam hidupnya. “Anak nggak perlu didampingi 24 jam, yang penting kita hadir dengan hati,” ujarnya.

Sementara itu, Emmy Noviawati, Presiden Direktur Regenesis Indonesia, menegaskan bahwa bisnis harus disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. “Jangan takut memulai kecil. Yang penting, kita tahu arah dan terus belajar,” katanya. Ia juga menyoroti pentingnya perempuan untuk berani beradaptasi dengan perubahan dan memiliki mentor yang tepat.

Jika melihat dampaknya secara lebih luas, kontribusi perempuan dalam bisnis tidak bisa dianggap remeh. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, perempuan menyumbang sekitar 64% dari total UMKM di Indonesia, yang artinya perempuan memiliki peran besar dalam perekonomian negara.

Perempuan Menembus Batas: Karier Sukses di Industri Maskulin

Selain dunia bisnis, ada tantangan besar bagi perempuan di industri yang masih didominasi laki-laki. Salah satu contohnya adalah sektor transportasi.

Mayangsari Dian Irwantari, Direktur Keuangan, SDM & Umum Transjakarta, berbagi pengalaman bagaimana ia harus berjuang di lingkungan kerja yang masih bias gender. Di industri yang didominasi laki-laki, seringkali perempuan dianggap kurang mampu.

“Saat jadi satu-satunya perempuan di ruangan, kita nggak boleh baper. Kita harus lebih tangguh,” katanya. Itulah sebabnya ia terus berupaya menunjukkan kompetensinya agar bisa mendapatkan kepercayaan yang sama seperti rekan-rekan pria.

Namun, perempuan yang berada di posisi kepemimpinan masih relatif sedikit. Menurut laporan International Labour Organization (ILO), hanya 30% posisi kepemimpinan di Indonesia yang dipegang oleh perempuan, menunjukkan masih adanya bias gender yang signifikan dalam dunia kerja.

Selain itu, perempuan yang berada di posisi pengambil kebijakan bisa menciptakan solusi nyata untuk perempuan lainnya. Contohnya, Transjakarta kini memiliki bus khusus perempuan demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan.

Perempuan dan Keuangan: Memegang Peran Strategis dalam Perekonomian

Bukan hanya soal karier, tetapi keuangan juga menjadi aspek penting bagi perempuan. Rista Qatrini Manurung berbagi pandangannya tentang bagaimana perempuan harus lebih paham dalam mengelola keuangan.

Rista Qatrini Manurung, Direktur Hukum & Kepatuhan AIA Financial, menyoroti bahwa masih banyak perempuan yang kurang paham literasi keuangan. Akibatnya, mereka lebih rentan tertipu investasi bodong.

“Saat membeli produk keuangan, pastikan kita benar-benar memahami manfaat dan risikonya,” ujarnya. Keputusan keuangan yang tepat tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri, tapi juga pada keluarga.

Sayangnya, tingkat literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dibandingkan laki-laki. Menurut laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2023, tingkat literasi keuangan perempuan di Indonesia hanya 50,3%, lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai 59,6%. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi finansial bagi perempuan agar lebih mandiri dalam mengelola keuangan mereka.

Perempuan dalam Pendidikan: Membangun Generasi Unggul dan Berdaya

Selain di dunia bisnis dan keuangan, perempuan juga memiliki peran besar dalam membangun masa depan generasi muda. Pendidikan bukan hanya sekadar akses menuju ilmu pengetahuan, tetapi juga jembatan bagi kesetaraan, peluang, dan kemajuan bangsa. Seorang ibu tidak hanya mendidik anak-anaknya di rumah, tetapi juga dapat berkontribusi dalam dunia pendidikan yang lebih luas.

Sofia Alisyahbana, Rektor Universitas Bakrie, menekankan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia masih belum merata. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa semakin banyak anak Indonesia yang mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak. "Kita tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga membentuk individu yang siap menghadapi tantangan global," ujarnya.

Di sisi lain, Rina Pudji Astuti, Wakil Rektor Universitas Telkom, menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan dalam inovasi dan teknologi untuk mempercepat perkembangan pendidikan di Indonesia. Ia menginisiasi program Inovillage, yang telah membantu membangun desa-desa di Indonesia melalui inovasi berbasis ICT. Baginya, "Generasi muda yang unggul lahir dari keluarga yang mendukung, komunitas yang berkembang, dan sistem pendidikan yang terus maju."

Peran perempuan dalam pendidikan tidak berhenti di dalam kelas atau universitas. Dari rumah hingga ranah kebijakan, perempuan memiliki suara untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Dengan mendukung pendidikan, perempuan berkontribusi langsung dalam menciptakan generasi penerus yang lebih cerdas, inovatif, dan siap menghadapi dunia

Perempuan Bisa Membangun Karier dan Lingkungan Kerja yang Lebih Baik

Lingkungan kerja yang inklusif dan suportif bukan hanya meningkatkan kesejahteraan perempuan, tetapi juga memperkuat perusahaan secara keseluruhan. Perempuan membawa perspektif baru, kepemimpinan yang lebih empatik, serta kebijakan yang lebih berpihak pada kesejahteraan karyawan.

Agnes Lukito, GM Product Eiger, adalah salah satu pemimpin perempuan yang percaya bahwa perusahaan yang baik bukan hanya mengejar keuntungan, tetapi juga harus menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para pekerjanya, terutama ibu bekerja.

"Kami punya daycare agar ibu bekerja tetap bisa dekat dengan anaknya, juga ada program pelatihan bulanan agar mereka bisa terus berkembang," ujarnya.

Baginya, keseimbangan antara karier dan keluarga bukan tentang membagi waktu secara sempurna, tetapi tentang kehadiran yang berkualitas. "Saat di kantor, saya fokus sebagai pemimpin. Tapi saat di rumah, saya adalah seorang istri dan ibu. Itu harus dijaga," katanya. Dengan cara ini, ia bisa menjalankan perannya secara maksimal tanpa kehilangan esensi dari keduanya.

Lebih dari itu, kepemimpinan perempuan di dunia kerja membawa perubahan nyata. Dengan lebih banyak perempuan di posisi pengambil keputusan, kebijakan tempat kerja bisa lebih berpihak pada kesejahteraan karyawan, seperti jam kerja fleksibel, cuti melahirkan yang lebih baik, serta fasilitas yang mendukung ibu bekerja. Agnes mencontohkan bahwa dengan pendekatan ini, produktivitas dan loyalitas karyawan justru meningkat.

Ketika perempuan diberdayakan di dunia kerja, bukan hanya individu yang diuntungkan, tetapi juga keluarga dan komunitas secara lebih luas. Mereka menciptakan perubahan yang nyata dan membawa warna baru dalam kepemimpinan. Sebab, dunia kerja yang lebih baik adalah dunia kerja yang mendukung semua orang untuk berkembang, tanpa terkecuali.

Perempuan Sukses di Dunia Wirausaha: Membangun Bisnis yang Berdaya dan Berkelanjutan

Di dunia wirausaha, perempuan telah membuktikan ketangguhan dan kegigihannya. Banyak perempuan yang memulai bisnis dari nol, menghadapi tantangan besar, tetapi tetap mampu bertahan dan berkembang. Wirausaha bukan hanya tentang mencari keuntungan, tetapi juga tentang membangun perubahan, membuka lapangan pekerjaan, dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

Nita Yudi, Ketua Umum IWAPI, menegaskan bahwa perempuan pengusaha memiliki daya juang yang luar biasa. Karakter “kepepet” sering kali membuat perempuan lebih kreatif dan gigih dalam mencari solusi bisnis. Menurutnya, perempuan memiliki keunggulan dalam mengelola keuangan dan membangun hubungan bisnis yang lebih berkelanjutan. "Saat perempuan diberdayakan dalam dunia usaha, mereka tidak hanya mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi secara luas," ujarnya.

Di sisi lain, Nadia Stefani, founder Stefski Skincare, berbagi kisah bagaimana sejak kecil dirinya telah terbiasa berjualan dan memahami pentingnya kemandirian finansial. Memulai bisnis dari nol mengajarkan banyak hal, dari memahami kebutuhan pasar, mengelola keuangan, hingga membangun kepercayaan pelanggan. "Menjadi perempuan wirausaha bukan hanya tentang memiliki bisnis, tetapi juga tentang membangun mimpi, menciptakan peluang, dan menginspirasi perempuan lain untuk berani melangkah," kata Nadia.

Perempuan yang terjun ke dunia wirausaha bukan hanya membangun bisnis mereka sendiri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi keluarga serta komunitas. Mereka membuktikan bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan keberanian, perempuan bisa sukses di dunia usaha dan membawa dampak positif bagi banyak orang.

Menyeimbangkan Karier dan Keluarga: Tidak Harus 50:50

Sebagai ibu bekerja, sering kali kita mencari keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, tetapi kenyataannya, keseimbangan itu tidak selalu harus 50:50. Ada hari di mana pekerjaan lebih menuntut perhatian, ada juga hari di mana keluarga membutuhkan kita sepenuhnya. Kuncinya adalah fleksibilitas dan kesadaran untuk mengatur prioritas sesuai kebutuhan.

Bagaimana cara menjalankan dua peran ini tanpa merasa kewalahan? Berikut beberapa cara yang bisa membantu:

  1. Tentukan Prioritas Harian. Setiap hari berbeda, jadi tentukan hal yang paling penting di hari itu dan fokuslah pada hal tersebut.
  2. Gunakan Support System. Jangan ragu untuk meminta bantuan pasangan, keluarga, atau asisten rumah tangga agar tidak terlalu terbebani.
  3. Batasi Multitasking Berlebihan. Fokus pada satu tugas dalam satu waktu bisa membuat pekerjaan lebih efisien dan mengurangi stres.
  4. Luangkan Waktu Berkualitas dengan Keluarga. Bukan soal kuantitas, tetapi bagaimana kita benar-benar hadir saat bersama anak dan pasangan.
  5. Beri Ruang untuk Diri Sendiri. Jangan lupa self-care, karena ibu yang bahagia akan lebih mampu menjalankan peran dengan baik di rumah maupun di tempat kerja.

Tidak ada formula sempurna dalam menyeimbangkan hidup dan pekerjaan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjalankan kedua peran dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan

Saatnya Perempuan Melangkah Lebih Jauh!

Kisah-kisah inspiratif ini membuktikan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia—di rumah, di tempat kerja, di bisnis, hingga di lingkungan sosial. Perempuan bukan hanya sekadar mengikuti arus, tetapi juga menjadi agen perubahan yang membawa dampak nyata dalam masyarakat.

Kini, saatnya untuk bertanya pada diri sendiri: Apa langkah kecil yang bisa Ibu ambil hari ini untuk lebih berdaya? Apakah itu dengan membangun karier, memulai usaha, meningkatkan literasi keuangan, atau mendukung sesama perempuan dalam perjalanan mereka?

Jangan biarkan batasan sosial atau keraguan diri menghalangi potensi Ibu. Mulailah dari sekarang, karena setiap langkah yang diambil adalah bagian dari perubahan besar!

Bagikan artikel ini kepada perempuan hebat di sekitar Ibu, dan mari bersama-sama membangun komunitas yang saling mendukung. Karena ketika satu perempuan maju, kita semua ikut maju!

Follow Ibupedia Instagram